webnovel

Sexy man in the hot spring

Warning!! berisikan Adult romance banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
Not enough ratings
23 Chs

part 13

Seorang pria berjalan memasuki sebuah ruangan yang minim penerangan. Mengetuk pintu berwarna putih kemudian pria itu pun membuka pintu dan masuk kedalam ruangan bernuansa putih itu setelah seseorang yang ada di dalam mengijinkannya masuk.

Pria itu pun mendekat kearah pria yang saat ini duduk di sofa single yang sedang menikmati teh hangat yang berada di tangannya.

"Bagaimana?" Ucap pria yang sedang duduk depannya.

"Beres tuan, mungkin sekarang sudah mati kehabisan darah." Ucap pria yang baru datang itu.

"Bagus. Semoga aku mendapat berita baiknya besok."

"Tenang saja tuan seokjin besok pasti kau akan mendapat berita baiknya."

"Bagus tetsuya, aku pastikan hari ini uang mu sudah ada di dalam rekening mu."

"Kalau begitu saya permisi."

"Hum." Seokjin pun tersenyum lebar mendengar kabar dari orang suruhannya. Ya.. Selama ini seokjin lah yang mengirim orang-orang suruhannya untuk mencelakai jimin.

"Aku akan menunggu kabar terbaru besok. Hahaha.."  Ucap seokjin pada dirinya sendiri dan di akhiri dengan tawa evil nya.

***

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

"Jimin!!"

Baekhyun membuka pintu ruangan rawat putranya dengan air mata yang sedari tadi sudah membasahi wajahnya. Baekhyun berlari mendekati ranjang jimin di ikuti sang suami Park Chanyeol di belakangnya.

"Jimin hiks.. Bagaimana bisa seperti ini.. Hiks.. Kenapa ini terjadi padamu sayang.. Hiks.." Ucap baekhyun yang menangis dan sudah berada di samping tubuh jimin menggenggam tangan putranya dengan erat.

"Sayang, tenangkan dirimu, biarkan jimin istirahat." Ucap Chanyeol menenangkan sang istri.

"Tae, bagaimana ini bisa terjadi?" Ucap baekhyun yang kini meminta penjelasan pada keponakannya.

"Maaf nyonya Park, perkenalkan saya jeon jungkook. Saat itu jimin bersama saya dan saya yang mengetahui kejadian itu." Jungkook pun menceritakan kejadian yang menimpa jimin kemarin dan baekhyun semakin histeris mendengar rincian kejadian yang membuat putranya menjadi korban.

"Sepertinya jimin memang menjadi targetnya." Ucapan Chanyeol membuat mereka yang ada di dalam ruangan itu menoleh kepadanya.

"Apa maksud paman?" Tanya taehyung pada pamannya dengan mengerutkan alisnya.

"Kemarin Baekhyun mendapati sebuah paket di depan rumah dan ada kertas yang tertempel di tutup kotak paket itu tertulis bahwa paket itu untuk jimin. Dan saat paket itu ku buka isinya sebuah boneka yang di kepalanya tertempel foto jimin dan sebuah pisau yang menancap di bagian dada boneka itu. Dan di dalam kotak terdapat surat ancaman yang isinya 'hidupmu tak akan pernah tenang. Aku akan segera menghabisi mu Park Jimin'.

"Oh ya.. Paman aku juga baru ingat. Beberapa hari yang lalu saat aku baru datang di jepang dan menuju alamat penginapan jimin yang paman berikan waktu itu. Saat sampai di sana aku melihat jimin ada di depan penginapannya saat aku akan memanggil jimin sebuah mobil berwarna hitam tiba-tiba melaju kencang ke arah jimin dan untung saja aku cepat-cepat berlari menarik jimin dan jimin hanya terserempet mobil itu. Kalau saja aku tidak datang waktu itu entah apa yang terjadi pada jimin."

"Astaga, orang ini memang berniat membunuh jimin." Ucap jungkook

"Chanie-ah bagaimana ini aku takut terjadi sesuatu yang lebih parah dari ini. Aku tidak ingin jimin kenapa napa chanie-ah." Ucap baekhyun khawatir dengan keadaan putranya yang dalam bahaya.

"Kita akan menjaganya bila perlu kita akan mengirim para bodyguard kita ke sini untuk menjaga jimin."

"Lebih baik seperti itu Chanie."

"Baiklah aku akan menghubungi bambam sebentar." Ucap chanyeol yang beranjak keluar dari ruangan itu.

"Eunghh.." Terdengar suara lenguhan dari bibir pucat jimin. Jimin mulai sadar dari tidurnya. Mereka yang ada di dalam ruang inap itu pun menoleh ke arah ranjang jimin setelah mendengar suara jimin dan mereka segera berhambur mendekati ranjang jimin.

"Jimin, putra ibu sudah sadar?" Ucap baekhyun pada jimin yang baru sadar.

"I-ib-bu.. S-sak..kit" Lirih jimin yang terdengar seperti berbisik.

"Jangan terlalu banyak bergerak sayang. Ibu akan menjagamu di sini ne.." Baekhyun menatap sendu putranya. Dia tak habis pikir pada orang yang tega melukai putranya ini tanpa sadar air mata baekhyun menetes.

"I-ibu j-jang-an m-menangis."

"Tidak sayang, ibu tidak menangis. Ibu hanya senang melihatmu baik-baik saja." Ucap baekhyun sambil menghapus air matanya.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

"Jimin, kau sudah sadar nak?" Ucap Chanyeol yang masuk kembali ke ruangan itu dan mendekati ranjang jimin. Jimin pun tersenyum melihat ayahnya.

"Sayang kau membuatku khawatir." Chanyeol mengusap kepala jimi dengan lembut.

"J-jimin t-tidak ap-apa a-apa ayah.."

"Ne.. Ne ayah percaya putra ayah memang kuat." Mereka pun tersenyum melihat interaksi keluarga Park itu.

"Jungkook apa tak sebaiknya kau membersihkan dirimu dulu dan mengganti pakaianmu itu. Dan istirahat kau sudah menjaga jimin dari kemarin bukan?"

"Ne tuan, kalau begitu saya akan kembali ke penginapan dan nanti saya akan kembali ke sini."

"Ne hati-hati." Jungkook pun pamit bersama hoseok dan taehyung tetap tinggal di ruangan jimin.

"Tae, kau tidak memberi tahu pada nenek yonhwa kan?" Tanya Chanyeol pada taehyung.

"Tidak paman."

"Syukurlah, jangan sampai nenek tahu tentang ini."

"Ne paman."

***

Kini jungkook dan hoseok sudah berada di penginapan dan mereka pun membersihkan diri dan berganti pakaian.

Kini keduanya sedang makan siang setelah memesan makanan delivery karena hari ini restoran jimin sedang tutup karena jimin berada di rumah sakit.

"Hyung, kenapa jimin menjadi target pembunuhan? Tidak mungkin kan pemuda baik dan lembut sepertinya punya musuh. Aku benar-benar tak habis fikir."

"Jungkook-ah kita tidak tahu bagaimana kehidupan setiap orang. Bisa jadi orang itu dendam pada jimin. Apa jimin pernah menolak seseorang?"

"Aku yakin bukan karena itu hyung. Mungkin ada masalah lain."

'Sebenarnya apa masalah yang orang itu sampai membuat jimin hampir kehilangan nyawanya?' batin jungkook.

***

𝙋𝙧𝙖𝙖𝙖𝙖𝙣𝙜..

"Sialan! Kenapa dia tak juga mati. Aarrggh..  Percuma aku memberi perintah orang-orang yang tak berguna." Seokjin membanting sebuah vas dengan perasaan kesal karena mendapat kabar dari salah satu orang suruhannya untuk memantau keadaan jimin. Dia sangat kesal karena tetsuya orang suruhan seokjin tak berhasil membunuh jimin.

"Brengsek! Keparat! Kalau begini caranya aku akan turun tangan sendiri. Yah.. Aku akan melakukannya sendiri. Tunggu saja kau Park jimin keponakan ku yang manis aku akan segera membunuhmu dengan tangan ku sendiri." Ucap seokjin dengan seringai mengerikan yang tercetak di bibirnya.

𝙏𝘽𝘾