Kania masih saja cemberut, dia tidak mau berkata apa-apa kepada Isabel. Isabel tidak terlalu memperhatikan akan hal itu. Isabel malah membuka layar ponselnya dan bermain sosial media dihadapan Kania. Kania semakin dibuat kesal oleh tindakan Isabel.
Kania langsung saja merebut paksa ponsel Isabel yang ada digenggamannya.
"Ih, apa-apaan sih, kamu? Balikin ponselku! Siniin ih, cepat kembalikan!" pinta Isabel.
"Ga akan! Ada aku di sini. Aku ga suka ada orang yang lebih memperhatikan ponselnya dibanding dengan diriku. Udah tahu kita sudah lama ga ketemu, kamu malah nyuekin aku," keluh Kania.
"Bukan gitu, loh. Tadi Bunda Arin kirim pesan, nanyain aku sedang di mana. Dia khawatir sama aku," tutur Isabel.
"Bunda Arin? Bunda Arin, ibunya Mas Azam?" tanya Kania.
"Iya, Bunda Arin yang itu," jelas Isabel.
"Kamu beruntung, ya. Punya ibu mertua yang super baik. Semoga aku juga bisa memiliki mertua yang seperti itu," harap Kania.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com