webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
430 Chs

109. Kegilaan Amel Belum Berhenti

malam harinya di sebuah kafe.

Amel duduk di meja paling ujung tempat yang tersembunyi, dia menelpon seseorang "Datang ke sini sekarang juga". Setelah itu Amel menutup telponnya, Amel menatap gelas minumannya dengan senyum aneh. Dia sedang menunggu seseorang tapi yang datang menemuinya bukanlah orang yang di telponnya melainkan Azka.

Amel tersenyum lebar "Kau sungguh datang, duduklah. Apa kau ingin minum?" tanya Amel seperti orang mabuk padahal tidak ada minuman keras di kafe tersebut.

"Apa hari ini istimewa?" tanya Azka datar masih dalam posisi berdiri dia tidak ingin menghabiskan waktu terlalu lama dengan gadis psikopat itu.

"Apa?!"

"Kau tidak peduli pada adikmu? Kau terlihat sangat santai, jika bukan sesuatu yang istimewa terjadi?"

Amel tersenyum aneh kembali menatap gelas kopinya "Azka, apa kau tidak merindukanku? Kita baru saja bertemu setelah sekian tahun dan pertemuan pertama kita kau jadikan sebuah pertengkaran, apa kau tidak terlalu kejam padaku?"

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com