webnovel

pondasi huruhara

Dunia magis dimana banyak para ahli berada... Pondasi huruhara adalah sebuah organisasi (Paguyuban) yang memiliki beberapa anggota dengan macam macam ahli dan kemampuan unik. kisah cerita akan berfokus ke petualangan Yaq dan Bag seorang ahli yang mempunyai kekuatan petir..

pencerita_mu_96 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
26 Chs

Pilih Tawaran.

Di dalam ruangan aula gedung, Zivvan, Bag dan Yaq, mereka kini sedang bersama dengan para petinggi dari wilayah gondo dan termasuk pemimpinnya yaitu Diarso.

Memang benar apa yang di katakan Zivvan sebelumnya,

tekanan aura dari orang orang tua ini tidak bisa di anggap remeh, aura dari mereka mendominasi di aula itu,

Hal itu wajar karena para orang tua itu berada di puncak ranah Pendekar bahkan ada diantara mereka yang berada di ranah Ksatria, dan paling rendah adalah tingkat 7 ranah pendekar.

Pria paruh baya yang berada di tengah melihat ke arah Zivvan, lalu kemudian dia mengatakan..

"Sepertinya kau mendapatkan sesuatu kali ini, bagaimana hasil dari kerjamu?".

Mendengar hal itu Zivvan melihat orang yang barusan bicara, orang itu adalah Diarso.

Dari tatapan Zivvan, memang dia terlihat patuh sekarang, tapi di dalam hatinya dia mengutuk orang tua itu.

"Seperti yang kau lihat aku telah kembali membawa orang orang dari keluarga Adaina, mereka berdua ini adalah juru bicara yang di kirim untuk bernegosiasi denganmu". Ucap Zivvan dengan wajah datar.

Mendengar ini Diarso tersenyum, senyum itu terlihat jahat, dia berpikir jika pada akhirnya keluarga itu hanya akan menyerah padanya.

Keinginannya untuk mendapatkan anak dari Adaina bukan tanpa alasan, keluarga Adaina ruang lingkup dagangnya cukup luas, jika dia bisa mendapatkan putri dari Adaina, maka dia bisa dengan mudah menguras habis sumberdaya keuntungan Adaina untuk dirinya sendiri.

Itulah rencana busuk dari makhluk tua itu

Mendengar perkataan Zivvan, salah 1 dari petinggi Diarso menganggap kalau ucapan Zivvan ini adalah tidak sopan ke pimpinan mereka yaitu Diarso. Petinggi yang tidak terima itupun mengatakan,

"Kau bocah kecil!! jaga ucapanmu di depan kepala keluarga Assan, bupati dari wilayah ini!"

Mendengar itu Zivvan hanya diam dan tidak ingin meladeni orang tua itu dalam perdebatan.

Di sini lain Yaq dan Bag yang dari tadi mengamati mulai memahami semuanya

"Kalau begitu 2 anak muda perkenalkan dirimu padaku, katakan apa yang ingin di bicarakan oleh keluarga Adaina kalian". Ucap Diarso.

"Perkenalkan saya adalah Yaqi al dan ini adalah teman saya Bag nirwana, kami adalah utusan dari Nyonya Iva adaina, terimakasih tuan sudah berbaik hati menerima kami disini". Ucap Yaq sembari menundukan kepalanya dan meletakkan tangan kanannya di depan dada kirinya.

"Kami di utus kemari untuk menawarkan kesepakatan kepada Tuan Diarso". Lanjut Yaq

Mendengar itu senyum Diarso semakin lebar,

pada akhirnya Adaina hanya bisa menyerah padaku, semuanya berjalan seperti yang di rencakan. Penawaran ini sudah di terkirakan sebelumnya, sisanya hanya perlu sedikit menekan dan memaksa mereka menuruti permintaanku. Itulah yang ada di benaknya sekarang.

"Langsung ke dalam intinya kami menawarkan 2 pilihan tawaran kepada Tuan Diarso untuk di pilih"

"Penawaran pertama, Tuan Diarso memperbaiki diri dan mengurungkan niatnya untuk menginjak keluarga Adaina, lalu hidup damai.. atau penawaran kedua kalian akan akan di singkirkan semuanya..."

Mendengar itu salah 1 petinggi langsung berdiri dari kursinya dan berteriak,

"BOCAH TENGIK!! APA KAU INGIN MATI?!!"

bukan hanya petinggi tersebut yang terkejut, Bag dan Zivvan bahkan hampir tersedak karena ucapan dari Yaq,

Bag mungkin sudah mengetahui cara kerja dari Yaq, tetapi tidak untuk Zivvan dan orang orang yang ada di dalam aula itu.

bahkan Zivvan di dalam hati mencibir,

"anak ini sudah gila, bahkan jika memang dirinya sangat kuat, dia tidak seharusnya menantangnya secara terang terangan di saat para petinggi dan para tetua berkumpul. itu tidak ada bedanya dengan harimau yang masuk ke sekawanan hyena"

Mendengar ucapan petinggi itu Yaq hanya meliriknya dan melanjutkan kata katanya,

"itulah penawaran yang kami bawa dari keluarga Adaina, silahkan Tuan Diarso sendiri yang memutuskan". Ucap Yaq kini dia berkata sambil melihat lurus ke arah Diarso

Merasa di abaikan Petinggi yang tadi berteriakpun semakin geram, dia ingin melompat ke arah Yaq dan membunuhnya seketika, tetapi petinggi lain yang ada di sebelahnya menyuruhnya untuk tenang, diapun duduk kembali

Mengetahui yang di sampaikan Yaq, Diarso terkejut, dia mengira bahwa penawaran ini adalah keluarga Adaina yang menyerah dan tunduk padanya. Tetapi justru malah sebaliknya, penawaran ini merupakan tantangan untuknya dari keluarga Adaina.

Diarso mengerutkan alisnya dia pun bergumam

"Alih alih untuk memberikan putrinya dan menyerah padaku, mereka memutuskan untuk melawanku, untuk ukuran keluarga pedagang mereka cukup punya nyali".

Yang memberikan penawaran saat ini adalah keluarga pedagang atas nama Adaina, ini adalah penghinaan untuknya yang seorang penguasa wilayah dan kepala keluarga. Akan sangat memalukan jika dia membiarkan begitu saja soal masalah penawaran ini.

Selain itu keluarga Assan adalah keluarga utama di wilayah Gondo mereka punya banyak bakat beladiri di dalam keluarganya itu, mau di taruh dimana wajah dari keluarga Assan jika di tantang keluarga pedagang saja tidak berani bertindak?

Diarso menoleh kearah para petinggi dan para tetuanya untuk melihat apakah keputusan dari mereka semuanya, mereka mengangguk Diarso pun mengatakan,

"Hei nak sampaikan pada tuanmu Adaina, bahwa aku Diarso pimpinan wilayah dan keluarga Assan, akan menerima tantangan dari Adaina mu itu". Ucap Diarso dengan padangan dinginnya

Melihat ini Yaq menyeringai, dia tidak menyangka akan semudah ini memprovokasi pemimpin dari wilayah Gondo, di bandingkan dengan Assan orang orang dari huruhara jauh lebih berbahaya.

"Jika memang itu jawaban dari Tuan Diarso maka pertikaian dari ke 2 belah pihak tidak bisa di hindarkan". Jawab Yaq

"Kalau begitu kami pamit untuk pergi, terimakasih atas semuanya". Sambung Yaq

Yaq berbalik, berjalan menuju ke arah Zivvan dan Bag, tatapan Yaq kini berubah drastis, dia melihat ke arah Bag dan Zivvan dengan sangat tajam, bahkan Zivvan dan Bag sedikit ngeri karenanya.

"Siapa yang mengijinkan kalian meninggalkan aula ini?". Ucap seseorang sesaat Yaq berjalan

Tidak lain dan tidak bukan itu adalah suara Diarso.

"Tetapi.. kami ingin menyampaikan keputusan dari tuan diarso kepada tuan kami" sanggah Yaq

"Untuk apa? Lagipula mereka juga akan hancur. Mereka telah berani menolakku dan sekarang mereka malah menantangku? Akan aku hancurkan mereka sampai tidak bersisa, dan itu di mulai dari kalian"

Diarso menoleh ke arah Zivvan, Zivvan pun menghadang Yaq dan Bag di depannya.

Jadi begitu.. ternyata sifat dari pemimpin ini sangat tidak bermoral, dia termakan oleh ego ketamakannya. Ditambah mereka sekarang menghalangi utusan untuk kembali melapor dan mereka bahkan berniat membunuhnya, benar benar tindakan seorang pengecut.

Yaq melihat ke Bag dan kemudian..

"BAAM!!!!".

Suara ledakan terjadi, itu tepat di depan Yaq.

Itu adalah suara Bag yang menghantam Zivvan dengan pukulan petirnya, terlihat disekitarnya bekas akibat pukulan petirnya masih nampak dengan jelas.

Sedangkan Zivvan, dia terlempar hingga ratusan meter dari aula tersebut, nampak dirinya yang tak sadarkan diri karena pukulan tersebut.

"Anak ini.. " ucap salah seorang petinggi di aula itu

"Padahal dia hanya di ranah puncak pejuang, bagaimana bisa dia memanifestasikan tenaga dalamnya menjadi unsur?". Ucap petinggi tersebut

Petinggi dan tetua hanya mengamati hal yang terjadi barusan, mereka sulit untuk mempercayai apa yang baru saja terjadi.

Apalagi bocah ini masih berada di ranah pejuang, tetapi dia sudah bisa mewujudkan kekuatan tenaga dalamnya menjadi unsur alam.

Mereka tidak bisa menganggap remeh kemampuan anak ini,

"SAT SET SAT SET".

4 petinggi berada di depan Bag dan Yaq, mereka semua berada di ranah puncak Pendekar.

2 petinggi di depan Yaq dan 2 lainnya di depan Bag, Yaq dan Bag berada di tengah tengah kepungan ke 4 petinggi tersebut.

"Kalian bocah akan mati di sini!". Ucap salah 1 dari petinggi itu

Dengan 1 hentakan kakinya petinggi itu melesat maju menyerang Yaq.

"BUUM"

Ledakan terjadi di sana, tenaga dari pukulan orang tua itu cukup kuat walaupun dalam bentuk tenaga dalam, karena faktanya tidak sembarang orang yang mampu memanifestasikan tenaga dalamnya menjadi bentuk unsur alam.

"Mampus kau bocah, aku tidak tau ranahmu di tingkat apa tapi jika temanmu hanya di tingkat puncak pejuang maka ranahmu pasti tidak jauh sepertinya" ucap petinggi yang menyerang Yaq tadi.

Memang pukulan tadi hanya menggunakan energi tenaga dalam, tetapi kekuatan pukulan itu tidak bisa di anggap remeh,

Jikalau ranah Pejuang menerima pukulan tadi dengan telak maka bisa di pastikan dia tidak akan selamat, dan kalaupun bisa menahannya, pasti berdampak luka yang tidak sepele.

Bekas pukulan itu membentuk seperti lingkaran dan retakan di lantai aula tersebut.

Asap debu mulai menghilang dari bekas pukulan tersebut, tetapi Yaq tidak berada di sana. Dia hilang dalam kepulan asap itu.

petinggi itu terkejut mengetahui target mereka bisa lolos begitu saja, bahkan tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.

Petinggi itu mengerutkan alis dan melihat kesekitarnya

"Lari kemana bocah itu?"

Petinggi masih terus melihat ke arah sekelilingnya, mencari keberadaan dari Yaq, tetapi dia tidak bisa menemukan keberadaan Yaq di sekitarnya, saat dia masih fokus untuk mencoba mencari keberadaan dari Yaq.

Tiba tiba..

"BAAM!!"

Suara hantaman terjadi lagi, itu adalah Bag yang melancarkan pukulan petirnya ke petinggi yang menyerang Yaq tadi.

Petinggi itu memiliki reflek yang bagus, ia masih sempat untuk menahan pukulan dari Bag, dia memang bisa menahan pukulan tersebut, tetapi ia di terbangkan sejauh puluhan meter dari tempatnya berdiri.

Terlihat juga lengan tangannya yang hitam akibat menahan pukulan petir dari Bag.

"Bocah sialan..". Ucap petinggi tersebut

"Petinggi ke 4.. sepertinya kau menjadi semakin lemah di umurmu yang sekarang ini". Ucap salah 1 petinggi yang tadi menghadang Bag.

Orang yang mencoba menyerang Yaq sebelumnya adalah petinggi ke 4 dari Jajaran petinggi yang di bawahi langsung oleh Diarso. Mereka inilah yang diberi tugas mengurus beberapa wilayah di Gondo.

Ada 6 petinggi, 3 tetua dan 1 pemimpin.

Mendengar ucapan dari orang tua itu, petinggi ke 4 merasa di cemooh dia benar benar gusar karena di hina seperti itu.

Matanya memerah karena marah, dia pun mengatakan,

"Apa katamu, pak tua? Apa kau menantangku?".

"Lihatlah kau terlempar cukup jauh dari bocah di ranah pejuang, bahkan mangsamu berhasil melarikan diri darimu. Itu benar benar hebat cara kau berakting"

jika di bandingkan dengan kekuatan fisik dan tenaga dalam di ahli ranah pejuang,

kekuatan fisik dan tenaga dari ranah Pendekar mengalami peningkatan yang pesat,

apalagi saat ini mereka di ranah puncak.

Ranah Pejuang hanyalah seperti serangga, di hadapan puncak ranah Pendekar.

Tetapi..

Faktanya memang benar Yaq berhasil menghindar dari serangan telak petinggi ke 4,

Bukan hanya itu, Bag juga berhasil memukul mundur petinggi ke 4 hingga puluhan meter jauhnya hanya dengan 1 gerakan.

Padahal ranah beladiri mereka terpaut sangat jauh.

Namun nyatanya memang begitulah keadaan petinggi ke 4 sebelumnya.

Mengetahui semua itu, petinggi ke 4 hanya bisa mengepalkan tangannya, dia tidak main main lagi sekarang, ini adalah penghinaan baginya, maka dari itu dia memutuskan untuk serius.

sebelumnya, 4 petinggi yang menghadang Yaq dan Bag. Mereka ini hanya ingin bermain main saja, mereka hanya berniat memainkan mangsa didepan mereka bergantian hingga mangsa berada dititik putus asa.

Ke 4 Petinggi itu hanya ingin melihat mangsanya memohon ampun kepada mereka

Barulah ke 4 petinggi itu akan membunuh mangsanya pada saat itu juga.

*Itu benar benar kebiasaan yang buruk (tentu saja Diarso tau dari sifat petinggi petinggi nya itu, itu sebabnya dia membiarkannya)

"Kalian diamlah! aku yang akan menghabisi bocah bocah ini!". Bentak petinggi ke 4 ke arah 3 petinggi lainnya yang menghadang Bag dan Yaq.

Aura membunuh yang mengerikan muncul dari balik punggungnya.

Tenaga dalam di lepaskan dari dalam dirinya, merembes keluar membungkus kulit dan kainnya.

Tenaga dalam itu berwarna hijau tua. walaupun tidak di manifestasikan ke bentuk unsur alam, dengan kekuatannya yang berada di ranah puncak Pendekar, tenaga dalam itu pastinya sangat kuat jika di bandingkan dengan tenaga dalam ranah pejuang.

*jika tingkat kekokohan tenaga dalam lebih kuat dari manifestasi unsur alam, maka kekuatan dalam bentuk tenaga saja sudah cukup untuk menepis bentuk dari manifestasi unsur alam tersebut.

Sekarang petinggi ke 4, dia berbeda dari sebelumnya.

Tenaga dalamnya kini menyelimuti telapak tangannya,

Tatapan matanya yang tajam mengarah ke Bag, layaknya hewan buas yang mengunci mangsanya, Petinggi ke 4 bisa menerkam Bag kapanpun saat itu juga.

Itu wajar mengingat hal yang sudah di lakukan Bag sebelumnya,

di tambah lagi Petinggi ke 4 yang tidak menemukan Yaq, maka melampiaskan amarahnya hanya tertuju ke Bag seorang.

Yaq saat ini masih baik baik saja dan Bag tau itu. Sebagai buktinya, tidak ada bekas apapun yang terlihat di area pukulan Petinggi ke 4.

Serangan tadi yang ia lakukan hanyalah gerakan refleks darinya ketika melihat temannya di serang.

Walaupun aslinya dia ingin tau juga seberapa hebatnya kekuatan ahli di ranah Ksatria.

Sekarang Bag sudah mengetahuinya.

Pukulan yang sama ia gunakan kepada Zivvan mampu menerbangkannya ratusan meter dan pingsan.

Tetapi di hadapan ranah Ksatria ini ternyata dampaknya tidak separah di Zivvan.

Di sisi lain ia di untungkan karena ke 3 Petinggi lainnya hanya mengamati dan tidak berniat untuk membantu Petinggi ke 4.

Meskipun begitu dia cukup ngeri dengan keadaannya sekarang.

Dirinya merasa seperti di kerumuni oleh banyak serigala buas yang siap memangsanya kapan saja.

Dia mengutuk di dalam hatinya karena situasinya saat ini.

Ditambah lagi kemana perginya itu si Yaq.

Tetapi dia kembali fokus ke yang ada di depannya sekarang, dia perlu memikirkan cara untuk melawan petinggi ke 4.

Tetapi di lihat dari sisi manapun Bag benar benar kalah dalam segala aspek.

Baik itu pengalaman atau tingkat beladirinya.

Walaupun dirinya memiliki unsur petir, tapi kekuatan nya hanya baru mencapai tingkat ke 2 paling mentok mungkin dia bisa ke tingkat 3.

"Atasi ke 4 orang tua itu Bag, aku membantumu ndul".

Sebuah suara terdengar di telinga Bag. Hanya dia seorang yang mendengar ucapan itu dan dia paham dari siapa suara itu berasal.

Mendengar suara itu Bag menyeringai dan dia menyiapkan diri untuk bertarung.

Dia tidak perlu khawatir lagi soal dimana Yaq berada.

Karena suara barusan adalah berasal dari Yaq.

...

.....