Rey cukup terkejut karena pedang lasernya tak bisa bertahan lama. Tapi demi melindungi warga Great Ruler dan istrinya yang sedang mengandung dan berlindung di tempat pengungsian, membuat Rey nekat meskipun ia tahu akan sangat sulit mengalahkan serigala mutan itu.
Rey pun memulai serangannya setelah serigala itu mengamuk karena ditembaki oleh peluru laser dari para pasukan R. Rey mengayunkan pedang lasernya dan berteriak lantang, "Aaarghhh!" SWINGG.. KRASS.. "GARRRRRRR!" Rintih serigala itu setelah mencoba menangkis ayunan pedang Rey dengan tangannya namun malah terpotong karena pedang laser merah Rey.
Serigala itu meraung kesakitan, tangan kanannya berdarah hebat yang berwarna merah kebiruan. Rey menggenggam gagang pedangnya kuat dengan kedua tangannya. Terlihat senyum di wajah para pasukan R karena kapten mereka berhasil melukai serigala itu.
"ATTACK!" Perintah Rey pada seluruh pasukannya agar menyerang serigala itu dengan pedang laser.
Namun hanya 2 tentara yang bisa menggunakannya karena tenaga setrum pada pedang laser mereka telah habis. Batere pedang laser Ray tinggal 20% ia harus segera bergegas menyelesaikan pertarungannya. 2 tentara lainnya kini menyerang serigala itu dari kedua sisi, serigala itu cukup pintar dan sangat lincah. Ia berhasil menghindari semua serangan dari 2 pasukan Rey setelah mengetahui pedang bersinar merah itu bisa memotong tubuhnya.
Serigala itu terdesak, instingnya pun membawanya untuk berlari menghindar sejauh mungkin dari serangan pedang laser. Rey dan pasukannya tertegun, serigala itu kabur dan malah berlari menuju ke tempat pengungsian. Rey panik seketika.
"Kejar serigala itu! Jangan sampai ketempat evakuasi warga!" pekik Rey mengomandoi seluruh pasukannya.
"Yes, Capt!"
Segera Rey beserta seluruh pasukannya mengejar serigala yang berlari kencang dengan ketiga kakinya itu menuju ke tempat pengungsian.
"Pusat! Kirimkan bantuan! Perintahkan semua warga agar segera pergi dari Gua Lomidev!" teriak Rey lewat alat komunikasinya yang dipasang ditelinganya.
"Rey, gawat! Kita kehabisan robot. Hanya tersisa robot level D dan itupun menjaga pintu pusat komando. Kami tak bisa mengerahkannya. Terlalu berbahaya jika mengirimkan robot E." ucap petugas dipusat kendali SIMULATOR.
Rey makin cemas. Dia dan pasukannya hanya tinggal tersisa 6 orang dengan amunisi hampir habis semua. Tapi Rey sudah bertekat untuk menghentikan mahluk mutan itu. Presiden Roman pun ikut geram atas sikap saudaranya, Presiden Morlan. Ia pun mendatangi gerbang Kermodal dengan seluruh pasukannya. Morlan terkejut melihat kedatangan Roman. Semua petugas disana panik.
Roman langsung mencengkram kuat kerah leher baju Morlan.
"Lihat perbuatanmu! Kau membuat kepanikan di Great Ruler sendiri, di negaramu! Musuh sebenarnya bukan pasukan Rusia ataupun Siberia tapi kau Morlan, kau." ucap presiden Roman dengan penuh kebencian.
Morlan diam saja. Roman pun segera menarik semua robot D yang berjaga disana untuk ikut membantu pasukan R yang dikomandoi Rey. Para ilmuwan dan penjaga di gerbang Kermodal pun ditarik dan tempat itu dikosongkan. Mereka akan dibawa ke pengadilan tertinggi karena melakukan penelitian tanpa sepengetahuan petinggi kerajaan.
Rey berlari bersama para pasukannya mengejar serigala itu dan benar, para warga masih diungsikan karena kabar yang mendadak. Para penjaga dengan Robot E pun langsung dengan sigap menembak serigala yang berlari kearah mereka.
"RAARRRRR! AGHH.." KRAKK! "Uhuk.. huekk.." BRUKK! Serigala itu meraung dan langsung melompat ke tubuh para USER robot E. Kukunya bisa menembus baju robot hingga mengenai tubuh para USERnya. Para pasukan robot E kaget seketika. Mereka tak dilengkapi pedang laser jadi tak bisa melawan. Namun mereka tetap gigih menembaki serigala itu hingga semua amunisi mereka habis tak tersisa.
Serigala itu makin marah. Para warga panik dan mulai berlari tak sesuai arahan. DUAKK, BRUKK.. "Agh.. ahh.. aw.." Sandra terjatuh dengan posisi tengkurap. Eliz terkejut. Sandra bahkan terkena injakan para warga karena tak melihatnya di gua yang gelap itu. Sandra meringkuk memegangi kepalanya dan menahan kesakitannya karena terinjak-injak.
"Sandra! Sandra! Agh.." Eliz pun terpisah darinya dan tak bisa menolongnya.
Eliz panik seketika. Ia ikut terdorong para warga yang bergerombol berlari menuju ke lorong menuju keluar gua. Sandra tengkurap di tanah sendirian, tak ada yang bersamanya. Tiba-tiba pintu keluar ditutup, Sandra terkurung sendirian di dalam gua. Ia panik dan merintih kesakitan.
Ia merasa darah mengucur dari bagian bawah tubuhnya. Sandra tertegun, ia tahu apa yang terjadi. Sandra menangis sedih, ia keguguran. Ia meringkuk di tanah memegangi perutnya yang sakit. Ia tak bisa berdiri ataupun merangkak menuju ke pintu gerbang. Sandra hanya bisa meratapi nasibnya yang menyedihkan di dalam gua yang gelap.
Diluar goa..
DOR! DOR! SIUNGG.. "RAARRRGGG.. GAARRR"
Suara tembakan pun bersahut-sahutan dari segala sisi baik dari pasukan R maupun dari USER robot E yang menembaki serigala mutan itu agar tak menyerang para warga yang masih mencoba menyelamatkan diri. Presiden Roman mengerahkan ratusan mobil listrik pengangkut barang tambang yang sangat besar sebagai akomodasi penyelamat warganya. Sebuah truk tambang elektrik bisa mengangkut 500 orang sekaligus. Para USER robot E pun mengamankan para warga.
"Sir, please.. temanku.. temanku Sandra masih berada di goa, ia tertinggal, ia sedang hamil.. tolong, please.." ucap Eliz panik memegangi lengan robot E.
USER robot E menatapnya seksama.
"Baik nona, jangan khawatir. Kau masuklah ke mobil evakuasi. Kami akan menyelamatkan temanmu, Sandra." ucap USER itu memegang pundaknya.
"Oh.. thank you, Sir. Thank you." ucap Eliz lega.
Ia pun segera masuk ke dalam truk tambang itu. Petugas robot E pun memanggil teamnya untuk menyisir goa mencari keberadaan Sandra. Semua warga berhasil diselamatkan. Mereka berkumpul di Hall Zekena dengan wakil Presiden Lala, isteri Presiden Roman. Ia dikenal baik hati dan tegas dalam memberikan perintah. Para warga yang luka pun langsung diobati. Eliz masih cemas dengan keadaan Sandra. Ia pun kembali menginformasikan hal ini pada Wakil Presiden Lala.
"Wakil presiden, maaf.. maaf jika saya lancang." ucap Eliz mendekatinya dengan panik.
Para USER robot E langsung menghalangi jalan Eliz tapi Lala meminta pengawalnya untuk menyingkir. Lala mendekati Eliz.
"Yes. May i help you?" ucapnya sopan dengan senyum ramah.
"My friends, Sandra. Dia tertinggal di goa. Dia sedang hamil. Saya sangat menghawatirkan keadaannya. Ia isteri kapten Rey." ucapnya cemas.
"What?!" pekik Lala panik.
Ia segera meminta sekretarisnya untuk menghubungi para pasukan evakuasi untuk mencari keberadaan Sandra. Berita baik pun datang, Sandra ditemukan dan tak sadarkan diri. Ia kehilangan banyak darah dan langsung dibawa ke rumah sakit. Eliz pun minta diantarkan untuk melihat kondisi sahabatnya itu. Lala pun memerintahkan pengawalnya untuk mengantarkan Eliz.