webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.211 Di Luar Akal

Apa ini? Bagaimana bisa? Kiera benar-benar ada di hadapanku, di dalam pelukanku. Namun bagaimana bisa? Bukankah sebelumnya aku belum selesai menggarap sihir itu? Apa akhirnya ada seseorang merampungkan sihirku yang masih setengah jadi?

"Dasar, sebaiknya ubah dirimu ke tubuhmu yang dulu sayang."

"Akh, aku lupa. RE: Create Old Self."

Kalau hanya membuat ilusi, maka tubuh ini akan cepat hilang. Namun aku menukarkan sejumlah mana yang besar untuk mengatifkan sihir RE milikku yang paling efektif di antara semua sihir yang ada. Bisa terbilang sihir RE itu tidak jelas apa asal-usulnya, tetapi rasanya aku mampu melakukan segalanya dengan sihir RE.

Tunggu, bukannya kalau begitu aku bisa menggunakan sihir RE untuk memanggil Kiera? Arghh, bodohnya diriku, bahwa aku tidak memikirkan seluruh potensi yang ada. Namun ya sudahlah, bagaimana pun Kiera sudah ada di hadapanku.

"Nah, itu baru sayangku yang kukenal… Sin."

"Kiera… kau tahu, seberapa aku merindukan dirimu, seberapa besar penyesalanku tentang dirimu sejak dulu. Aku tidak tahu lagi bahwa aku ini sedang bermimpi atau ini kenyataan, tetapi aku senang melihatmu lagi sayang."

"Aku pun juga kok, aku tidak menyangka tiba-tiba jiwaku tertarik dan masuk ke tubuh ini."

Hah? Kalau begitu tebakanku benar, ada seseorang menyelesaikan sihirku. Kalau begitu Shin kah yang melakukannya? Namun bagaimana dia bisa tahu hal terakhir yang masih abstrak itu? Tidak mungkin manusia bisa tahu soal latar belakang roh dan jiwa manusia.

Memikirkannya saja sudah membuatku begitu pusing. Namun semuanya itu sudah lewat, walau aku tidak tahu bagaimana caranya, akhirnya Kiera ada di pelukanku lagi. Sampai sekarang pun aku masih memeluknya erat, tidak akan kubiarkan dirinya menghilang dari hadapanku lagi.

"Namun siapa yang membangkitkanmu? Shin?"

"Kurasa begitu, karena saat aku tiba-tiba muncul di sini, aku melihat dirinya sedang keluar dari kamar ini. Awalnya aku bingung siapa dirimu dalam wujud perempuan itu sayang, tetapi setelah melihat kertas-kertas berserakan di atas meja itu, aku langsung tahu bahwa ini kau dalam wujud ubuh yang lain."

"Hahaha, ketahuan ya…? Sayangku memang paling mengerti soal diriku."

Sebenarnya mulut ini sudah kehabisan kata-kata dan tubuh ini sudah kehabisan tenaga. Sekejap saja, aku melepaskan pelukan ini karena aku sudah tidak kuat menahan efek samping menggunakan sihir yang membuat ketahanan tubuhku bertahan lebih lama. Ah… aku tahu, pasti ini muncul sejak aku tidur karena sihir Shin.

"Sayang!! Ada apa!?"

"Hehehe… maaf membuatmu khawatir. Aku hanya sedikit kelelahan kok, selain itu tidak apa-apa. Biarkan aku tidur sejenak ya?"

"Haishh, dasar. Tidurlah dengan tenang sayang."

Kiera tiba-tiba pindah ke atasku saat kesadaranku masih menempel. Dia mengangkat kepalaku dengan hati-hati dan membuat paha kakinya menjadi bantal yang paling empuk yang aku ketahui. Di atas kakinya, aku tertidur lelap dalam waktu sekejap, ya kurasa ini efek samping sihir juga kalau dihitung-hitung.

Daripada itu, aku tidak menyangka bahwa sihir yang aku pikir mustahil untuk dibuat itu benar-benar ada. Kurasa aku harus melihat arsip milikku yang dirampungkan oleh Shin nanti, atau aku bertanya kepada dirinya langsung saja. Rasanya tetap aku ingin mengetahui bagaimana cara dirinya membuat sihir itu lengkap.

Kurasa waktu terlewat begitu cepat saat aku tidur dengan tenang. Tiba-tiba saja aku terbangun dengan tenang saat Kiera sedang mengelus kepalaku dan memainkan rambutku. Tentu saja aku ingat diri dan langsung berdiri dengan perlahan-lahan. Pasti dia kecapekan karena menadah kepalaku dengan pahanya sebagai tumpuan tidurku.

"Sudah berapa lama aku tertidur sayang? Apa aku tidak membiarkanku bergerak seinci pun?"

"Hahahaha, bahkan dalam tidurmu kamu bisa tahu bahwa sayang tidak melepaskan diriku ya? Tidak apa-apa kok, hanya baru lewat dua jam saja. Tidurlah lagi, karena aku tahu sayang sudah berjuang banyak untuk diriku."

Mana mungkin aku bisa tidur kalau seseorang yang paling aku cintai dan sayangi ada di hadapanku sekarang. Tidak bisa dipungkiri sebenarnya bahwa aku ingin memanjakan diriku pada Kiera lebih lagi, tetapi untuk sekarang aku akan menahan diri terlebih dahulu.

Juga aku tidak ingin terlihat seperti anak kecil. Seharusnya Kiera pun tahu sejak aku tidak pernah menahan diri untuk memanjakan diriku padanya. Namun biarlah, tetap saja tidak ingin aku membebaninya lebih lagi.

"Tidak ah, aku sudah tidur cukup, hehehe."

"Mou… sayang begitu lagi kan? Terlihat kuat, tetapi sebenarnya tidak dapat menahan diri kan? Sudah ah, jangan ditutup-tutupi lagi."

"Tetap saja ketahuan ya? Memang, Kiera sayang paling tahu soal diriku. Namun beneran kok, aku tidurnya nanti saja sejak ini masih sore hari."

Tiada lagi kata-kata yang terucap atau terpikirkan olehku tentang semuanya ini. Jujur ini benar-benar tidak terpikirkan bahkan untuk seseorang seperti diriku. Seharusnya aku yang paling bisa mengerti soal segala macam pengetahuan yang ada. Walau senang, tentu saja aku masih kebingungan soal hal ini.

Oh ya, kalau begitu sekarang bagaimana coba aku harus menjelaskan? Tubuhku sudah kukembalikan pada bentuk tubuhku yang dulu saat hidup sebagai Sin. Tidak hanya itu, papa dan mama dari Rie yang asli juga masih ada, dan sekarang aku bingung bagaimana bisa aku memberi tahu mereka soal kondisi ini.

Sebenarnya aku bisa saja mengubah diriku kembali ke tubuh dasar yaitu sebagai Rie, tetapi gonta-ganti wujud tubuh akan memakan mana yang begitu drastis bahkan untuk diriku. Tidak mungkin bukan aku menggunakan cara yang tidak praktis sama sekali ini?

"Sayang… barusan kamu memikirkan hal yang merepotkan lagi ya? Terlihat itu kamu mengerutkan dahimu dan air mukamu mencerminkan sayang sedang muram."

"Yang seperti itu pun ketahuan? Aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan apa pun dari dirimu ya sayang? Baiklah akan kuberi tahu apa yang terjadi sebenarnya."

Dengan itu aku menceritakan semua, semuanya apa yang terjadi selama ini, juga kondisi yang sedang kuhadapi. Kurasa bahkan untuk Kiera, dia juga tidak menduga yang terjadi selama dia tidak ada dan hanya dalam bentuk roh saja.

Sebenarnya aku ingin-ingin saja menyelesaikan semua masalah ini sendiri dengan solusi yang kupikirkan nanti. Namun bukankah yang benar itu seorang suami harus mendengarkan pendapat istri? Keputusan yang diambil olehku itu akan berdampak kepada kita berdua, makanya aku harus bertanya kepada Kiera juga.

"Jadi begitu ya? Merepotkan juga ternyata lebih dari yang aku kira. Namun syukurlah tidak sesuatu yang di luar kemampuan kita masalah kali ini. Nanti biarkan aku membahasnya dengan orang tua Rie wujud asli tubuh sayang itu."

"Yakin tidak apa-apa? Aku rasa ini akan jadi hal yang sedikit atau bahkan cukup rumit sejak kondisinya bukan kondisi yang normal."

"Aku bisa menjelaskannya, asal aku butuh bantuan dari sayang juga Shin sejak dia yang memanggilku dengan sebagian sihir yang sayang riset itu."

Ngomong-ngomong bukan hanya aku ingin bertanya soal sihir itu, tetapi aku juga harus berterima kasih pada Shin karena sudah mau membantuku mewujudkan hal paling mustahil bahkan untuk aku. Hahaha, mungkin dia benar-benar mempunyai kekuatan sebagian dewa takdir untuk mendatangkan hal semacam ini kali ya?

Ya apa pun itu, aku sungguh bersyukur, sangat bersyukur bahkan aku akhirnya bisa melihat Kiera lagi. Kali ini, aku tidak akan lalai dan akan menjaganya dengan sepenuhnya bahkan tidak kubiarkan dia hilang dari pandanganku, selamanya. Dengan pasti, aku tidak akan lalai sedikit pun. Kesempatan yang sama mungkin tidak datang dua kali, maka kesempatan yang ini harus dimanfaatkan dengan sepenuhnya.

"Baiklah, nanti aku harus bicara dengan Shin juga. Sebenarnya masih ada banyak hal yang belum aku ceritakan ke sayang, ingin mendengarkan versi komplitnya?"

"Apa itu perlu ditanyakan?"

"Hahaha, benar juga. Baiklah, aku akan ceritakan semuanya yang tersisa."

Aku menghabiskan waktuku menjelaskan semuanya sambil berbaring berdua di atas kasur saling berhadap-hadapan. Terkadang saat aku menjelaskan apa yang lucu, Kiera tertawa sebagai gantinya. Mukanya yang penuh senyuman itu membuatku begitu tenang, rasanya apa yang hilang dariku selama ini kembali diisi dan dipenuhi.

Haruskah aku membuat hidup kami berdua menjadi abadi atau masa hidup kami sangat lama layaknya Shin dan Lala? Mungkin kalau aku melakukan itu, aku tidak akan bisa menggunakan sihir lagi sejak itu akan menguras habis manaku sampai ke akar-akarnya.

"Banyak juga ya sayang sudah lalui, dari kehidupan yang satu ke kehidupan yang lain. Aku jadi penasaran bagaimana nasib anak-anak kita dan keturunannya."

"Benarkan? Aku juga pernah sempat terbesit oleh hal itu. Ingin aku coba cari nanti siapa tahu aku bisa menemukan informasi tentang mereka."

"Kalau memang bisa baiklah sejak aku rasa tanpa persetujuanku pasti akan sayang lakukan cepat atau lambat."

Benar-benar Kiera mengerti sampai seluk beluk diriku yang paling dalam ya? Ya kurasa itu karena dulu, atau bahkan sekarang pun aku tidak pernah menutupi apa yang terjadi kepadaku. Itu kenapa dia bisa memahamiku sampai keseluruhannya.

Namun kembali ke pembahasan, aku memang benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi kepada anak-anak kami berdua dan keturunannya. Oh ya, kalau anak perempuan kami yang paling tua, Migusa.

"Benar juga sih, hahaha. Namun kalau soal anak dari Migusa atau bahkan keturunan selanjut-selanjutnya… kurasa tidak mungkin. Sejak Migusa, anak perempuan tertua kita lebih ingin terfokus kepada karirnya daripada kehidupan bercintanya."

"Hahaha, benar juga ya? Kurasa ada banyak hal yang tidak kuketahui dari anak-anak kita. Rasanya aku merasa bersalah meninggalkan mereka di kehidupan mereka yang masih muda sekali."

"Aku pun juga terkadang merasa begitu. Karena aku pernah hidup sebagai perempuan juga, yaitu saat menjadi Kioku, aku merasakan perasaan bagaimana dipisahkan dari anak yang lahir dari diriku sendiri."

Walaupun aneh berbicara diriku pernah menjadi perempuan, aku tidak pernah menyesalinya kalau aku harus jujur. Justru dengan cara seperti itulah aku bisa mengerti selama ini perasaan Kiera yang aku tidak pernah ketahui. Untuk sekarang, sampai selama-lamanya, aku akan lindungi semua perasaan ini dengan erat-erat.