webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.371 Our Home, Terra

Jarak antara kami dengan Terra tidak jauh lagi. Tak terasa perjalanan itu berlangsung dengan singkat karena kami menikmati setiap hari yang terlewati.

Tidak ada rasa kepuasan dari bersantai yang melebihi waktu-waktu selama setengah tahun ini kurang lebih. Pekerjaan tidak ada, masalah pun tidak menghalangi.

Jika aku boleh bilang, ini rasanya seperti suatu keajaiban, suatu hal yang tidak masuk akal. Yahh… siapa yang mengira bahwa waktu-waktu ini benar-benar mulus.

"Setelah sekian lama. Dunia kelahiran kita akan segera bisa kita lihat."

"Yah itu dunia kelahiran kalian, bukan untukku."

"Oh ya kelupaan Aeria tidak masuk dalam bagian ini."

Hampir kelupaan bahwa Aeria tidak termasuk bagian yang lahir di Terra. Walau begitu, kurasa Aeria sudah merasa normal saja di mana pun ia berada.

Pada akhirnya sama sepertiku, kemampuan adaptasilah yang membuat semuanya jadi terasa normal walau hal tidak masuk akal sekalipun terjadi.

Namun walau berbeda, kita semua adalah keluarga. Saling terikat oleh pertemanan… tidak, persahabatan. Itulah kenapa kita tidak bisa dipecah apa pun masalahnya.

Cobalah kami, sebesar apa pun masalahnya, bahkan masalah dari Kuroshin yang harus melelahkan fisik dan mental, mereka tetap di sini bersamaku.

Kupikir tidak akan ada yang namanya teman sejati. Perlu kau tau teman sejati berbeda dari sahabat. Malahan teman sejati itu posisinya di atas sahabat.

"Memasuki batasan radar pada Terra. Seluruh sinyal radio bisa dikirim secara langsung tanpa bantuan satelit."

"Kalau begitu yang pertama berikan aku peta Terra yang baru dan bandingkan dengan yang lama. Aku ingin lihat perbedaannya."

Sekejap saja IAI memberikan seluruh tampilan yang kubutuhkan. Menakjubkan, tak disangka Terra sudah berubah sangat banyak.

Rupanya rumor bahwa Terra mengalami kiamat tidak salah. Namun yang orang yang sudah melarikan diri tidak ketahui adalah manusia berpikir cermat.

Ketika sebagian besar berpikir untuk kabur, yang lain… berpikir untuk bersiap juga beradaptasi dengan keadaan yang baru setelah kiamat itu terjadi.

Detail alasan apa kiamat itu terjadi masih perlu dicari, tetapi aku yakin anak-anakku dapat beradaptasi dengan mudah mengetahui pengalaman yang dimiliki mereka.

Sayang sekali beberapa generasi muda keluargaku saat itu memilih untuk kabur ke Heresia daripada tinggal diam di Terra.

"Coba tampilkan titik di peta ini di mana sinyal balasan itu dilontarkan."

"Menurut perhitungan kasarnya, ada di sekitar Samudra Atlantik di samping timur Jepang dulunya. Pulau-pulau sudah mulai dirombak ulang."

Tentu saja, bukan hanya laut sekarang lebih sedikit volumenya, tetapi lempeng Terra kelihatannya juga banyak berpindah.

Tebakanku ini kiamat yang disebabkan oleh penyebab yang berantai. Lempeng Terra berpindah secara kasar dan besar-besaran memungkinkan sampai 9-10 skala richter.

Selain itu mungkin juga ada meteor dalam bentuk jumbo yang jatuh menyebabkan air laut terevaporasi dan uap airnya terbawa ke luar angkasa bukan kembali ke Terra.

Jujur kalau ini benar seperti apa yang kupikirkan, aku akan terkejut, dan terlebih lagi setengah mati mengetahui anak-anakku berhasil bertahan dalam kondisi separah itu.

Itu kondisi yang seharusnya tidak memungkinkan manusia untuk bertahan dalam hal apa pun. Secara logis, memang evakuasi ke planet lain adalah jawaban yang aman.

"Kita hanya butuh sekiar 3 jam lagi sebelum memasuki atmosfir Terra. Pastikan kita bisa mendarat di Terra dengan baik."

"Saya punya saran tuan, bolehkah saya menyampaikannya?"

"Hmm? Kau punya IAI? Baiklah, katakan."

Kupikir IAI dan ELISBETH hanya akan mampu menerima dan mengeksekusi setiap perintah yang ada. Namun kemampuannya berkembang seiring memproses banyak data.

Sekarang lihatlah, dia bisa memberikan sebuah saran bahkan tanpa sebuah perintah. Sebuah kemajuan yang luar biasa menurutku.

Inilah kenapa machine learning adalah bagian yang penting dalam sebuah kecerdasan buatan. Karena memang, pelumas dan pemantik yang dibutuhkan agar bisa lebih berguna memang itu.

"Bagaimana tuan mengendalikan pesawat ini secara manual? Secara gravitasi memang akan berat, tetapi saya rasa tuan mampu menahannya."

"Hooo, itu setelah memperhitungkan bahwa ini adalah sebuah pesawat yang bisa dikendalikan bukan semacam cangkang pelindung saja ya? Menarik."

Saran itu bisa diterima sebenarnya. Asalnya kalau diserahkan kepada IAI dan ELISBETH saja sudah cukup walau secara otomatis membiarkan itu tanpa kontrol langsung.

Untuk tingkat presisi? Jangan ditanya, pasti mereka hanya mampu mencari yang aman, bukan sesuai target. Memang sih, kalau mengikuti target, maka ada sesuatu yang harus dikasari.

Perhitungan pendaratan yang presisi itu sulit kalau tidak dihitung dari jauh-jauh. Dan… sekarang hanya tersisa beberapa jam sebelum menyentuh atmosfir Terra.

Maka jawaban yang paling cepat ya memang aku menghitung sebisanya, lalu mengontrolnya sendiri seperti yang dikatakan oleh IAI tadi.

"Baiklah saranmu kuterima. Akan kukontrol sendiri dari memasuki atmosfir sampai pendaratan. Sebelum benar-benar berhenti, bantu aku dalam segalanya."

"Dimengerti tuan, kami akan berusaha membantu sebisa mungkin dan membuat prediksi semampu kami."

Semua persiapan dibuat sebisa dan secepat mungkin. Sebenarnya aku ingin minta arahan kepada anak-anakku supaya lebih mulus, tetapi aku ingin berusaha sebisa mungkin.

Mana ada orang tua yang mengandalkan anaknya kalau dia bisa melakukannya sendiri. Lagipula sudah lama kita tidak bertemu, aku harus menunjukkan sisi kerenku, hahaha, narsis deh.

Waktu semakin singkat dan jarak dengan Terra sudah tidak jauh lagi. Hanya dalam hitungan menit saja kita sudah memasuki bagian dalam atsmofir Terra.

Dengan waktu yang sungguh terbatas, IAI dan ELISBETH langsung membuat prediksi tempat yang nyaman untuk mendarat.

Untungnya tidak jauh dari titik lokasi sinyal balasan dipancarkan, ada daratan yang cukup luas untuk dijadikan lahan mendarat.

"Memasuki atmosfir Terra, 55 detik menuju tanah."

Kontrol penuh langsung kuambil dan sekejap saja aku mengurangi kecepatan dengan konstan, tetapi tetap mempertahankan stabilitasnya.

Oh ya jangan samakan ini dengan pesawat biasa yang besar dan butuh manuver yang luas. Pesawat ulang-alik lebih kecil dan bisa dikendalikan lebih mudah.

Namun karena itu gesekan yang ada berbeda dan berkurang jauh. Kalau saja aku membuat roket-roket yang tidak terpakai ini bisa berubah arah untuk mengubah alur terbangnya.

Ujung-ujungnya aku hanya bisa mengendalikan arahnya dengan sayap pesawat ini saja. Agak sulit, tetapi justru tantangan itulah yang membuatnya jadi spesial.

"Pegangan erat, dorongan ini lebih besar dari pesawat lain."

Dengan manuver yang tepat dan perhitungan yang sesuai, pendaratan menjadi sangat lancar dan mulus sekali.

Pesawat ini tidak bisa dibawa kemana-mana sih, agak kurang praktis. Selanjutnya sebenarnya bisa dilanjutkan dengan terbang saja, tetapi karena cukup lelah, makanya pakai mobil.

Dijemput? Haha, tentu tidak. Kedatangan kita saja tidak ada yang mengetahuinya. Hanya saja, kurasa beberapa orang menyadari adanya pesawat asing yang datang di sini.

Cepat atau lambat orang-orang akan menyadari kedatangan kami walau masih belum yakin salah satunya itu termasuk anak-anakku.

"Fyuh, berada setengah tahun kurang lebih di pesawat itu dengan gravitasi yang tidak stabil sangat melelahkan. Akhirnya bisa menapakkan kaki di tanah lagi."

"Yang lain istirahat dulu sebentar di sini. Sin, Jurai, yok ambil mobil dulu yang ada di pesawat. Kita tidak punya tumpangan kalau enggan terbang."

"Benar juga, oke deh, gas."

Masing-masing dari kami mengambil satu mobil kecuali untuk Shin tersendiri. Karena keluarganya sangat besar, makanya dia dan anak tertuanya mengambil mobil yang berbeda.

Anehnya, mobil dengan kapasitas penumpang besar ini termasuk mobil kecepatan tinggi. Kalau tidak percaya, ini adalah mobil yang berkecepatan 280 km/jam maksimum.

Hanya saja tentu kami tidak membawa mobil dengan kecepatan setinggi itu. Walau sanggup menanggung tekanan pada peluncuran roket, sekarang semuanya sedang kelelahan.

Untuk sekarang karena tidak tahu titik yang harus dituju selain asal sinyal balasan itu, kami menelusuri tempat di mana kami mendaratkan pesawat ini.

"Indah dan asri ya? Kurasa kiamat membukakan pikiran banyak orang dan mengubah Terra menjadi lebih baik."

"Bukan hanya itu. Ingat, mobil ini ditenagai oleh mana. Memang sekarang masih ada mana di penyimpanan sebagai 'bensin' mobil ini, tetapi itu tidak bertahan lama."

"Benar juga, berarti bahkan mana dunia ini sudah terpurifikasi. Efek dari meteor yang kita bicarakan itu mungkin?"

"Ada kemungkinan memang begitu, makanya sekarang kita coba ke titik itu. Jaraknya tidak begitu jauh, hanya sekitar 20 km dari sini, 10 menitan kalau kecepatan 120 km/jam."

Anehnya wilayah ini cukup sepi, tetapi masih ada kehidupan. Seolah-olah peradaban di sini mundur dan orang lebih memilih untuk hidup nomaden.

Ya tentu saja, kebanyakan orang yang menyingkir dari Terra dulunya adalah orang yang ingin bertahan hidup dan punya jiwa teknologi yang tinggi.

Yang membedakan Logiate dan Heresia saja yang satu total teknologi, tetapi yang satu tetap menghargai keberadaan sebuah pohon.

Jika aku berpikir, mungkin sejak saat itu, kurang dari 20 persen manusia yang ada tetap memilih tinggal di sini. Dan itu masih belum tersaring yang meninggal.

Kalau dulu ada 7 miliar nyawa manusia, berarti setelah semuanya pergi hanya ada kisaran 1.5 miliar kehidupan. Entah sudah berkembang biak atau belum dan bertambah lagi.

"Apa pun itu aku cukup terkejut dengan perubahan besar-besaran yang terjadi pada Terra selama ratusan tahun ini. Sangat… mengangumkan."

"Kuakui saja, perubahan seperti ini tidak pernah terbayangkan olehku, bahkan oleh kalian juga. Semuanya tidak akan mengiranya."

Memang aku mengatakan peradabannya serasa mundur, tetapi itu tidak semuanya. Semakin mendekat dengan titik yang ditandai, jalan-jalan yang rapi mulai terlihat.

Ujung-ujungnya memang perlu banyak penyesuaian karena mobil-mobil ini didesain untuk on-road bukan off-road. Hanya saja, karena mendarat di tanah lapang, makanya jadi begini.

Tak disangka banyak wilayah yang sekarang terasa tak dipakai dan akhirnya ditempati dengan mengataskan hukum rimba.

"Sampai juga, inilah tempatnya. Cukup gila ya… kurasa kiamat tidak menamatkan mereka sama sekali."

"Bukankah itu sudah pasti? Anak-anakku selalu luar biasa dan bisa bertahan apa pun kondisinya. Hal itu tertanam dalam diri mereka."

Seketika kami baru sampai saja, suatu sosok yang familiar walau sudah sedikit berubah terlihat oleh kami semua. Siapa lagi kalau bukan….