webnovel

2.) Me and My Blind Hopes

HAPPY READING GUYS! ❤️

💌💌💌

Aku menatap ke depan.Sosok yang kutatap itu tak bergeming sama sekali.seperti tak merasa ada sosok yang sedari tadi memperhatikannya.

"Hah.." aku menghela nafas kasar,semburat merah telah hadir mewarnai pipiku yang sedikit kuning Langsat.Entah perasaan apa lagi yang berada di hatiku.

Jantungku seakan berdegup kencang tak mengenal lelah.Namun rasa itu hadir jika melihat sosok itu.

Yakinlah bahwa aku hanya mengagumi sosok di depanku yang tengah asyik bergurau dengan beberapa temannya,tak lama kemudian ia melangkah mengikuti teman temannya yang akan pergi menuju lapangan.Memainkan bola sepak seperti kebiasaan mereka sehari hari.

Kali ini aku berpindah menuju pintu,kugenggam erat pintu yang menjadi tempatku memuja sosok itu dari jauh.Hanya bisa melihat saja sudah membuat hatiku berdegup tidak karuan.Bagaimana jika aku bersamanya secara langsung,mungkin aku akan terkena serangan jantung ya?

Sudah beberapa hari ini aku memuja sosok laki laki yang cukup manis sesuai penilaianku.Ia juga ramah kepada teman temannya.

Membuat hatiku merasakan perasaan aneh yang mulai mengisi hati sedikit demi sedikit.

"Huh.." lagi lagi aku menghempaskan nafas,mencoba untuk menetralkan degupan jantung yang tak teratur,kemudian melangkahkan kaki menuju tempat dudukku,lalu mengeluarkan buku untuk dibaca.Mecoba mengusir perasaan aneh itu.

Beberapa Minggu lagi ujian kenaikan kelas akan berlangsung.Membuatku harus bisa mengontrol perasaan apa yang terjadi padaku.Yang entah kenapa selalu saja terbang menuju ingatan akan sosok yang kupuja

"Ayo Aira.. belajar" Aku menggeleng kan kepalaku cepat untuk membuang pikiran itu.Mungkin inikah rasanya suka dengan lawan jenis? Segila inikah? Hingga aku tak sanggup untuk membaca buku di depanku yang dari tadi masih membuka halaman yang sama.

"Aira..belajar..ngapain kamu mikirin Ali.."

Yah..untung saja harapanku untuk membanggakan orang tua tak lepas dari pikiranku,sudah menjadi nomor satu harapan yang harus kuwujudkan.

Membuatku bisa mengontrol diri atas perasaan yang mulai kacau di dalam hatiku.Sehingga aku bisa menaiki podium sebagai pemegang juara satu.Untung saja perasaan itu tak membuatku merosot jatuh.Padahal aku sudah takut sekali karena akhir akhir ini aku lebih sering memuja sosok itu daripada harus menghafal kalimat demi kalimat di buku.Sungguh aku tak pernah seperti ini sebelumya.

Hingga sebuah pengumuman saat hari pembagian raport membuat senyum ku mengembang sempurna.

"Juara satu dari kelas 1A..dengan rata rata 95 dipegang oleh ananda Aira!" Bu Ria tersenyum melambai lambai ke arahku menyuruhku untuk maju

Dengan malu malu aku menuju podium,segera mengambil hadiah,lalu kembali turun setelah tak lupa berfoto dengan beberapa juara lainnya.

"Ibu..Aira nggak percaya kalau Aira juara satu" aku tersenyum kearah Ibu sambil berlari ke arahnya

"Wah..baguslah.." Ibu membalas senyumanku tak kalah manis,ia sudah melihat anak gadisnya ini menaiki podium dengan senyumannya

"Aira..Ibu mau nanya.."

"Kenapa Bu? Aira ada salah ya?" Tanyaku ragu saat tatapan menyelidik Ibu menatapku

"Jangan bilang kamu lagi suka sama temanmu?"

Deg!

Pertanyaan itu terngiang di dalam pikiranku,bagaimana Ibu bisa tahu jika aku sedang menyukai seorang pria yang tak lain adalah temanku?! Sebesar inikah insting seorang Ibu pada anaknya?!

"Ibu marah ya?" Tanyaku takut

"Nggak" Ibu tertawa kecil "Ibu nggak marah kok..itu wajar saja kan?"

"Gimana Ibu bisa tahu?"

Ibu tersenyum "Ibu cuma heran sama kamu..kenapa di setiap bukumu ada tulisan satu nama cowok..jadi Ibu bisa menebaknya,kalau kamu pasti lagi suka sama laki laki itu,siapa namanya? Ali?"

Aku mengangguk malu malu

Ibu terkekeh pelan melihat pipiku yang memegang karena malu "Anak Ibu sudah besar ya..sudah naksir orang"

"Ih! Ibu!"

Ibu kembali tertawa,kali ini ia tak bisa menahan tawanya lebih lama.

Ah..betapa cerobohnya aku..kenapa tangan ini tidak bilang jika ingin menulis nama sosok itu?

Bayangkan,aku masih duduk di kelas 1 SD.Apakah ini hanya rasa kagum seperti rasa kagumku pada ayah? Kenapa terasa lain?

Rasa itu terus saja masuk ke dalam relung hatiku hingga menginjak kelas 3 SD.Yah..dan akhirnya aku menyadari bahwa itu bukan sekedar rasa kagum.Namun ada rasa yang lain dibalik itu.Dan entah kenapa hati ini bertekad bulat untuk terang terangan menyatakan perasaanku padanya,Eh..tunggu dulu...apakah aneh jika perempuan menyatakan perasaan pada laki laki?

Aku menatap buku di depanku jengah,apakah emang aku harus menyatakan perasaanku sekarang? Ini masih kelas 3 sd, Sepertinya terlalu cepat jika aku menyatakan perasaan saat ini? Bagaimana jika ia menolakku atau nanti akan merasa aneh dengan pernyataan ku?

Pada akhirnya aku ragu untuk menyatakan perasaanku pada laki laki itu.Bukan waktu yang tepat kurasa.

Hingga aku hanya bisa menjadi pengagum rahasianya saja.Mungkin ini lebih baik.

💌💌💌

Seperti kebiasaan sekolahku pada hari Sabtu,kami diperbolehkan membawa barang barang yang biasanya tak diperbolehkan untuk membawanya,seperti buku cerita,mainan,atau sebagainya.Lagi lagi aku membawa buku,tidak tertarik membawa berbagi jenis mainan yang biasanya banyak dibawa oleh teman temanku lainnya.

"Hah.." aku melangkah menuju kelas.Mataku membulat mendapati sosok yang selama ini kupuja sedang duduk di kursiku sambil sesekali membolak balik bukuku di atas meja.Tumben sekali anak itu sendiri..biasanya ia lebih sering bersama teman temannya.

Gugup adalah perasaan pertama yang kurasakan.Namun aku lebih pandai untuk menutup itu semua.

"Ehm..Ali.."

Sosok yang duduk itu menoleh menatapku,karena merasa namanya terpanggil.

"Kursimu?" Tanyanya

Aku mengangguk

"Aku numpang duduk ya Aira"

"Hem..ya udah orang yang punya kursi kan sudah datang..bisa tidak kamu kembali ke kursimu?"

Ali menggeleng "Nggak mau"

Aku hanya diam,mungkin sebentar lagi ia akan pergi.Namun ternyata salah! Ia masih saja duduk dengan tenang tak merasa bersalah dengan si pemilik kursi yang sedari tadi berdiri di sampingnya.

"Ali! Aku capek,yaudah deh kamu geser!"

Tanpa berkomentar Ali sedikit bergeser memberi sedikit tempat.Entah mau apa pria satu ini disini.Kenapa tidak duduk di kursinya saja?

"Kamu ngapain disini?" Tanyaku

"Baca,kamu nggak lihat?"

"Ya tahu..kan biasanya kamu main"

"Lagi nggak mau"

Hening untuk beberapa saat.Ali masih saja membolak balik buku di hadapannya hingga ia membuka lembar soal yang memang ada di halaman belakang buku.

"Kerjain tuh soal soalnya" aku membuka topik

"Nggak,males"

"Kan kamu udah baca..berarti soalnya juga dikerjakan"

"Nggak disuruh..kan aku cuma mau baca bukan jawab soal"

Aku menatapnya jengah.Hatiku saat ini tak berdegup dengan normal,membuatku tak bisa menahan semburat merah yang mewarnai pipiku.Berdua di satu kursi,ternyata ini rasanya bisa dekat dengan seseorang yang kita sukai.

Untung saja ia tak melihatnya.Sudahlah..biarkan dulu seperti ini.

Mungkin jika aku menyatakan perasaanku akan sulit mendapat moment langka ini.

💌💌💌