webnovel

rumah yang sama

mobil adrian masuk setelah sebelumnya di bukakan oleh tiwi.tiwi tak tau bahwa raka berada di dalamnya. tiwi kemudian menutup gerbang itu kembali.alangkah terkejut nya tiwi ketika dia melihat raka turun dari mobil adrian,di susul oleh adrian.tiwi segera berlari menghampiri.

" kalian...!!! ko bisa...!!! "tanya tiwi keheranan.ia sama sekali tak menaruh curiga apa apa.bahkan tak ingat kalau pernah bercerita tentang rencana adrian naik gunung...

" ohhh ohhh ohhh, ternyata ya... "goda adrian pada tiwi.tiwi terlihat tersipu.

" apa'an mas adrian...? "tanya tiwi.

raka tampak merogoh kantong celana nya.dan mengambil sebuah asesoris gelang yang sengaja dia beli untuk tiwi sebelum pulang tadi....

" nih buat kamu... " ucap raka sambil memberikan gelang tersebut, tiwi sangat senang tapi dia seolah menutup nutupi nya. dia menerima gelang itu

" apaan nih.jelek amat...palingan ini kalo beli di pasar sepuluh ribuan..." ucap tiwi meledek.raka tampak sedikit kesal.karna sesungguh nya dia pun tak benar benar ingin memberikan itu pada tiwi.

" ya sudah sini...." ucap raka. dia terlihat ingin merebut kembali gelang nya.tiwi segera mengepalkan tangan nya dan segera meyembunyikan nya d saku celana nya.

" apaan, masa ngasih di pinta lagi... "ucap tiwi.sambil memegang erat kantong celana nya." sini,katanya jelek.kalo jelek sini kembaliin..." ucap raka sambil memegang tangan tiwi, tp tiwi mempertahankan nya kuat kuat... " ga mau,ga mau... " balas tiwi. terjadi lah pergelutan perebutan gelang.adrian tampak tersenyum.

" sudah sudah sudahhh... " potong adrian.mereka pun terlihat berhenti tiba tiba.

"kalian itu kaya anak kecil aja.lagian kamu sih tiw,pacar kamu bela belain bawa oleh oleh ga di hargain... " sambung adrian.

" pacar apaan,bukan bukan mas adrian.raka nya aja yang ngejar ngejar... "ucap tiwi.raka segera merangkul bahu tiwi,di pegangnya kuat kuat.

" sebentar lagi tiwi akan jadi pacar saya.." tegas raka sambil tersenyum.tiwi tampak tersipu ia segera melepaskan tangan raka.

" ga mau,gak mau...." ucap tiwi. namun raka kembali memegang tangan nya.tiba tiba bu vera keluar dari dalam rumah.

" adrian anak ku sayanggg... " panggil nya sambil meregangkan ke dua tangan nya, ingin memeluk adrian.adrian segera membalasnya dengan memeluk ibu nya.

" mamiiihhh, adrian kangen..." ucap adrian.terdengar manja.beda sekali dengan adrian yang di temui di luaran sana.

" kamu ga apa apa kan sayang?? udah selesai tugas kamu meneliti nak?ibu khawatir kamu di sana tak ada teman nya!!!" ucap bu vera.adrian memang membohongi bu vera kalo dia hendak pergi melakukan penelitian di luar kota untuk keperluan tugas kuliah nya.

" ga apa apa mih, kan ada anak anak yang bantuin... " balas adrian.sambil melepaskan pelukan ibu nya.sebetul nya adrian tak mau di perlakukan manja.tapi adrian menerima perlakuan ibu nya.karna dia lah anak semata wayang satu satu nya.

" oh ia mihh, kenalin ini temen adrian.."adrian mengenalkan raka,raka melepaskan tangan tiwi dan mengulurkan nya ke arah bu vera.bu vera tampak memandang sinis.

" bukan nya kamu pacarnya tiwi... " ucap bu vera seolah tak suka.

"ibu sudah kenal raka... " tanya adrian antusias. bu vera tampak berdilak.

" ibu pernah liat... " jawab nya.uluran

tangan raka masih belum di balas nya.

" ko bisa kenal sama dia.perasaan ibu teman teman mu ga ada yang tampilan nya seperti dia... " ucap bu vera sinis.raka menurunkan kembali tangan nya.kesal sekali rasanya mendengar ejekan ibu nya sendiri.

" ya udah sayanggg, mari kita masuk. kamu pasti belum makan nak... " ucap bu vera sambil kembali memeluk tubuh adrian dan mengajak nya masuk.

" tunggu mih,biar raka ikut masuk... " ucap adrian.sambil memandang raka.bu vera tampak tak suka.

" tak usah adrian.saya segera pulang..." ucap raka sambil menarik tangan tiwi.

" ayo antar saya ke depan... " ucap raka lagi.tiwi pun menuruti nya dan segera mengikuti raka.adrian tampak tertegun dan merasa tak enak.

" ihh mamih masa gitu sama temen adrian...? " tanya adrian.

" udah lah sayaaangg.mamih ga suka aja liat nya. coba aja kamu liat liat gaya nya... "ucap bu vera sambil memandang sinis pada raka yang mulai berjalan menjauhi nya.

" mamihh itu kan keren,raka itu cowo banget.pokok nya keren mih... " bela adrian.

" udah udah.ngapain ngurusin dia.yu masuk kamu pasti udah laparrr... " ajak bu vera.adrian menuruti ibu nya lalu masuk.

sementara itu,raka tampak kesal sekali.tiwi pun melihat pemandangan itu dan merasa kasihan.raka melepaskan tangan tiwi.

" jangan di ambil hati ya.nyonya memang seperti itu... " ucap tiwi mencoba menenangkan raka. raka hanya memandang tiwi. lalu kemudian berpaling dan berjalan meninggalkan nya.tiwi memandang kasihan pada laki laki yang kini berjalan membelakangi nya.

" rakaaa... " teriak tiwi,,,tapi raka sama sekali tak menoleh.

" rakaaaa... terima kasih gelang nya.aku menyukai nya... " teriak tiwi lagi.raka melambaikan tangan nya sambil terus berjalan dan tak menoleh sama sekali pada tiwi.

" dia pasti sakit hati sekali..." bisik tiwi.ia pun segera masuk ke rumah tersebut.

sejak saat itu raka mulai intens bertemu adrian.raka mengajarkan hal hal ekstrim yang biasa di lakukan raka. dari mulai kebut kebutan di jalan sampai secara privat mengajarkan adrian bela diri.raka benar benar fokus pada rencana nya menghancurkan keluarganya dengan cara mendekati adrian,dan membuat adrian mempercayai nya.sementra hubungan raka dan tiwi,meski pun mereka sering beradu pendapat tapi sepertinya tiwi memang sudah mulai menyukai raka.tiwi seperti nya sudah menganggap raka mengejar ngejar nya sudah lama...

malam itu hujan sedikit agak lebat.raka memutuskan untuk berteduh sambil mengisi perut nya di sebuah warteg.dia memesan makanan dan segelas teh hangat.warteg tampak sepi sekali,hanya ada raka,seorang wanita pelayan wateg dan ibu pemilik nya.mungkin karna cuaca yang tengah di guyur hujan.saat raka tengah asik makan,tiba tiba di merasakan panas di area dadanya.dia terlihat memegang nya dan mencoba menenangkan dirinya dengan meminum teh hangat milik nya.namun bukan nya membaik,raka malah merasakan sakit di sekitar perut dan ulu hatinya.keringat dingin terlihat bercucuran d badan nya.badan nya mulai ambruk,dia menjatuhkan dirinya ke lantai.pemilik warteg tampak panik dan menghampiri raka.

" mas, mas tak apa apa... "teriak pelayan warteg panik di susul dengan ibu pemilik nya.

" mir, cepat panggil ambulance atau dokter... " ucap ibu pemilik warteg yang juga sudah panik.pelayan warteg yang sedari tadi memegang raka mulai bangkit hendak mencari pertolongan tapi raka segera memegang tangan nya.

" tunggu mbak, jangan... saya tak apa apa. biar saya telpon teman saya... " ucap raka sambil meringis kesakitan.raka seperti sudah terbiasa dengan rasa sakit yang ia alami.biasa nya dia selalu siap dengan obat pereda sakit yang di resepkan dokter untuknya.namun kali ini dia tak mendapati nya di tas kecil yang selalu dia bawa kemana mana.mungkin dia meninggalkan nya di rumah. " gimana ga apa apa mas,muka mas nya tampak pucat... " ucap pelayan itu lagi. masih terlihat panik.

" sudah mbak, tak apa apa. terimakasih.biarkan saja saya beristirahat dulu di sini... " ucap raka lagi sambil tetap. menahan sakitnya.

" biarkan saya melakukan sesuatu.mas harus segera mendapat pertolongan. takut ada apa apa..." ucap ibu pemilik warteg.raka tertegun sejenak.

" tolong ambilkan saya spidol dan kertas.." ucap raka.mereka dengan sigap membawakan nya.raka terlihat menuliskan sesuatu walau dengan tangan bergetar.

" tolong belikan ini ke apotek terdekat... "ucap raka sambil memberikan catatan nya.di ambil nya beberapa uang pecahan seratus ribuan.dan memberikan nya pada pelayan warteg.pelayan warteg segera bergegas pergi sementara raka merebahkan badan nya di lantai...