webnovel

Sexy man in the hot spring

Warning!! berisikan Adult romance banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
Sin suficientes valoraciones
23 Chs

part 12

"Permisi! Di mana taehyung?"

Kini hoseok sudah berada di dalam restoran milik jimin untuk mencari seseorang bernama taehyung. Hoseok pun mulai menanyakan keberadaan taehyung pada salah satu pelayan di sana.

"Eh tuan mencari taehyung-san? Sebentar saya akan memanggilnya." Ucap pelayan bernama Nana. Nana pun berlari ke arah dapur untuk menemui juru masak barunya.

"Taehyung-san ada orang yang mencari mu!" Taehyung yang sedang memotong sayuran pun menoleh pada Nana.

"Siapa Nana chan?"

"Tidak tahu." Ucap Nana sambil menggelengkan kepalanya. Taehyung pun segera meletakkan pisau yang ia pegang dan mencuci tangannya segera dia keluar untuk menemui orang yang mencarinya.

"Di mana orang itu Nana?"

"Itu tuan yang memakai sweater merah."

"Ne terima kasih." Taehyung pun mendekati orang yang di maksud Nana.

"Permisi apa kau mencari ku?" Hoseok pun menolehkan kepalanya ke belakang dan oh .. Jantungnya bertingkah disaat yang tidak tepat.

"Ekhem... Kau taehyung.?" Hoseok berdehem untuk menetralkan jantungnya yang akan melompat  keluar karena sosok di depannya itu.

"Ne tuan aku taehyung. Ada apa mencari ku?"

"Aku jung hoseok yang menginap di penginapan milik jimin. Kita harus ke rumah sakit sekarang?"

"Ke rumah sakit? Untuk apa? Siapa yang sakit?"

"Aku tidak tahu tadi aku mendapat telepon dari jungkook temanku dia di rumah sakit sekarang dan dia menyuruhku untuk membawamu juga."

"Eh begitu? Baiklah sebentar aku akan melepas apron ku dulu." Taehyung pun kembali dan meletakkan apron nya di meja yang berada di dapur setelahnya mendekati hirota yang kebetulan ada di sana.

"Hirota-kun aku pergi dulu tolong awasi tempat ini kalau ada apa aku akan menghubungi kalian."

"Ne taehyung-san" Taehyung pun kembali keluar menemui hoseok yang menunggu nya.

"Hoseok hyung, ayo kita pergi!"

"Ne kajja!" Mereka berdua pun segera masuk ke dalam taxi yang sudah di pesan oleh hoseok saat menunggu taehyung.

"Kita akan kemana tuan?" Tanya supir taxi itu.

"Tolong antar kan kami ke rumah sakit xxxxx."

"Baik tuan." Taxi itu pun melaju menuju ke rumah sakit yang di tuju.

***

Jungkook saat ini masih menunggu kabar dari dokter karena sudah satu jam ia menunggu dokter sama sekali belum keluar juga.

"Kenapa lama sekali? Dokter juga belum keluar? Jimin, tolong bertahanlah, kumohon.." Racau jungkook yang saat ini mondar mandir di depan ruang  UGD itu.

"Jungkook!" Jungkook yang merasa di panggil pun menoleh ke arah asal suara itu.

"Hyung!" Hoseok dan taehyung pun berlari kecil mendekat ke arah jungkook yang berdiri di depan ruangan UGD.

"Jungkook ada apa? Siapa yang sakit? Dan kenapa pakaianmu berlumuran darah?" Tanya hoseok dengan tak sabaran pada jungkook.

"Jimin, hyung!"

"Jimin? Ada apa dengan jimin? Jangan bilang kalau jimin yang berada di ruangan itu?" Ucap taehyung dengan menunjuk ke arah ruangan UGD.

"Ne, jimin ada di dalam. Dia menjadi korban penusukan di dalam toko swalayan tadi."

"A-apa? Kenapa jimin? Ya.. Tuhan." Ucap taehyung sambil mengusap wajahnya kasar. Hoseok yang melihat taehyung mulai tak tenang , mendekati taehyung dan mengusap punggung taehyung yang mulai bergetar.

"Aku harus memberitahu paman dan bibi!" Ucap taehyung sambil mengambil ponselnya yang berada di kantong celananya.

𝙏𝙪𝙩... 𝙏𝙪𝙩... 𝙏𝙪𝙩...

"Yoboseo"

"𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨? 𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘯𝘢𝘬?"

"Paman, jimin sekarang berada di rumah sakit."

"𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯? 𝘋𝘪 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵? 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪?"

"Jimin menjadi korban penusukan di toko swalayan tadi pagi paman. Hiks.." Taehyung mulai menangis mengingat sepupunya di dalam ruang UGD.

"𝘛𝘢𝘦, 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘩.. 𝘗𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘣𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘫𝘦𝘱𝘢𝘯𝘨."

"Ne paman"

Taehyung mulai menangis dia sudah tak tahan menahan rasa sakit karena tidak bisa menjaga jimin. Hoseok menyentuh bahu taehyung yang bergetar dan menghadapkan tubuh taehyung ke arahnya.

"Tenang lah, aku tau perasaanmu demi jimin kuatkan dirimu. Berdo'a lah semoga jimin baik-baik saja."

"N-ne hyung t-terima kasih.." Taehyung tanpa sadar memeluk hoseok dan kembali menangis di bahunya. Dan hoseok yang terkejut tubuhnya membeku namun tak beberapa lama membalas pelukan taehyung dan mengusap punggung dan kepala taehyung yang ada di bahunya menyalurkan ketenangan pada taehyung yang masih terisak.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Setelah 2 jam berlalu akhirnya pintu ruang UGD itu terbuka dan keluarlah seorang dokter yang menggunakan masker di wajahnya. Dokter pun membuka masker itu dan menghela nafasnya.

"Dokter bagaimana keadaan jimin?" Jungkook yang melihat dokter keluar dari ruangan itu segera mendekatinya dan menanyakan keadaan jimin. Sama halnya dengan hoseok dan taehyung yang melihat pintu ruangan UGD terbuka ke duanya berjalan mendekat.

"Syukurlah pasien bisa melewati masa kritisnya. Pasien kehilangan banyak darah dan untung saja stok darah yang sama dengan golongan darah pasien masih tersedia dan yang paling penting luka tusukan itu tidak mengenai jantungnya. Setelah melakukan operasi kecil tadi, kondisi pasien mulai membaik dan sekarang pasien akan di pindahkan ke ruangan rawat inap. Kalau begitu saya permisi." Ucap dokter.

"Terima kasih dokter." Dokter pun pergi dari sana dan tak berapa lama brankar yang membawa jimin menuju ruangan rawat inap keluar dari ruangan itu Jungkook, taehyung dan hoseok pun mengikutinya. Tak berapa lama mereka pun sudah berada di dalam ruangan VIP.

"Kami permisi tuan." Ucap salah satu perawat yang mengantar brankar jimin ke ruangan itu.

"Ne terima kasih." Perawat pun pergi. Taehyung pun berjalan mendekati ranjang jimin. Dia kembali menangis dan menggenggam tangan mungil jimin yang terbebas dari selang infus.

"Minie-ya maaf... Maaf aku tak bisa menjagamu hiks.. Maaf.. Aku sudah.. Hiks.. Lengah dan... Tak becus untuk .. Hiks... Menjagamu.. Hiks.. Maaf minie.. Maaf.." Taehyung berulang kali merapal kan kata maaf pada jimin. Taehyung menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa menjaga sepupu manisnya.

"Tenanglah taehyung, ini bukan salahmu dan jangan menyalahkan dirimu sendiri ne.." Ucap jungkook menenangkan taehyung yang terisak.

"Tae istirahatlah kau pasti lelah, dari tadi kau sudah menangis. Kemari lah aku akan menemanimu." Ucap hoseok pada taehyung yang menangis.

"Tidak hyung aku di sini saja menjaga jimin." Ucap taehyung yang sudah lebih tenang

"Hey kalau kau tidak menjaga dirimu sendiri, bagaimana kau bisa menjaga jimin hum? Kemari lah.."

"Tidak hyung...

Hoseok pun menarik taehyung ke sofa yang ada di ruangan inap itu.

"Sudah jangan banyak bicara sekarang istirahatkan tubuhmu."

"Hyung...

" Sssttt.. Diam sekarang atau ku antar kau kembali ke korea. Bagaimana?" Ancam hoseok pada taehyung yang masih saja membantah. Jungkook yang melihat interaksi dua orang itu tersenyum geli.

"Ishh" Taehyung pun berdecak kesal karena tentu saja dia tak mau di pulangkan ke korea karena dia masih ingin di sini menemani sepupu manisnya.

Jungkook kini sudah berada di samping jimin duduk di kursi yang tersedia di samping ranjang pasien. Jungkook menggenggam tangan mungil jimin dan mengusap punggung tangannya. Jungkook menatap sendu wajah pucat jimin yang terlelap.

"Jimin, aku berjanji akan menjagamu dan akan selalu di sampingmu."

𝙏𝘽𝘾