Pria itu bangkit berjalan ke arahku, dengan perlahan aku pun mundur menjauh. Bukannya berhenti dia malah semakin mendekat, disertai seringaian yang membuatku sebal sekaligus suka melihat lesung di pipi kanannya. Matanya lebih tajam dari tatapanku, sampai aku tidak berani menatapnya langsung.
Tersudut! Tidak ada lagi ruang untukku menjauh, pria itu mulai mendekati wajahku. Jarak kami hanya beberapa centi meter saja, mata kami bersirebok sepersekian detik. Ia menatapku lekat tanpa mengucap sepatah kata, bola matanya terus bergerak liar memandangku yang merasa gugup. Tangannya mulai bergerilya di sekitar lenganku yang terbuka, kutepis sentuhannya perlahan.
"Hahahahaha." Tiba-tiba saja dia tertawa lalu menjauh dan merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com