"Kerja keras apa? Bukankah semua itu memang kewajibanku?" Nada suara Dion menjadi dingin lagi, dan matanya kembali menatap Yura dengan intens. Yura terkejut dan dengan cepat menarik tangannya.
Dion memegang tangan Yura dan berbisik di telinganya dengan suara rendah, "Aku sudah terbiasa dengan gerakanmu yang tiba-tiba." Yura mendorong Dion menjauh dari tubuhnya, dan mengerang karena rasa sakit di tubuhnya yang penuh luka.
Dion berbalik dan berdiri di samping tempat tidur untuk menatap Yura yang kini berbaring dengan rambut panjang terurai. Dia memiliki rambut panjang yang halus seperti air terjun. Wajah kecilnya mulus dan rupawan. Seluruh tubuhnya tampak memancarkan cahaya yang bisa memabukkan siapa pun yang melihatnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com