webnovel

Sepenggal kisah

Pernikahan itu adalah sebuah komitmen dalam menjalin sebuah hubungan tapi bagaimana kalau hubungan itu di rusak oleh pihak ketiga? Bagaimana pula pernikahan itu tidak ada buah cinta? Semua tentang kita yang berasumsi sebagaimana baiknya. Sergio Nalon Prayoga adalah sosok laki-laki yang begitu mengagumi wanitanya. Namun dia harus terjalin hubungan atas dasar tanggung jawab Bagaimana jadinya dia bisa mengimbangi perasaan antara Angelica Prasilla dan Asti Wulandar? Semua itu akan terjawab di novel ini cus pantengi terus ya.....

Ms_Dernita · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
28 Chs

The Wedding 2

Silla juga ditanyai oleh Pastor demikian Silla menjawabnya dengan gugup dan dengan tetesan air mata yang berjatuhan di pipi indahnya itu.

Seakan ia mengubur dalam-dalam cita-cita dan angan-angannya itu.

Mereka berdua telah diberkati dalam janji suci didepan Tuhan dan umatnya.Dan terakhir Nalon melumatkan bibir indah milik Silla yang membuat mata tertuju pada mereka berdua.Ini yang pertama kali untuk Silla,membuat Silla gugup saat Nalon mengakhirinya.

Silla mual dengan cepat Nalon mengipasinya agar dapat mengalihkannya.

Ditempat yang berbeda Mereka mengadakan pesta resepsi

Nuansanya sangat romantis dan elegan Silla Mereka seakan memang paling bahagia hingga pestanya berlangsung dengan penuh hikmat hingga pests itu berakhir.

Nalon dan Silla menginap ditempat dihotel yang sama Hotel yang sudah disediakan oleh wedding organizer karena orangtua Nalon tidak mau ribet.

Dikamar hotel Silla kikuk dan gugup menyikapi itu semua.Silla memutuskan hanya duduk di tepi rangjang yang telah dihias sedemikian indahnya kamar suite room itu begitu mewah tapi tidak bagi Silla karena ini seperti mimpi singkat baginya.

"Kamu dulu yang mandi atau aku"

"Aku.Kamu dulu saja yang mandi"Ucap Silla gugup

Nalon melangkah ke kamar mandi dia pun mandi dan Silla

dengan Slayer yang begitu memberatkan tubuhnya dia menanggalkan semua dan memakai kimono mandi yang disediakan didalam kamar tersebut.

Nalon telah selesai dan dia pun keluar dan membuka mini koper yang disediakan ibunya Nalon memakai piama tidur dia tersenyum melihat gaun tidur milik Silla.

Dia mengingat saat dulu bersama Asti mamanya juga melakukan hal sama pada Silla.

Silla keluar dari kamar mandi dia masih mengenakan kimono yang sedikit basah .Dan ia membuka koper dia bingung melihat Lingerie yang tersedia didalam mini koper.

Silla berpikir mana mungkin dia memakai Lingerie yang begitu seksi paling tidak dia bisa memakai Lingerie itu jika ia sendiri tapi di kamar itu ada Laki-laki yang baru satu hari menjadi Suaminya.

Melihat keraguan Silla Nalon pura-pura tidak tahu terpaksa Silla pun kembali kekamar mandi dan mengenakan Lingerie merah marun itu terpangpang bebas memperlihatkan lekuk tubuhnya hingga membuat Nalon sulit untuk menelan salivanya.Sebenar Silla juga tidak Percaya diri untuk mengenakkannya tapi dia tidak punya pilihan terpaksa ia mengenakannya.

Silla duduk ditepi ranjang dan melihat Nalon sudah merebahkan tubuhnya dari tadi.

"Tidur lah kamu pasti lelah seharian berdiri hari ini luruskan kakimu itu"Ucap Nalon melihat layar Tabnya.

Silla pun mencoba merebahkan tubuhnya disamping Nalon.

Nalon melirik ke arah Silla tampak sekali Silla benar-benar gugup dia menutupi seluruh tubuhnya hanya kepala saja

"Apa kah kamu kedinginan"

"Tidak. Aku tidak kedinginan aku hanya_"

"Aku tidak akan melakukannya hari ini tidur lah sudah malam"ucap Nalon pelan dan membenarkan posisi tidurnya.

Sere pun tertidur melihat itu Nalon terkekeh sendiri karena kegugupan istrinya itu.

***

Suasana rumah begitu hening Silla terlihat membereskan baju-bajunya.Liam yang baru pulang dari kerja dia langsung memeluk Silla dari belakang dan merangkulnya dengan erat.

Membuat Silla gugup dan gusar dan berusaha menghindar dari Nalon

"lepasin aku,kau membuatku takut Mas...?!"

"Aku ini suami kamu dan sudah sewajarnya kau memberikan tanpa aku pinta"

" tapi aku terlalu dini untuk itu lagi pula aku takut kandungan Ku ingin oleh ulah dan tingkahmu itu jangan membuat aku takut aku belum siap untuk menjadi istrimu sesungguhnya ucap sila menangis ketakutan Aku tidak akan memaksamu Jika kamu belum siap Aku akan menunggumu ucap nalon mencium kening sila

***

Pagi itu silla mual-mual karena dia mengalami morning sick dengan Sigap Nalon memijat pundaknya agar silla merasa baikan namun Silla mengelaknya dan menjauh dari Nalon karena dia merasa mual jika Nalon mendekatinya mungkin bawaan cabang bayi yang dikandungnya.

" kamu kenapa sih, aku hanya aku ingin membantumu saja dan aku tidak ingin membuat kamu merasa tidak nyaman "ucap Nalon meninggikan suaranya

"Tidak. Aku tidak apa-apa tolong Jangan dekati aku karena aku merasa tidak menyukainya" ucap Silla seakan membenci Nalon membuat Nalon bingung atas sikap wanita yang baru menjadi istrinya itu.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu kalau aku tahu begini jadinya menikah dengan wanita yang tidak mengerti baikku sebagai suami aku tidak ingin menikahimu dan membiarkanmu saja melahirkan anak itu Tanpa Ayah" Nalon seakan marah Silla menangis sesegukan karena mendengar ucapan Nalon yang begitu menyinggung perasaannya dia terduduk di tepi ranjang milik mereka.

" Aku merasa seperti bukan aku yang menjadi ayah biologis anak yang dikandungmu itu aku ingin berbuat baik padamu tapi kau selalu menolaknya "ucap Nalon mendengus dan berlalu dari kamar mereka dan meninggalkan Silla yang tertunduk menangis.

Habis membersihkan diri Silla keluar kamar dia membantu bibi di dapur bagaimanapun juga Silla adalah menantu di rumah tersebut Silla dibantu oleh bibi rumah itu yang sudah lama mengabdi di keluarga besar Prayoga setelah menyiapkan sarapan Silla kembali masuk kedalam kamar dia membenah diri karena dia ingin pergi ke kampus Dia masih tetap kuliah dia ingin tetap lulus menjadi seorang sarjana.

Silla telah siap dia menuruni anak tangga dengan hati-hati bagaimanapun dia membawa nyawa yang bersarang di tubuhnya rampingnya itu.

Terlihat dia menatapi keluarga barunya itu yang sedang memakan masakan yang ia buat tadi terlihat Silla menyalami Ayah beserta ibu mertuanya dan terakhir dia meraih tangan suaminya itu dan mencium punggung tangan suaminya itu membuat Nalon merasa dihargai sebagai suami karena dulu dia dengan Asti tidak ada kata salim-saliman kata sungkem seperti biasa saja membuat perbuatan Silla itu memberi kesan tersendiri di hati Nalon

Silla pamit kepada keluarganya itu karena dia mau kuliah pagi dia memang memilih tidak sarapan karena dia takut mual dan merusak konsentrasi nya untuk pergi kuliah nanti dia memilih sarapan agak siangan di kampusnya nanti

"Tunggu, kamu mau ke kampus biar suamimu saja yang mengantarmu lagipula kampus mu kan tidak jauh dari kantor Nalon" ucap Ibu mertuanya

"Tidak usah Mas, lagipula Silla bisa naik taksi Mah kalau Mas Nalon mengantarnya Silla nanti bisa membuatnya terlambat karena takut macet Mah "ucap Silla menolak permintaan Ibu mertuanya tapi Ibu mertuanya tetap kekeh agar Nalon tetap mengantarnya karena dia tak ingin sesuatu menimpah menantu dan juga calon cucunya nanti.

Nalon pun tidak keberatan untuk mengantarnya walau kejadian tadi pagi Masih teringat di benaknya dimobil mereka hanya diam tanpa kata Nalon konsentrasi menyetir mobilnya.

"Nanti pulangnya aku jemput kamu menyimpan nomor ponselku kan"Ucap Nalon madih konsentrasi menyetir mobil sportnya itu.

Bersambung...