webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
268 Chs

Special Morning

Pagi kembali menyapa, dan dengan telaten Adri menyuapi Haikal sarapannya. Ah, rasanya sudah lama sekali tidak melihat suaminya itu sekedar makan meski tidak lahap. Hari ini pun menjadi sangat spesial, karena Haikal yang sudah tampak lebih berseri dari kemarin meski masih lesu.

"Kamu lagi nonton apa sih?" tanya Haikal, lantaran ponsel Adri terus memeperdengarkan orang berbicara menggebu, seperrinya sedang bercerita.

"Oh? TED talks, Kak. Mau nonton bareng gak?"

"Hm? Boleh, biar nemenin Kamu."

Adri tersenyum, kemudian menyalakan televisi, menghubungkan layar ponsrlnya itu kesana. "Ini Aku suka topiknya Kak, tentang mencintai atau dicintai. Dalam banget bahasannya, tapi kayak ... relate dengan beberapa pengalaman Kita deh."

"Oh ya? Oke, penasaran."

Akhirnya Adri selesai menyetel dua perangkat itu, suara presentasi mulai mengjsi ruangan.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com