webnovel

Membangun Paviliun

Sudah enam hari berlalu banyak pekerja hilir mudik dikediaman Zang Yun, tanah luas yang berada disamping kiri dan bagian belakang rumah telah dibelinya, dengan total luas keseluruhan 4.700 meter persegi sudah lebih dari cukup untuk pembangunan sebuah Paviliun dan untuk ukuran desa Kun Zang sudah terhitung besar dan mewah.

Sebuah kereta kuda meluncur memasuki halaman kediaman keluarga Zang Yun, terlihat sepasang suami istri turun dari dalam gerbong kereta tersebut. Sang suami menuntun istrinya memasuki rumah mereka, dan disekitar kawasan kediaman mereka terlihat banyak tukang dan pekerja yang sedang membangun sebuah paviliun baru. Zang Yun dan Lung Nie baru saja kembali setelah mengunjungi kedua orangtua dan kedua mertuanya, selain berkunjung sebagai bentuk penghormatan kepada orangtua mereka juga membicarakan masalah pembangunan paviliun yang sedang dikerjakan.

"Istriku...!, kau istirahatlah dulu..., aku akan melihat pekerjaan pembangunan paviliun kita...!, dan setelah itu aku akan langsung kesawah melihat persiapan panen besok...!" kata Zang Yun kepada sang istri.

"Baiklah suamiku...!, aku akan istirahat tubuhku terasa lelah..., kamu pergilah...!" kata Lung Nie kemudian segera memasuki kamar pribadi mereka.

Zang Yun berjalan menuju halaman belakang dimana letak rencana bangunan utama paviliun, menurut denah rencana pembangunan paviliun terdapat bangunan utama yang berada ditengah kemudian memilik sayap kiri dan kanan. Dibagian belakang ada beberapa bangunan kecil juga nantinya akan dibangun pagar tembok mengelilingi kawasan area paviliun tersebut, Zang Yun berkeliling sambil melihat proses pekerjaan dengan kurang lebih 100 pekerja kemudian memanggil mandor yang adalah orang kepercayaan ayahnya.

"Paman...!, bagaimana perkembangan pekerjaan...?" tanya Zang Yun kepada sang mandor.

"Semuanya berjalan dengan lancar dan sesuai rencana tuan Yun...!, hampir seluruh material bangunan sudah siap dilokasi dan sisanya akan tiba dalam 2 hari ini..., dengan kecepatan para pekerja seperti ini...!, saya rasa dalam 2 bulan seluruh pembangunan akan selesai...!" kata sang mandor.

"Bagus...!, tolong diawasi terus paman..., jangan sampai ada masalah...!" kata Zang Yun selanjutnya meninggalkan lokasi itu dan menuju kesawah mereka yang rencananya akan dilakukan panen pada besok hari.

Sore hari sekembalinya dari sawah Zang Yun langsung membersihkan diri dan duduk diruangan tengah rumahnya, ditemani sang istri yang sedang hamil muda berdua mereka duduk berdampingan sambil minum teh hangat.

"Sayang...!, bagaimana perasaanmu...?" tanya Zang Yun membuka perbincangan mereka sore itu.

"Hmm..., aku sangat senang suamiku...?, istri mana yang tidak gembira dibuatkan rumah baru yang besar oleh suaminya...?" kata Lung Nie dengan manja.

"Haiisss..., maksudku tubuhmu dan kandungamu sayang...!, kalau hanya rumah dan lain hal yang berhubungan dengan kebutuhan hidup...?, itu sudah menjadi tugas dan kewajibanku sebagai kepala rumah tangga...!" kata Zang Yun sambil membelai rambut sang istri dan mengecup keningnya dengan mesra.

"Ahh...!, berkat Pil pemberian paman Rou aku merasa sehat-sehat saja dan sudah tidak merasakan mual seperti sebelumnya...!" kata Lung Nie sambil menyandarkan kepalanya didada bidang sang suami.

"Ya..., syukurlah...!, apa kamu tidak ada keinginan lainnya...?" kata Zang Yun selanjutnya.

"Tidak ada...!, seperti biasa saja perasaanku sama seperti sebelum mengandung anak kita ini...?" kata Lung Nie sambil mengelus perutnya yang mulai membesar karena saat ini kandungannya sudah memasuki usia 3 bulan.

Keesokan harinya Zang Yun bergegas menuju sawahnya untuk melihat padinya yang sementara dipanen, sejak pagi hari 20 orang pekerja mulai melakukan proses panen. Mereka bahu-membahu dan membagi tugas memotong padi dan ada juga yang memisahkan benih padi dari jeraminya, benih padi yang telah dibersihkan langsung dimasukkan kedalam karung dan siap untuk diangkut kerumah Zang Yun. Hari mulai sore dan proses panen telah selesai, terlihat beriringan 4 gerobak kuda yang sedang mengangkut hasil panen menuju kediaman Zang Yun. Setelah memberi upah kepada 20 orang pekerja, Zang Yun seperti biasa setiap selesai beraktivitas sore dia langsung mandi dan duduk minum teh hangat ditemani sang istri tercinta diberanda rumah mereka.

"Istriku...!, beberapa hari kedepan aku mau fokus bermeditasi..., karena aku merasakan tidak lama lagi akan naik ketahap selanjutnya...? ahh..., ini semua juga berkat Pil Energi pemberian paman Rou...!" kata Zang Yun sambil menikmati teh hangat buatan sang istri.

"Lakukan yang terbaik sayangku...!, aku akan tetap mendukungmu...! tapi jangan lupa kewajibanmu...?, eennmm...?" kata sang istri sambil memainkan kedua alis matanya keatas dan kebawah.

"Terimakasih sayangku...! kau memang yang terbaik...! hmm..., kalau masalah itu bagaimana kalau setiap selesai aku berkultivasi malam hari...?, eennmm...?" kata Zang Yun sambil mengecup kening sang istri.

"Terserah kamu saja...?, asalkan kamu selalu mengunjungi anak kita dan membuatnya senang itu sudah lebih dari cukup...!, hehehe..." kata Lung Nie terlihat bersemangat.

Dengan berposisi Lotus Zang Yun menelan 2 butir Pil Energi terakhirnya yang diberikan pamannya Zang Rou, dia mulai berkultivasi dan menyerap kandungan Energi Hawa Murni dari Pil Energi tersebut sambil secara bersamaan menyerap Energi Alam Langit dan Bumi yang berada disekitarnya. 4 jam kemudian gejolak Energi Hawa Murni dalam tubuhnya mulai memenuhi seluruh titik meridian, aliran darah mulai cepat mengalir dan denyut jantung berdetak lebih cepat dari biasanya menandakan terjadinya gejolak Energi Hawa Murni sedang mendesak untuk keluar. Beberapa saat kemudian terdengar letupan Energi Kekuatan dari dalam tubuhnya yang menandakan kenaikan tahap tingkatan kekuatan Hawa Murni seorang ahli beladiri, dengan perlahan Zang Yun membuka matanya dan mulai menstabilkan aliran Energi Hawa Murni didalam tubuhnya serta mengatur kembali sirkulasi pernapasannya.

"Ahh..., akhirnya aku naik 1 tahap tingkatan lagi...!, hmm..., tingkat Hawa Murni Ahli tahap 4...!" kata Zang Yun dalam hati.

Masih tetap dalam posisi lotus dia melanjutkan kultivasinya untuk menstabilkan aliran Energi Hawa Murni dalam tubuh yang masih terlihat kacau setelah mengalami kenaikan 1 tahap tingkatan kekuatan, hal ini sangat perlu dilakukan oleh setiap pembudidaya Hawa Murni karena pada setiap kenaikan tahap atau kenaikan tingkat kekuatan. Karena saat itu aliran energi Hawa Murni didalam tubuh akan menjadi tidak stabil, dan kalau dibiarkan akan mengganggu aliran darah dan mempengaruhi organ-organ dalam tubuh seperti jantung, paru-paru dan otak.

Selama 2 jam Zang Yun berkultivasi untuk menstabilkan gejolak aliran Hawa Murni dalam tubuhnya, setelah itu dia bangun dan kembali masuk kedalam kediamannya untuk mendapati sang istri yang sedang berbaring didalam kamar pribadi mereka. Sesuai permintaan sang istri sebelumnya, Zang Yun kemudian melakukan Ritual sebagai pasangan suami istri dengan perlahan. Hal ini dilakukan mengingat sang istri yang sedang mengandung anak mereka, karena waktu sudah menjelang subuh Zang Yun langsung berkultivasi setelah kegiatan diatas ranjang bersama sang istri. Sementara itu Lung Nie segera beranjak kedapur untuk menyiapkan sarapan sambil membersihkan peralatan dapur.

Matahari mulai menyinari Desa Kun Zang, para pekerja mulai berdatangan untuk melanjutkan pekerjaan pembangunan paviliun milik Zang Yun dan Lung Nie. Sementara itu pasangan suami istri didalam rumah sedang menikmati sarapan mereka disertai obrolan ringan antara keduanya,

"Istriku...!, siang ini ayah akan membawa beberapa orang pelayan dan penjaga yang akan membantumu mengurus kediaman kita nanti...!, silahkan kamu yang memilihnya sesuai dengan kebutuhan keluarga kita...!" kata Zang Yun kapada sang istri.

"Ahh..., baiklah...!, bagaimana dengan rencanamu tentang para pengawal...?, karena setelah paviliun selesai harus ada yang menjaga keamanan kediaman kita yang besar ini...?" kata Lung Nie kepada sang suami.

"Iya..., ayah sedang mencarikan...!, mudah-mudahan sebelum pembangunan paviliun selesai para pengawal itu sudah ada...!" kata Zang Yun menjelaskan.

"Hmm..., baguslah...!" kata sang istri singkat.