"Kau... Egois" gumam Bagus dengan nada yang bergetar, tangannya mengepal dengan erat.
Semua orang di sana diam, suana terasa begitu hening. Seluruh mata tertuju pada Bagus dan Mbah Sam. "Ya, aku egois. Aku mengakui kesalahanku Nak" jawab Mbah Sam lirih, ia mencoba bangkit dan mendekati Bagus lagi.
"Aku tidak akan menyalahkan mu jika kau ikut membenciku, aku malah sangat bersyukur di sisa hidupku ini bisa dipertemukan dengan cucuku yang sekarang sudah besar dan segagah ini" ucap Mbah Sam sambil memijat lengan Bagus yang kekar.
Tidak ada satupun kata yang keluar dari bibir Bagus, bahkan tatapannya saja selalu menghindari Mbah Sam. Melihat respon cucunya yang seolah tidak nyaman dengan sentuhan tangan kasarnya, Mbah Sam pun langsung menjauhkan tangannya dari lengan Bagus. Ia sadar kesalahannya terlalu besar, Bagus juga pasti akan membencinya.
"Kau pasti membenciku kan?" tanya Mbah Sam bergetar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com