Karena Friska sedang berpura-pura terlihat berbaikan dengan Dika, maka ia pun datang dengan tiba-tiba di rumah pria itu. Dika dan Rani begitu terkejut karena kedatangannya kemari.
"Friska ...," panggil Rani.
"Ibu ...."
Dika tampak mengulas senyuman manis. Akhirnya, wanita itu mau juga datang kemari. Mereka sudah berbaikan.
"Lihat kan, Bu. Aku sama Friska gak ada berantem sama sekali. Kita akur kok. Ya kan sayang?"
'Oh, jadi ini alasannya Dika buat minta maaf sama aku kemarin, hanya demi membuat ibunya gak curiga dengan apa yang terjadi. Pintar ya dia.'
"Iya, Sayang," jawab Friska.
"Ibu tuh takut sendiri kalau kalian berdua lagi berantem. Ibu gak mau kalau kalian harus kayak gitu, jadi akur-akur ya."
Friska dan Dika tampak mengangguk-angguk. Wanita itu terlihat beberapa kali menoleh ke arah Dika. Rani mengajaknya untuk duduk bersama.
"Ibu tenang aja ya, aku dan Dika gak akan pernah bertengkar kok. Ya kan, Sayang?"
"Iya, Sayang. Bener apa yang dikatakan sama Friska, Bu."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com