webnovel

Secret Of History

Kirana Cempaka Parameswari tak menyangka bahwa rasa kekagumannya merubah segalanya dalam hidupnya. Hal yang tak pernah ia bayangkan terjadi didepan matanya dan itu nyata. Semua berubah menjadi aneh dan diluar akan sehat manusia setelah ia bertemu dengan Arya Parikesit Rajendra. Senior di SMA nya. "Apa ini salah satu candaanmu?" Arya Parikesit Rajendra,begitulah nama dari orang yang Kirana kagumi. Seseorang yang mengatakan bahwa ia adalah reinkarnasi dari seorang raja dari dinasti yang paling terkenal kisahnya. Bagaimana Arya bisa membuat Kirana percaya dan melindunginya dari bahaya yang mengintainya? "Jangan percaya dengan sejarah yang ada"

Kihyun_Song · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
4 Chs

Bab 2

Mahabharata, siapa orang yang didunia ini tak mengerti kisahnya? Semua orang sangat mengerti. Peristiwa besarnya adalah perang Baratayuda yang membuat ribuan nyawa melayang. Kisah ini menceritakan tentang pertempuran kebaikan melawan kejahatan. Yang mana kebaikan sendiri diwakilkan oleh pihak Pandawa yang beranggotakan lima orang laki-laki serta kejahatan yang diwakilkan oleh seratus orang laki-laki. Perang ini dipicu karena perebutan tahta antara pihak Pandawa dan Kurawa. Pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Pandawa yang mewakili simbol kebaikan. Kisah ini dijadikan drama India yang sekarang Kirana lihat bersama ibunya.

"Itu kenapa yang jadi Arjunanya ganteng banget sih!!"

"Dasar Sengkuni jahat!!"

"Kalo ketemu orang jenis kek Duryudhana ama Sengkuni,bakal Kirana gorok tuh leher!!"

"Drupadi beruntung banget deh dapet 5 suami yang kayak mereka,Kirana juga mau!!"

Kirana berceloteh sendiri saat sedang menonton drama India berjudul Mahabharata yang kebetulan sedang tayang di salah satu tv nasional. Ibu dari Kirana hanya memandang sang anak yang tak henti-hentinya berceloteh.

"Kirana! Kamu bisa diam nggak sih? Bunda mau nonton jadi nggak fokus gara-gara celotehanmu!" tegur sang Bunda. Kirana lupa bahwa ia sedang menonton dengan sang Bunda. Kirana menggaruk rambutnya yang tidak gatal dan memberi senyum kepada sang Bunda seraya berkata,"Maaf Bun,habis tuh drama bikin orang kesel aja bun. Apalgi tuh ya Sengkuni ama ponakannya!"

"Suara mu kedengeran sampai kamar kakak Kir! Kamu tuh ya! Nonton gini aja celotehanmu banyak! Apalagi nonton di Bioskop! Malu-maluin kakak tahu!" ucap kakak laki-laki Kirana sambil turun dari tangga rumah.

Aditya Chandra Narendra,begitulah nama dari kakak Kirana. Aditya adalah salah satu mahasiswa dari salah satu universitas bergengsi di daerahnya. Tingginya sekitar 180 cm dan memiliki wajah yang tampan serta perilaku yang baik.

Kirana cemberut ketika mendengar perkataan sang kakak."Apakah kakak sedang mengejekku?! Aku memang tidak pernah nonton di bioskop tapi aku tahu dimana tempat aku harus berceloteh"

Aditya menjawil hidung Kirana,"Ulululu..ngambek nih?? Yaudah gimana kalo Sabtu ini kita nonton ke bioskop?" tawar Aditya. "Gak mau! Kirana gak mau nonton sama kakak!" ucap Kirana kesal lalu berdiri dari sofa dan menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Aditya memandang sang Bunda dengan tatapan minta tolong,"Bunda Kirana kesel sama Aditya! Gimana ini dong bun?" ucap Aditya pada sang bunda. Bunda hanya mengedikkan bahunya tanda ia tak tahu dan tak akan ikut-ikut.

***

Sebuah ruangan yang besar,berlantaikan kaca transparan dengan air dibawah lantai. Airnya berwarna biru dan terdapat ikan didalamnya. Lalu berjejer setiap kursi mewah dengan ukiran rumit. Kursi tersebut terbuat dari batu yang diukir dengan sedekimian rupa hingga membentuk suatu pola. Kursi tersebut juga beralaskan bantal berselimut kain sutra berwarna jingga dengan benang emas sebagai penyambung antar kain. Kursi tersebut ada 8, 4 di kanan dan 4 di kiri. Sementara diujung ruangan tersebut ada dua kursi dengan bentuk yang paling beda dengan kursi lainnya. Di dua kursi tersebut sekarang sudah ada dua orang dengan berbeda jenis kelamin. Yang satu tampak seperti raja dan yang satu tampak seperti perempuan. sementara di 8 kursi juga sekarang sudah terisi orang-orang yang tampak seperti pangeran dan juga jenderal.

Orang yang nampak seperti raja tersebut berjalan mondar-mandir saja. Ia terlihat sangat khawatir.

"Kakanda Prabu,duduklah engkau segera! Apa kakanda tidak lelah hanya mondar-mandir saja dari tadi? Adinda yakin Parikesit akan segera datang!" ucap wanita yang nampaknya ia adalah ratu karena ia duduk bersebelahan dengan singgasana raja.

"Adinda Drupadi, kakanda tidak bisa berhenti seperti ini jika Parikesit tidak segera datang!" ucap sang Prabu.

Prabu tersebut ialah Prabu Yudhistira yang mana adalah kakak tertua di antara Pandawa sekaligus Prabu di kerajaan Indraprasta. Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa mereka masih ada walau ini sudah di zaman modern? Dan kenapa Prabu Yudhistira memerintah di Indraprasta bukan di Hastina? Sekali lagi jangan terlalu percaya dengan sejarah yang ada, jika kalian tahu yang sebenarnya kalian akan kaget dan mengatakan mustahil tapi inilah faktanya.

Peperangan Baratayuda memang sudah selesai di dunia nyata,tapi bagaimana di dunia lain? Itu masih berlanjut sampai sekarang. Akan ada saatnya nanti perang yang kedua akan kembali terjadi dan entah kali ini pihak mana yang akan menang. Tidak ada yang tahu,hanya Dia Yang Diatas yang tahu.

"Kakak itu Parikesit!" ucap seseorang yang nampak seperti Pangeran dan bertubuh besar, ia adalah Raden Bima. Putra kedua dari Ibu Kunti dan Prabu Pandu.

"Matur sembah saya pada kakek Prabu dan kakek lainnya serta Ibu Drupadi!" semua mengangguk tanda menerima hormat dari seorang yang dipanggil Parikesit oleh mereka. Ia adalah Arya Parikesit Rajendra. Orang yang Kirana kagumi diam-diam.

"Ada apa Anda memanggil saya?" tanya Arya.

Prabu Yudhistira memegang pundak Arya seraya berkata,"100 raja dan ratu telah berhasil diambil alih oleh Kurawa. Kita harus bergerak sendiri dengan sisa pasukan serta raja,kyai dan ratu yang ada. Kau harus bersiap dengan apa yang akan terjadi. Kalau bisa kau harus temukan mereka yang keturunan dari 100 raja dan ratu yang ada. Ajak mereka agar bisa memihakmu, semua berada di tanganmu sekarang! Kau lah yang bisa kami harapkan sekarang!"

Arya berkata bahwa ia siap menjalankan apa perkataan Prabu Yudhistira.

Kirana sedang menggaruk dan mengacak rambutnya, sehingga ia tampak seperti orang yang frustasi. bagaimana tidak? seminggu di sekolahnya ada kejadian yang tak pernah ia duga yaitu kerasukan masal. Kirana sebagai PMR sekolah mau tak mau harus ikut membantu. Lalu ada juga masalah dengan Ivanya. Ivanya dan Arya putus, setelah mereka berdua putus Kirana menjadi dekat. Dia hanya ingin menghibur tidak ada maksud lain.

Akan tetapi ada saja rumor yang tidak benar yaitu dibalik putusnya Ivanya dan Arya adalah pihak ketiga yang tak lain adalah Kirana sendiri.

Hal itu membuat hubungan persahabatan Ivanya dan Kirana merenggang. Lalu disinilah Kirana berakhir duduk di kantin paling pojok dengan ditemani es teh dan juga ditemani dirinya sendiri.

Setelah membayar es teh Kirana pun berjalan menuju kelas, tetapi ia bertemu dengan Arya. Pilihannya sekarang adalah dia harus memutar lewat jalan lain dan dengan aman terbebas dari Arya meski itu jauh. Pilihan keduanya ia melewati jalan yang sama dan bertemu Arya lalu semua orang akan melihat keduanya berbicara lalu muncullah rumor baru. Kirana memilih melewati jalan lain yang lebih jauh dan menghindar. Ia pun lewat jalan yang sepi dan juga jauh dari kelasnya. Maklum saja sekolahnya saja besar dan luas.

Setelah dirasa aman dari pandangan,Kirana pun berjalan dengan santai dan tersenyum sendiri.

"Aman deh dari Kak Arya!" batin Kirana sendiri.

Langkah Kirana berhenti tatkala ada orang di depannya yang ingin ia hindari, siapa lagi kalau bukan Arya. Kirana menggaruk lehernya yang tidak gatal seraya berkata,"Kenapa aku lewat sini sih?! Sepertinya navigasi ku salah!" ucap Kirana seraya berbalik badan dan ia berbicara seakan-akan dia tak melihat keberadaan Arya.

Akan tetapi Arya dengan cepat menghalangi langkah Kirana."Maaf kakak,aku ada waktunya bu Endang. Tahu Bu Endang kan? Gurunya tuh galak loh!"

Dengan muka datar Arya menjawab,"Guru-guru sedang rapat dek, apa alasan kamu menghindari aku? padahal kamu sudah menghiburku karena putusnya aku dengan Ivanya. Setelah sukses menghibur diriku kamu ngehilang begitu saja! Menghindari setiap pertemuan pramuka dan yang lain!"

Karena sudah seperti ini,maka waktunya sekarang Kirana menjawab. Dengan muka dan tatapan yang serius Kirana menjawab."Banyak rumor muncul, semua orang seakan menyalahkanku. Aku bahkan tidak punya tujuan untuk membuat hubungan kalian rusak atau semacamnya. Aku tidak mau membuat kak Arya kena batunya. Jadi sudah cukup sepertinya!" ucap Kirana lalu meninggalkan Arya yang terdiam.

Sekali lagi Arya menghentikan Kirana lagi,"Besok istirahat pertama. Pergi ke perpuslah. Aku akan menunggu!" tanpa Kirana mau peduli lagi ia pun melangkah pergi.

Di dalam hati Kirana sebenarnya ia tak tega, ia tak tega bersikap dingin dan acuh kepada Arya. Akan tetapi, semua orang sudah memandangnya sebagai orang yang jahat dan perusak hubungan seseorang. Mungkin bersifat dingin dan acuh kepada Arya adalah yang terbaik agar dirinya bisa membenci Kirana.