Mendengar ucapan sosok itu, kedua penyihir lainnya saling melempar pandangan kemudian mengangguk. Mereka tahu dengan jelas, apa maksud dari ucapan itu.
"Baiklah, biarkan aku yang mengakhiri nyawanya," ucap salah satu diantara mereka.
Sementara di sisi lain, Fu Xie Lan tidak lagi mampu menahan rasa sakit di tubuhnya. Sesuatu seperti berusaha menyatu dengannya dan di saat yang bersamaan juga terasa seperti ada yang ingin terlepas dari tubuhnya.
Kedua hal itu membawa sakit yang amat sangat pedih, tidak hanya itu perasaan bertolak belakang yang ia rasakan membuatnya meregang nyawa.
Salah satu pria berjubah hitam itu kemudian menurunkan kakinya dari bahu Fu Xie Lan kemudian sedikit berjongkok tepat di sebelah gadis itu, lalu sebuah asap hitam perlahan terbentuk di telapak tangannya, bentuknya menyerupai bola api yang menyala-nyala.
Ketika ia ingin mendaratkan tangannya pada tubuh Fu Xie Lan, keningnya berkerut dan gerakannya terhenti.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com