webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Mata Terbuka, Bahagia

Seorang dokter mengarahkan cahaya dari LED pen light ke mata Haikal, memeriksa refleks pupil matanya usai Adri melaporkan kesadaran suaminya beberapa saat lalu. Harap-harap cemas Adri disamping Haikal berdoa, pun memastikan bahwa Ia benar sedang tidak berhalusinasi, bahwa Haikal benar-benar menyebut sepenggal namanya tadi. Jelas, Adri mendengarnya.

Selesai dengan pemeriksaannya, dokter itu menaruh kembali LED pen light ke saku.

"Patient Haikal, please move your hand if you heard my voice," instruksi dokter itu kemudian. Adri semakin mengantisipasi. "Kak ..."

"Oh? His eyes move again?" Dokter itu mendekat ke sisi Haikal, "Sir? Do you listen to me?"

Tak ada jawaban, namun jari telunjuk kanan Haikal tercengkat ke atas, beberapa kali. Adri semakin tak karuan perasaannya.

"Again, Mr. Haikal. Open your eyes if you hear my voice. Slightly ..."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com