webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.104 Etaribun

Beberapa jam terlewat dari sejak aku tidur. Tidak ada yang membangunkan setelah sekian lama, jadi aku terbangun sendiri. Namun setelah aku melihat posisi matahari, aku menyadari bahwa hari sudah sore.

"Tidak ada yang membangunkanku. Apa mama dan Senshi sudah pulang? Bukan kah tadi kubilang untuk membangunkan diriku supaya aku bisa mengucapkan salam?"

[Bukan tidak ada yang membangunkanmu. Mereka sebenarnya mau membangunkanmu, tetapi tidak tega melihat tidurmu begitu pulas."

Jadi begitu… tidak kusangka mereka membiarkanku tidur hanya karena tidak tega. Ugh, lupakan soal itu untuk sementara, aku terlalu lapar untuk berpikir. Terlalu lama kalau aku membuat makanan sendiri, bahan-bahan yang kumiliki juga tidak lengkap. Mending turun ke kantin dan makan makanan yang sudah ada.

Tidak lupa aku mengganti pakaianku dari pakaian tidur menjadi pakaian santai. Walau ini masih wilayah akademi, tetapi jam sekolah sudah selesai, tidak harus memakai seragam lagi. Lagi pula setelah ini aku mau ke kota pusat untuk mengurus soal mayat monster ular itu.

"Halo Reshatous-san."

"Ah tuan putri. Ingin makan?"

"Ya, yang seadanya saja seporsi."

Setelah memesan makan, aku duduk di kursi yang dekat dengan dapur. Aku melihat ke sekitar dan menyadari tidak banyak orang di sini. Karena kantin terbuka dengan bagian belakang akademi yang diisi oleh taman dan pohon-pohon yang rindang yang diapit oleh dua gedung asrama, maka udara sejuk membuatku merasa tenang. Mungkin jika ditambah dengan lagu yang membuat tenang semakin bagus.

"Ini tuan putri, makanan anda. Hanya 1 koin Fier."

"Baiklah, ini. Terima kasih."

Aku menikmati makananku. Seharusnya aku makan di siang hari, tetapi karena tidurku yang begitu lama maka aku jadi makan di sore hari. Tetapi itu tidak buruk, karena terik matahari tidak mengganggu suasana sejuk sore hari ini.

Tidak ada yang menggangguku sama sekali, bahkan memandang diriku pun tidak. Kurasa mereka sedang tidak ingin melihatku di sekitar mereka atau bagaimana, tetapi itu malah bagus. Bisa menikmati waktuku sendiri malah membuatku nyaman.

"Sudah selesai makan sekarang pergi ke Guild kota pusat."

[Jangan terlalu banyak menggunakan sihir, keadaanmu masih belum stabil.]

Mereka memperingatkan diriku, baik hati sekali. Baiklah aku mengerti, kondisi diriku memang belum stabil, jadi harus berhati-hati. Memang sih seharusnya aku sebaiknya tidak menggunakan kekuatan sihirku dulu, tetapi rasanya aku ingin pergi ke Guild secepatnya.

Karena aku tidak perlu persiapan lagi, maka aku langsung pergi menuju ke kota pusat untuk pergi ke Guild. Aku sudah punya identitas sebagai tuan putri di Guild, sekarang tinggal menaikkan tingkat anggotanya. Sebaiknya aku gunakan mayat monster ini sebagai bahan untuk menaikkan tingkat anggota di Guild.

"Uhm… ngomong-ngomong aku lupa mengajak empat monster penjagaku, ah biarin aja deh. Lagipula aku bisa melindungi diriku sendiri kalau ada masalah."

Aku melangkahkan kakiku ke dalam Guild sesampainya aku di kota pusat. Sama seperti biasanya, aku terbang dari akademi menuju ke kota pusat dan berhenti di tempat sepi. Sihirku tidak ingin dilihat oleh siapa pun dan menyebabkan masalah.

"Ah tuan putri datang. Apa maksud dari kehadiran tuan putri hari ini?"

Pelayan Guild kota pusat ini menyambut dengan hangat kehadiranku. Tentu saja, kehadiranku menyebabkan seluruh pandangan tertuju kepadaku. Sudah deh, tujuanku bukan untuk mencari perhatian, langsung ke tujuan utama saja.

"Aku mau melakukan transaksi besar, bisa antarkan aku ke ruang khusus? Juga tolong panggilkan ketua Guild."

"Baiklah, saya antarkan lalu saya panggilan ketua Guild. Silahkan tuan putri."

Ruangan ini cukup luas juga, tetapi untuk ukuran monster sebesar monster ular ini tidak akan muat, apa aku bilang saja untuk menunjukkan tempat kepadaku yang lebih luas ya? Ukuran monster ular ini sekitar 10 meter lebih sih.

"Umm, apa bisa tolong tunjukkan kepadaku tempat yang lebih luas? Tempat transaksi ini tidak cukup untuk melakukan transaksi ini."

"Benarkah? Memang kira-kira berapa besar transaksi yang tuan putri ingin lakukan."

"Jangan sebarkan ke orang lain, aku mendapat transaksi besar hasil dari buruanku bersama temanku. Monster yang tidak pernah muncul bahkan tak pernah diduga. Mungkin bisa dikatakan ini monster tingkat 10."

"A-ap-." sebelum dia berteriak aku menutup mulutnya dengan segera.

Aku hanya bisa beralasan kalau aku membunuh ini bersama temanku. Kalau sampai ketahuan kalau aku ini berburu sendiri, aku pasti akan jadi pusat perhatian yang berlebihan. Monster tingkat 9 saja langka, apa lagi monster tingkat 10.

"Sush, panggilkan saja ketua Guild dengan tidak banyak bicara."

"Ma-maaf tuan putri saya hanya terkejut. Baiklah, saya akan segera panggilkan."

Sementara aku menunggu kedatangan ketua Guild itu, aku melihat-lihat barang pemberian mama. Pedang tongkat sihir ini kalau dilihat-lihat kekuatannya begitu luar biasa. Tetapi mama tidak memberi tahuku soal nama dari pedang ini. Kurasa aku nanti harus mengunjungi istana sekalian setelah selesai melakukan transaksi ini.

Namun dari dalam ruangan ini saja aku bisa mendengar langkah kaki berat yang mendekat dengan begitu cepat. Suaranya begitu keras dan berulang begitu cepat. Pasti pelayan Guild itu sudah memberi tahu ketua Guild. Ya sudahlah, asalkan bukan orang lain saja.

"Tu-tuan putri maafkan hamba sudah membuat tuan putri menunggu."

Ini ketua Guild malah sampai merendahkan dirinya dengan sebutan hamba. Kurasa memang seharusnya aku tidak memberi tahu pelayan Guild itu. Sekarang sudah terlanjur apa boleh buat. Lakukan transaksi saja cepat dan pergi ke istana lalu pulang sebelum ada yang mencariku.

"Tidak masalah. Tolong proseskan transaksi ini. Di mana tempat paling luas di Guild ini? Tempat ini tidak akan cukup untuk memuat seluruh mayat monster ini."

"I-ikuti hamba tuan putri."

Dia menunjukkan kepadaku tempat yang begitu besar dan luas. Kalau aku lihat ini adalah gudang di mana mereka semua menyimpan mayat monster hasil transaksi. Aku keluarkan saja langsung deh dari kalungku.

"Tu-tuan putri, mo-monster apa ini!?"

"Aku tidak tahu namanya. Yang pasti adalah ini monster tingkat 10 jenis ular. Buatlah perhitungan untukku, berapa kira-kira harganya?"

"Ha-hamba tidak berani tuan putri. I-ini adalah transaksi yang begitu besar di luar kekuasaanku."

Sepertinya sedikit merepotkan juga. Aku harus sedikit memaksa ketua Guild ini atau akan membuang waktuku.

"Cepat, kalau tidak nanti akan kubilang ke ratu untuk melepas dari jabatanmu."

"Ma-maafkan hamba tuan putri, tunggu sebentar!"

Dia langsung mengecek kondisi mayat monster ulang itu. Tangannya gemetaran, kurasa memang dia merasa begitu terkejut juga ketakutan melihat hal ini. Wajar saja, ini semua di luar batasan orang normal. Aku saja harus menjadi dewi untuk memburu monster ini.

"Tu-tuan putri, hamba kira harga monster ini sama seperti harga satu istana. Ha-harganya sekitar 2-20.000 Plata tuan putri. Guild ini tidak sanggup membeli monster ini."

"Berapa uang yang kau miliki sekarang?"

"Se-sekitar 8.000 Plata tuan putri."

"Kalau begitu 8.000 Plata terlebih dahulu. Sisanya nanti kuambil."

Tanpa berucap sepatah kata lain pun dia langsung memproseskan transaksi ini. Tidak perlu waktu lama dia langsung kembali dengan hasil yang sudah ada juga kartu identitas dan kartu anggotaku. Benar saja, tingkat anggotaku bahkan melebihi tingkat yang dimiliki oleh identitas palsuku, Miyazouri Hanarou. Tingkat anggotanya mencapai tingkat SSS yang belum pernah dimiliki oleh orang lain.

"Kalau begitu aku tinggal dulu. Sampai jumpa lain kali."

Dengan cepat aku langsung pergi menuju istana. Aku tidak terbang lagi kali ini, karena jaraknya dekat dari Guild sampai ke istana. Dengan jalan kaki saja aku bisa sampai ke istana dalam waktu 10 menit saja. Sepanjang perjalanan semua orang melihatku dengan begitu banyak macam pandangan. Ada pandangan takjub, iri, kagum, dan lainnya. Tetapi aku menghiraukan semuanya itu. Palingan aku hanya membalas dengan senyuman saja.

"Tu-tuan putri, ba-bagaimana tuan putri bisa sampai di sini!? Apa ada yang mengantarkan tuan putri!?" bahkan sampai penjaga gerbang istana saja terkejut.

"Tidak ada. Sudah buka saja gerbangnya, aku mau bertemu dengan okaa-sama."

"Di-dimengerti!"

Kelihatannya aku baru saja meninggalkan istana ini beberapa hari yang lalu. Tetapi sekarang aku sudah kembali. Hmm, kemungkinan terbesar adalah mama sedang di ruang kerjanya, kurasa aku langsung ke sana saja.

"Kioku!? Bagaimana kau bisa sampai ke tempat ini sayang? Bukan kah kamu masih sakit!?"

Oh tidak, aku melupakan soal hal itu. Aku bertemu dengan mama, dengan sebuah masalah. Mama sedang berjalan dan melihatku. Mama langsung berlari mendapatkanku dan langsung mengungkit soal aku masih sakit. Kurasa aku memang sedikit memaksakan diri.

"Yaa ada caranya deh ma. Aku sudah tidak sakit lagi kok. Lagipula mama kok meninggalkan aku tanpa membangunkanku sih? Kioku khawatir lho."

Kalau mama mengungkit soal aku sedang sakit maka aku akan mengungkit soal mama dan Senshi tidak membangunkanku supaya aku bisa memberi salam kepada mama. Sebenarnya tidak ingin mempermasalahkan soal hal ini, tetapi mama sendiri yang memulai.

"Eh? Ah, ehem. Kan kamu masih sakit sayang, mana mama tega membangunkan Kioku sayang. Lagipula kenapa sih Kioku ke sini? Jangan bilang hanya ingin bicara soal mama tidak membangunkan Kioku untuk bisa memberi salam?"

"Bukan soal itu ma. Kioku datang untuk membahas soal pedang tongkat sihir pemberian mama ini. Mama waktu itu hanya memberikannya kepada Kioku, tetapi bagaimana dengan nama pedang ini?"

Barang pemberian mama pasti punya namanya. Sama seperti kalung pemberian tetua ratu Hiimue, punya nama. Oh ya, ngomong-ngomong beberapa waktu ini aku tidak melihat ratu Hiimue, sedang di mana atau sedang melakukan apa ya?

"Ya ampun Kioku sayang, jadi kamu datang hanya untuk menanyakan nama pedang ini? Bukan kah mengirim surat saja bisa?"

"Tadi Kioku sekalian mampir ke Guild untuk menjual hasil buruan Kioku. Jadi sekalian aja deh ke istana mumpung sejalan."

"Hah~ untung kamu sedang sakit. Kalau tidak sudah mama marahi soal datang ke istana hanya untuk alasan ini. Nama pedang tongkat sihir itu adalah Etaribun."