webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.133 Jalannya Perang

Ketika perang sudah dimulai, kedua belah pihak mulai menyerang satu sama lain. Semua orang tahu bahwa ketika maju perang, nyawa lah yang jadi taruhannya. Namun walau begitu, para murid sudah mempersiapkan diri tentang hal ini. Keberanian mereka bahkan kalau aku katakan jauh lebih besar dari para prajurit biasa.

Perang dari sisi negara kerajaanku dimulai dari mengirimkan para prajurit yang terlatih, baru mengirimkan para penyihir. Ini teknik perang agar tidak sia-sia mengorbankan kunci kemenangan perang. Para penyihir bisa menyerang dari jauh, intinya perannya sama dengan para pemanah.

"Sejauh ini jumlah korban perang masih nol."

"Baguslah, laporkan terus kalau terjadi sesuatu."

Dari sisiku, perang memang terlihat diungguli oleh pihakku, tetapi aku mengira bahwa pihak lawan tidak lah sebodoh itu membiarkan semua prajurit yang maju perang dengan mati sia-sia. Pasti pihak lawan menyimpan rencana khusus juga.

"Semuanya, berhati-hatilah. Kalau sampai kalian melihat sesuatu yang mencurigakan langsung beri tahu aku."

Aku dan Koshiyu melihat dari atas benteng untuk mengamati jalannya perang. Bisa saja sih aku mengamati dari ketinggian juga, tetapi terlalu berbahaya. Walaupun kalau melihat dari atas, aku bisa memprediksi jalannya perang lebih baik.

Selama perang, aku terus saja berdiri di atas benteng untuk mengamati keadaan perang yang sedang berjalan. Tidak ada masalah di setengah jam pertama, hanya beberapa orang yang terluka langsung disembuhkan oleh pasukan penyembuh. Oh ya untuk urusan botol pengisi mana, aku sudah menyediakan untuk para penyihir untuk dibawa ada 5, dan masih banyak di dekat benteng.

"Kioku, apa perlu aku ambilkan kursi untuk Kioku sayang beristirahat?"

"Tidak, semua orang sedang berperang, bagaimana aku bisa bersantai? Sebenarnya kalau bisa saja aku masuk ke medan perang dan ikut berperang, tapi tidak mungkin."

Tentu saja, aku tidak bisa masuk ke medan perang dengan banyak alasan yang mendukung. Satu sedang hamil, dua aku tidak bisa menggunakan kekuatanku dengan benar, dan tiga kalau aku perang yang ada aku pasti dihentikan oleh Koshiyu dan mama.

"Baiklah kalau tidak mau duduk, kita amati saja terus. Namun kalau sudah mulai kelelahan bilang ya?"

"Aku tahu batasanku sendiri Koshiyu sayang."

Oh ya karena perang ini, aku menitipkan Shiakira dengan mama. Kujamin aman, karena perang berada di wilayah yang sangat terluar dari bagian negara kerajaan ini. Jaraknya saja butuh waktu terbang selama 1 jam.

Dalam keadaan ini, walaupun perang terlihat simpel, tapi ini mempunyai makna yang cukup besar. Alasannya adalah ini adalah perang pertama dalam zamanku. Dulu masing-masing di zaman pemerintahan mama atau ratu Hiimue, perang menyebabkan mereka terusir dari takhta negara kerajaan ini.

"Apa masih belum ada tanda perang menunjukan perubahan? Aku merasa perang ini aneh sekali."

"Aneh kenapa sayang? Bukan kah justru bagus kalau perang ini dimenangkan oleh kita? Atau jangan-jangan Kioku mendapati ada yang kurang?"

"Benar, perang ini mereka yang memulai, mereka juga lah yang seharusnya mengerti seberapa besar kekuatan pasukan kita, tetapi entah kenapa mereka seolah-olah seperti mengalah."

Walau kelihatannya seperti mau mengalah, tetapi mereka pasti tidak akan mengalah. Maka dari itu, aku masih mencoba untuk mengerti pola berpikir mereka agar bisa menang dari pasukan yang kami kirim.

Mereka jelas punya penyihir, tetapi kemampuan penyihir mereka terbatas dengan sihir dunia ini. Berbeda dengan pasukan penyihirku yang jauh lebih terampil dengan sihir yang kubuat. Setidaknya aku mengajarkan sepuluh macam sihir yang berbeda-beda. Untuk penyihir tertentu, mereka juga kuajarkan seperti sihir support dan sihir penyembuhan.

"Koshiyu, maafkan aku kalau aku gegabah, tetapi memang aku harus menyusup ke benteng musuh untuk bisa menyadap pembicaraan petinggi mereka."

"Kioku!? Tidak, jangan pergi. Kau tahu seberapa berbahayanya itu. Bahkan masuk ke benteng musuh jauh lebih berbahaya dari berada di medan perang."

Namun kalau aku tidak menyusup untuk mengetahui rencana mereka, bagaimana aku bisa menanggulangi kalau sampai terjadi masalah nanti? Aku tahu jelas bahwa semua ini baru permulaan, atau boleh kukatakan bahwa perang ini mungkin punya tujuan tertentu dan tersembunyi. Mungkin, menyusup ke istana? Atau mencuri sesuatu? Entah apa itu.

"Aku tahu sayang, tetapi aku rasa aku tahu tetap pergi. Tenang saja, aku akan berhati-hati dengan sangat. Aku pergi dulu. LeFiera. Shion."

"Kioku!? Tunggu! Biarkan aku ikut! Le-."

"Tidak, kau harus tinggal Koshiyu."

Aku langsung mematahkan sihirnya agar Koshiyu tidak bisa mengikutiku. Sekejap, aku langsung terbang menuju ke benteng musuh. Tentu saja aku tidak sembarangan pergi tanpa arah. Sebelumnya aku sudah mengintai dengan mata pelacak, kerjanya mirip dengan alat pengukur suhu tubuh yang membedakan dengan warna. Sebenarnya ada cara lain seperti mata X-Ray, tetapi suhu tubuh saja sudah cukup, tidak menghabiskan banyak mana.

'Jadi begitu, musuh di dalam benteng masih cukup banyak, pemimpin mereka sulit dilacak, apa mereka berperang tanpa pemimpin mereka ada di benteng?'

Walau begitu sulit, aku tidak menyerah dengan keadaan yang rumit ini. Dengan berbagai macam cara juga dengan bantuan sihir, aku bisa menemukan keberadaan pemimpin itu. Penjaga di dalam benteng tidak terlalu banyak, jadi cukup mudah masuk tanpa diketahui.

"Hahahaha, pasangan raja dan ratu bodoh itu masih belum menyadari rencana kita."

Itu dia, aku yakin dengan pasti bahwa itu adalah pemimpin mereka. Mudah saja, pemimpin negara mereka pasti seorang yang tamak, jadi perawakannya pasti gemuk. Kalau tidak tamak mereka pasti tidak akan berperang dengan kerajaan lain.

"Kau sungguh luar biasa raja, rencana kita pasti berhasil."

"Tentu saja, apa dari pihak Imperial Arkness sudah tiba?"

Imperial Arkness!? Sudah kuduga ini tidak semudah yang aku pikirkan. Tidak kusangka bahwa raja ini bekerja sama dengan Imperial Arkness untuk menjatuhkan negara kerajaanku. Atau jangan-jangan ini kah yang terjadi pada saat pemerintahan mama dan ratu Hiimue?

"Belum raja, mungkin sebentar lagi akan tiba. Katanya mereka akan tiba 45 menit setelah perang dimulai."

"Berarti sekitar 10 menit kurang lagi. Baiklah, lihat saja nanti para penyihir Imperial Arkness itu menyerang mereka dari arah lain, pasti mereka kewalahan."

Ingin menyerang dari arah lain? Jadi itu rencana mereka, baiklah aku mengerti. Walau mereka punya rencana itu dan menjalankannya, tanpa rencana penanggulangan pun aku bisa mengalahkannya. Namun sekali lagi, kekuatanku sekarang harus dibatasi dengan sangat, tidak memungkinkanku untuk mengalahkan mereka dengan cepat dan mudah.

Merasa sudah tidak ada informasi yang bisa dipakai lagi, aku langsung meninggalkan benteng musuh itu. Karena tidak ingin membuat Koshiyu lebih khawatir lagi, aku langsung kembali dengan cepat. Sebagai tambahan, aku menggunakan mantra sihir Guast untuk mempercepat kedatanganku di benteng terluar negara kerajaanku.

"Kioku, akhirnya kau kembali juga sayang!! Aku tidak mengira bahwa Kioku akan melakukan hal berbahaya seperti itu. Tolong, lain kali jangan."

"Ya, ya, maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi. Namun sebagai gantinya aku mendapatkan informasi bagus walau bukan informasi kabar baik. Mereka bekerja sama dengan para penyihir Kejahatan Imperial Arkness dan akan menyerang kita dari arah lain. Waktunya sangat terbatas, hanya beberapa menit lagi."

"Baiklah, karena lawannya penyihir maka kita harus mengerahkan penyihir juga. Komandan tarik setengah dari semua penyihir yang ada di medan perang dan suruh mereka bersiap-siap dengan keadaan ini."

Tanpa berlama-lama aku langsung menyuruh setengah dari pasukan penyihir yang kondisinya masih di atas rata-rata untuk mundur dan melakukan arahan yang aku perintahkan dari jauh. Tidak perlu waktu lama, bahkan kurang dari satu menit mereka langsung melakukan apa yang kuperintahkan.

Tentu, untuk membuat rencana mereka gagal, aku harus memastikan kalau mereka tidak mengetahui kalau pihak kami sudah mengetahui rencana mereka. Jadi secara diam-diam aku menyuruh pasukan penyihir mundur.

"Kioku, kau yakin ini rencana mereka? Bagaimana kalau sampai gagal?"

"Tidak, aku yakin bahwa pembicaraan mereka ketika kusadap mereka tidak tahu."

"Baiklah, aku percaya kepadamu Kioku. Mari kita tunggu dan lihat saja."

Pasukan penyihir yang sudah kutarik dari medan perang utama kusuruh sembunyi di beberapa titik yang mungkin menjadi titik penyerangan penyihir Imperial Arkness. Setelah menunggu selama beberapa menit, benar saja aku mendapat peringatan dari salah satu penyihir yang melihat kedatangan para penyihir Imperial Arkness dalam jumlah yang besar.

"Semua pasukan penyihir menuju ke arah benteng di Barat, cepat!"

"Baik!!"

Dengan respon yang cepat, semua penyihir yang ada langsung menuju titik serang yang sudah kutunjukkan. Karena aku masih sedikit khawatir, maka aku juga mengikuti para penyihir lain untuk menuju titik itu.

"Koshiyu, tolong koordinasi denganku, tunggulah di sini."

"Apa Kioku sendirian saja cukup?"

"Aku tidak akan melakukan tindakan apa pun tanpa rencana, tenang saja."

Semua penyihir langsung menyerang pasukan Imperial Arkness yang seharusnya menyerang dengan diam-diam. Benar saja, pertarungan yang utama baru saja dimulai. Pertarungan antara penyihir Kebenaran para murid akademi Gnelphir dengan penyihir Kejahatan Imperial Arkness menjadi pertarungan yang besar.

Melihat potensi kekurangan pasukan untuk melawan penyihir Imperial Arkness, aku menarik hampir semua pasukan penyihir yang ada di medan perang menuju ke titik pertarungan baru ini. Aku hanya menyisakan setidaknya 15 penyihir kekuatan penyembuh di sana dan 50 penyihir penyerang.

"Bagus, usahaku menyelinap ke benteng musuh tidak sia-sia. Kemenangan ada dipihakku. Mau melakukan rencana apalagi pasti akan kugagalkan dan kukalahkan."

Walau berhasil menangani untuk tidak diserang mendadak, pasukanku tetap kalah dalam hal kekuatan karena para penyihir Kejahatan itu punya tingkat sihir yang sangat kuat, setidaknya mereka punya sihir cabang Darah, tingkat ketiga dari cabang sihir Kejahatan.

"Rouisa."

Aku mengerahkan sihirku untuk menguatkan para pasukanku. Mantra sihir Rouisa berguna untuk menguatkan segala aspek, dari fisik, kekuatan sihir, pertahanan, ketahanan, dan lainnya. Mantra yang simpel sebenarnya, tetapi cukup menguras mana karena dikerahkan untuk pasukan dalam jumlah yang besar.

"Semuanya, jangan menyerah!! Aku akan mendukung kalian dari belakang!!"

"Ini sihir ratu! Kita pasti bisa!! Ayo kalahkan penyihir Kejahatan ini!!"

Berkat sihirku dan motivasiku, semangat bertempur mereka kembali pulih bahkan lebih besar lagi. Mereka sekarang bertarung membalikan keadaan untuk menekan balik para penyihir kejahatan Imperial Arkness itu. Kami tidak akan kalah.