"Kenapa istrimu bisa hilang lagi? Bisa tidak, sehari saja jangan membuatku ikutan pusing. Ke mana perginya dia, kenapa kau tak tahu dan malah menayaiku, Bos?" cerca Rudolp dengan mata memerah karena baru saja dibangunkan paksa oleh Pragma.
Pragma duduk di pinggiran ranjang Rudolp, pria itu terisak pelan kini ia tak dapat berpikir positif lagi. Setelah seharian ini istrinya hilang dan kini harus hilang lagi?
"Hikss–hiksss, Sayang," isak pria berbadan kekar itu sangat tidak mencerminkan dari peragaiannya jika menangis terisak seperti itu.
Kepala Rudolp semakin pusing mendengar isakan itu, astaga kenapa dirinya bisa berada di posisi seperti ini.
"Bumilmu itu semakin banyak tingkah saja! Kenapa kau tak mengikatnya agar ia bisa tenang sehari saja," omel pria pemilik mata dan rambut abu itu.
"Sudahlah jangan menangis seperti anak kecil, membuatku malu saja sebagai pria jantan," tegurnya semakin kesal melihat tingkah Pragma.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com