webnovel

Bertemu Gorila Setengah Manusia

Zang Lung melanjutkan perjalanannya menuju kearah puncak Gunung Es dan tak lupa mengedarkan kesadaran spiritualnya pada setiap 1 kilometer, dia melesat berkeliling gunung mencari hewan buruan atau herbal tingkat tinggi. 10 menit kemudian Zang Lung bertemu dengan seekor Beruang Es yang sangat besar dengan tinggi mencapai 4 meter, dia juga merasakan ada sebuah benda yang sedang menancap dibagian pinggang hewan buas itu. Benda tersebut terlihat seperti sebuah pedang yang sudah lama berada disana, karena keseluruhan benda itu telah tertutup dengan lebatnya rambut coklat keputih-putihan yang menutupi seluruh tubuh Beruang Es tersebut. Zang Lung kemudian mendekat untuk memeriksa secara seksama sosok Beruang Es itu, karena dia teringat dengan Xiao Ping ayah dari Xiao Yue gadis jenius pemilik Tubuh Yin yang tewas di Gunung Es ini setelah bertarung dengan seekor Beruang Es.

Geeerrrhhh...,

Dengan insting yang tajam sebagai seekor hewan buas, sang Beruang Es mencium keberadaan Zang Lung yang sedang mengendap bergerak menuju kearahnya. disisi lain Zang Lung yang merasakan keberadaannya telah diketahui oleh sang Beruang Es itu segera bersiap, dengan mengaktifkan kalung dimensi serta mengerahkan Energi Spiritualnya keseluruh tubuh.

Grrooaaarrr..., Grrooaaarrr...,

Dengan sangat cepat Beruang Es tersebut menyerang kearah Zang Lung dengan mengandalkan tubuh yang berukuran besar dan tenaganya yang sangat kuat, Zang Lung menghindar dengan cepat sambil menggunakan kemampuan Cahayanya.

"Langkah Kaki Cahaya"

Whhuuuzzz...!,

Grrooaaarrr...,

Swuusshh..., Swuusshh...,

Sambaran cakar kuku sang Beruang hampir mengenai bagian tubuh Zang Lung yang sedang menghindar, kemudian dengan cepatnya dia mengerahkan kekuatannya dan menyerang Beruang Es tersebut.

"Pukulan Badai Naga"

Whhuusss...!, Bhhuuukkk...,

Grrooaaarrr...,

Whhuusss...!, Dhheeeggg...,

Bruuukkk...,

Geeerrrhhh..., Geeerrrhhh...,

Beruang Es tersebut terkulai lemas diatas salju akibat terkena pukulan-pukulan spiritual Zang Lung yang telah mematahkan leher dan kedua tangan serta kakinya, diujung tarikan nafas terakhirnya sang Beruang menatap Zang Lung dengan mata merahnya kemudian tewas karena hancurnya beberapa organ dalam tubuhnya. Zang Lung memeriksa keadaan tubuh sang Beruang kemudian mencabut sebuah pedang tingkat Langit yang masih menancap dibagian samping perutnya, kemudian memasukkan bangkai hewan buas tersebut serta pedang yang dicabutnya dari tubuh Beruang Es kedalam cincin dimensi miliknya. Zang Lung kemudian bangkit dan melanjutkan perjalanannya menuju puncak Gunung Es, ketika dia hampir mencapai puncak Zang Lung berhenti karena jarak 500 meter kearah puncak sama sekali tidak bisa dilalui karena bukan salju lagi tapi Lantai Es yang dihadapinya. Akhirnya dia mutuskan untuk mengelilingi kawasan leher gunung itu untuk menyisirnya hingga dia merasakan adanya 2 Aura Hewan Buas yang sangat pekat yang menandakan adanya sosok Hewan Buas yang kuat dan besar disekitar tempatnya berada, perlahan dia bergerak menuju tempat dimana 2 sosok hewan buas tersebut berada.

Dari kejauhan dia melihat 2 sosok aneh yaitu tubuhnya yang berbulu seperti gorila tapi berjalan seperti manusia, dengan pengetahuannya dia mengenal kedua sosok tersebut adalah Manusia Salju atau juga disebut Yeti. Kedua sosok tersebut terlihat sedang bergulingan bermain salju, dengan kesadaran spiritualnya, Zang Lung memeriksa tubuh kedua sosok itu dengan seksama.

"Hmm..., apakah mereka tidak merasakan keberadaanku...?, ahh..., mereka terlihat tenang-tenang saja...!, tidak terusik dengan kehadiranku...!" kata Zang Lung dalam hati.

"Pantas populasi mereka sangat lambat berkembang...!, walau tubuh mereka sehat dan kuat tapi keinginan untuk berhubungan badan bagi makhluk-mahkluk itu sangat kecil..., makanya mereka lambat untuk berkembang biak...!, mmm..., baiklah akan kucoba memberi Pil-pil ini...!" kata Zang Lung dalam hati sambil merencanakan untuk mengobati kedua sosok Yeti tersebut dengan memeberikan beberqapa jenis Pil kepada mereka.

"Langkah Kaki Cahaya"

Whhuuuzzz...!,

"Tapak Kapas"

Zhheebbb..., Zhheebbb...,

Secepat cahaya Zang Lung melesat kearah 2 sosok Manusia Salju berbulu putih dan bermata merah itu, kemudian menempelkan kedua telapak tangannya diatas kepala untuk menjinakkan mereka sementara Zang Lung melakukan pengobatan.

Grraaahhh..., Grraaahhh...,

"Sabar teman...!, aku akan membantu kalian..., tenanglah...!" kata Zang Lung.

Terlihat keduanya mengangguk kemudian diam,...

"Ini makanlah dulu...!" kata Zang Lung sambil memberikan masing-masing sepotong daging kepada keduanya.

Grraaahhh..., Grraaahhh...,

Kedua sosok Yeti tersebut mengambil potongan-potongan daging yang diberikan Zang Lung kemudian memakannya, sementara itu Zang Lung membuat beberapa Pil dengan Teknik Kuno dan setelah selesai dia mengambil 1 jenis lagi dari dalam cincin dimensinya. Kemudian dia memasukan 6 butir pil tersebut kedalam 2 irisan daging dan didalam setiap potongan daging tersebut terdapat 3 jenis pil yang setiap jenisnya sebanyak 2 butir, jenis Pil yang Zang Lung berikan kepada 2 sosok Yeti itu adalah Pil Stamina untuk penambah stamina, Pil Kejar Jiwa adalah Pil perangsang libido dan Pil untuk menyuburkan rahim bagi Yeti betina dan sel telur untuk Yeti jantan.

"Makan lagi ini...!"

Grraaahhh..., Grraaahhh...,

"Nah..., selamat kawan...!, semoga kalian tetap rukun dan sehat sampai beranak cucu...!" kata Zang Lung sambil mengelus bulu putih kedua makhluk Yeti tersebut.

Grraaahhh..., Grraaahhh..., (Seolah-olah mengucapkan terimakasih atas pengobatan yang dilakukan Zang Lung).

Kemudian Zang Lung melesat turun dari bagian leher Gunung Es tersebut, dan mengarah kebawah untuk segera turun dan mendapatkan kedua buyutnya serta paman-paman dan bibi-bibinya yang berada dikaki Gunung Es tersebut. Tak terasa hari sudah menjelang sore dan perjalanan Zang Lung belum mencapai kawasan kaki Gunung Es tersebut, kemudian beberapa saat dia merasakan keberadaan kedua buyutnya serta para paman dan bibinya sedang berada disebuah bukit batu yang masih terdapat hamparan salju disekitarnya. Dalam waktu singkat dia telah berada didepan 3 buah tenda yang telah didirikan oleh kakek dan paman-pamannya,...

"Ehh..., Nak...!, bagaimana perburuanmu diaagian atas gunung...?, kamu sudah mendapatkan banyak tanaman herbal disekitar kawasan kaki Gunung Es ini...!" kata paman Ran.

"Saya mendapatkan 3 jenis tanaman herbal langka paman...!, dan juga ada beberapa bahan logam yang nantinya akan menjadi bahan menempa senjata untuk paman Cian latihan...!" kata Zang Lung menjelaskan.

"Ahh... bagus...!, artinya malam ini paman akan mulai berlatih nak...?" kata Zang Cian yang terlihat berantusias.

"Benar paman...!, dan sekalian dengan bibi Thien juga akan ikut berlatih...!, agar supaya bisa saling mendukung nantinya..." kata Zang Lung menambahkan.

"Nak...!, paman juga bisa diberikan beberapa jenis tanaman herbal tingkat tinggi..., nantinya sebagai bahan latihan agar tingkatan Alkemis paman dan bibimu ini bisa naik ketingkat yang lebih tinggi...!, karena saat ini kami berdua masih agak kesulitan untuk membuat Pil tingkat Legenda...!" kata Zang Ran menjelaskan kesulitannya.

"Begini saja paman..., nanti sekembalinya kita di Desa Kun Zang...!, kita akan segera membuat sebuah kebun herbal yang khusus ditanami dengan jenis tanaman herbal tingkat tinggi dan langka...!, sudah ada beberapa jenis yang akan kita tanam disana nantinya...!" kata Zang Lung.

"Bagus itu ide yang cemerlang nak...!, baiklah kami akan beristirahat sejenak..., silahkan kamu lanjut dengan paman Cian dan bibi Thien..., kakek dan nenek juga terlihat sudah beristirahat..." kata Zang Ran kemudian masuk kedalam tenda bersama bibi Hua Mei untuk beristirahat karena malam sudah semakin larut.

Malam itu Zang Lung mulai mengajarkan Zang Cian dan Thio Thien dasar-dasar menempa senjata dengan mulai membuat senjata tingkat dasar sampai tingkat Bumi, semua bahan yang mereka perlukan telah Zang Lung ambil dari Gunung Batu Karang yang diambilnya dari dasar lautan dan sudah dia pindahkan kedalam dunia jiwanya. Aktivitas latihan menempa senjata itu baru berhenti saat tengah malam dan terlihat bibi Hua Mei yang merasa kelelahan karena tanpa henti menggunakan Energi Spiritualnya dalam memanaskan seluruh bahan logam didalam Tungku Jiwa, walaupun baru saja berlatih tapi pasangan suami istri itu sudah bisa menghasilkan sebuah senjata tingkat Bumi jenis tombak.