"Eh … " Mavis membekap mulutnya sendiri dan segera berbalik. Wajahnya merah padam, itu semua karena ia melihat adegan romantis yang berhasil membuatnya berdegup kencang. Padahal bukan dirinya yang menjadi pemerannya, tapi tetap saja jantungnya tidak dapat menahan debaran tersebut. Meski ia tetap berusaha mencuri-curi pandang ke arah dua insan yang masih saling mendekap. Sebenarnya lebih tepatnya hanya pria bersurai platina itu saja yang mendekap erat tubuh gadis di hadapannya.
"Maafkan aku ... maaf sudah membuatmu marah," lirih Alastair tepat di telinga Dracella. Sementara gadis bersurai pirang itu hanya terdiam, entah karena rasa terkejut atau otaknya yang masih belum selesai memproses adegan yang baru saja terjadi. Dracella dapat menghirup aroma musk dari setelan jas mahal milik Alastair. Tidak hanya itu saja ia juga merasakan hal lain yang terasa aneh. Dracella dapat merasakan degup jantung Alastair yang terdengar keras.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com