webnovel

Me and My blind hopes (2)

Motor itu berhenti di sebuah sekolah.Aku kembali melangkah menuju sekolah,tak lupa ku menyalimi tangan Ayah sebelum Ayah meninggalkan sekolah itu.

"Belajar yang rajin loh.." Ayah mengelus kepalaku pelan sambil tersenyum hangat

Aku mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Aira masuk dulu ya Yah..Ayah hati hati juga jalannya,jangan ngebut..kerja yang giat"

"Iya"

Setelah melihat motor Ayah yang berbelok dibelokan depan mmenghilang dari pandangan,aku segera menuju kelas yang tak jauh dari gerbang.Sesekali menatap sekitar.

"Assalamu'alaikum.." aku melangkah masuk dan meletakkan tas di atas kursi tak lupa mengeluarkan sebuah buku PKN untuk di baca karena jam pertama ini akan ada ujian harian yang berlangsung

"Pagi Aira.." seorang gadis duduk di sampingku sambil menepuk pundakku pelan,ia tersenyum lebar.

"Pagi Na" Aku menjawab sapaannya namun mataku tak luput dari buku yang kupegang

"Udah belajar aja..main kek"

"Hari ini ujian loh Nana..jam pertama"

"Males.." Nana menidurkan kepalanya di atas meja

Aku menggelengkan kepala.Betapa heran aku dengan temanku yang satu ini,salah satu temanku yang mempunyai kepintaran berlebih.Tidak butuh belajar jika ujian adalah salah satu kelebihannya.Memang enak menjadi seperti dia,tak perlu susah payah belajar dan menghafal materi,nilai sempurna ia dapatkan dengan mudah.

"Ya udah..lagian kan kamu tahu sendiri aku orangnya pendiam Na..gak kayak kamu yang bisa sama orang banyak"

"Ya mainnya sama aku donk Ai,belajar itu bikin otak capek"

"Hm" Aku hanya berdehem untuk menjawab pernyataannya

"Eh iya..Aira,bukannya kamu suka sama Ali?"

Aku tak menoleh,sambil menganggukkan kepala.Nana memang sudah tahu aku menyukai Ali,kenapa dia harus bertanya lagi?

"Kamu tahu Ai? Ali pindah sekolah Loh.."

Deg!

"A..pa?" Kali ini aku menoleh kearahnya, pernyataan yang diberikan Nana membuatku ragu.Kenapa Ali pindah? Bukankah Ali masuk sekolah kemarin? Kenapa tiba tiba Nana bilang kalau Ali pindah?

"Ali pindah?" Aku mengulang pernyataanya

"Iya Aira..Nana cantik ini ulang sekali lagi ya...Ali itu pindah sekolah kemarin"

Aku kembali menatap buku di depanku,merasa terkejut dengan berita yang Nana bawa.Namun aku kembali menatap buku dengan wajah tenang menutupi tatapan kaget yang tak terima dengan kabar itu.

"Ooh.."

"Ih..Aira sedih nih..ditinggalin Ali"

"Nggak" jawabku cepat

"Ih..bilang aja sedih,Nana tahu kok"

"Apa aku kelihatan sedih?" Tanyaku menoleh ke arah Nana

"Hm.." Nana menatapku tajam sambil menyipitkan mata mencari kebohongan atas pertanyaanku.

"Nggak sih.." ia menghembuskan nafas kasar saat tak bisa mendapati satupun kebohongan di mataku,untunglah..

"Kok kamu nggak sedih?" Tanyanya

Aku menggeleng

"Ngomong ngomong aku semalem mimpiin kamu di tembak di kelas sama Ali,terus Ali nyanyi nyanyi,terus dia pergi ke rumahmu untuk nembak yang kedua kali..ah..Nana jadi malu sendiri" Nana tersenyum sambil mengoncang pundakku

Aku hanya tersenyum sambil menunjuk buku,mencoba mengalihkan pembicaraan "Belajar Nana.."

"Nggak,aku mau main aja.Aira ini diajak ngobrol malahan nggak mau!" Nana melangkah ke luar kelas sambil menghentakkan kaki kesal atas sikap cuekku.Peduli apa? Biarkan saja anak itu.

"Hah.." aku menatap buku jengah,hatiku tak lagi mood untuk belajar.Hanya satu pikiran yang memenuhi otakku...Ali!

Bohong sebenarnya jika aku tak merasakan sedih saat ini.Bagaiamanapun kabar ini datang secara tiba tiba.Hatiku tentu saja belum menerima.

Ternyata benar..moment terakhirku bersamanya adalah duduk di satu kursi saat itu.

Mungkin itu akan menjadi perjumpaan terakhirku dengannya.Tapi bagaimanapun aku belum menyatakan perasaanku padanya? Kenapa hati ini merasa tidak enak?

💌💌💌

"Aira cantik....!" Nana melambaikan tangannya

Aku melangkah mendekati Nana yang tersenyum manis menungguku di depan sebuah kelas.

Ini hari pertama kami setelah liburan panjang yang cukup membuat otak ini istirahat dengan nyaman.

"Ai! Nana satu kelas lagi sama Aira!" Nana memelukku erat.Entah takdir baik atau buruk yang membuatku harus kembali sekelas dengan Nana.

"Nan.." suaraku tertahan karena pelukan Nana yang begitu erat.Syukurlah Nana mengerti maksudku dan mengulurkan pelukannya.

"Hihihi..Aira kita mau duduk dimana?" Nana menggandengku masuk

"Kayak dulu"

"He? Kamu mau duduk di pojok? Kenapa kamu suka sekali duduk di pojok? Nih ya kata mamaku nggak boleh duduk di pojok itu banyak setannya makannya..."

Aku menatap Nana jengah lalu melangkah menuju kursi di pojok belakang ruangan tak mempedulikan Nana yang masih saja berbicara

"Aira!" Nana menyusulku,dengan kasar ia membanting tasnya

"Nana belum selesai ngomong..nggak sopan loh kalau ningggalin orang lagi ngomong"

Biarkan saja Nana mengoceh disampingku.Aku lebih memilih untuk membaca buku.

"Aira!!"

💌💌💌

Kelas kami mendadak ramai karena beberapa siswa maupun siswi sudah memasuki kelas dan duduk di tempat masing masing.

"Tok..tokk.." suara sepatu dikoridor membuat beberapa pasang lisan mendadak diam seketika

"Pagi anak anak.." sapa seorang ibu guru

"Pagi Bu.." jawab anak anak kompak

"Perkenalkan saya wali kelas kalian,panggil saja Bu Melly"

Anak anak hanya mengangguk.Bu Melly? Bukankah itu salah satu guru yang terkenal sangat tertib?.Kalau begini..bisa bisa kelas akan terkekang oleh peraturan ala Bu Melly yang sangat membosankan.

"Struktur kelas sudah Ibu buat jadi mau nggak mau harus terima!"

Semua mata memandang tak enak,jika ketua atas pilihan Bu Melly..lebih tidak bebas kelas ini untuk bersenang senang.

"Jadi..ketua kelas kita adalah.." mata Bu Melly menatap kelas,tampak mencari seseorang.Hingga tiba tiba..mata itu tertuju padaku

"Kok lihat kesini sih.."

"Kamu Rivan Aldian" tunjuk Bu Melly pada sosok laki laki tepat di depan Nana

"Heh..Ivan? Nggak bebas nih kalau jam pelajaran kosong.." Nana mendengus kesal rak menerima jika Rivan menjadi ketua.

Yah..Rivan memang terkenal anak yang tertib,walaupun kalian tahu sendiri tertibnya seorang laki laki..pasti masih nakal walaupun sedikit.

"Baik Bu" Rivan mengangguk

"Oke Bu Melly lanjutkan baca strukturnya habis itu kita belajar"

💌💌💌

"Aira..ngobrol yuk" Nana menyenggolku berkali kali

"Nggak"

"Ih..Aira!"

Aku hanya menyungging senyum

"Eh Ai..Nana mau nanya.."

"Kenapa?"

"Ai masih suka sama Ali?"

Aku tampak berpikir sejenak "Masih kayaknya"

"Udahlah Ai..Mending kamu move on aja deh"

"Hm.."

"Kenapa kamu nggak bisa move on sih? Mending kamu sama Rivan aja deh..cocok tuh..sama sama tertib" Nana tersenyum sambil menunjuk Rivan yang sedang mengobrol dengan beberapa temannya.Untung saja pelajaran sedang kosong,dan lebih menguntungkan hari ini, Rivan tidak mood untuk mengomel panjang lebar atau pergi ke kantor mencari guru pengganti.

Aku menatap Rivan.Jujur,Rivan memang cukup manis.Sama sama manis seperti Ali,namun entah kenapa hati ini tak mau menerima sosok selain satu nama yang kupuja pertama kali.

"Yah..nanti kucoba"

"Udah..Ali itukan dah pergi..biarkan dia pergi dari hatimu juga"

"Akan kucoba..ngomong ngomong Nana suka siapa?"

"Rahasia" Nana tersenyum lebar tak lupa ia menjulurkan lidahnya mengejek

"Dasar Nana.."

💌💌💌