webnovel

Petualangan Yang Saya Pikirkan

HARAP DIBACA SINOPSISNYA BIAR TIDAK BINGUNG Diceritakan seseorang bernama Ness yang berkeinginan untuk mendapatkan kehidupan yang sangat menyenangkan. Dia sangat bosan terhadap kehidupannya yang sekarang, selalu saja kehidupannya berulang kali sama dengan kemarin sekarang ataupun esok nanti. "Bangun, Mandi, Makan, Berangkat sekolah, pulang, kerja PR, tidur dan repeat" itu yang dikatakan Ness ketika bangun tidur dengan mata yang sangat merah dan mulut yang cemberut kebawah. Ness Dari SD Sampai SMA sering di-bully di sekolahnya, sehingga semakin dia malas dengan Kehidupan sehari-hari yang sekarang. Tapi dunia Ness berubah ketika dia sudah tidak tahan terhadap pembullynya dan Ness berubah total. Menurut Ness pembully itu sudah melakukan yang tidak seharusnya. sebenarnya apa yang dilakukan pembully itu? Perubahan apa yang dimaksud itu? ada orang berjubah aneh melihat pertarungan itu. mereka berpikir *Dia ini cukup.........* "Heh anak itu sepertinya..." jawab si jubah hitam polkadot putih "yang elu bilang benar, dia.........." jawab si jubah putih polkadot hitam "kita gak bisa membuat dia disini terus, kalau disini terus dia bakal mengancam orang orang disini dan membocorkan rahasia kita. Lebih baik ajak dia ketempat......." kata si jubah hitam. "Ya harus lah. Ehh iya, ada beberapa orang yang cukup berbahaya diantara 300 orang yang kita lihat" kata si jubah putih "20 orang termasuk dia salah satunya, tapi lima orang belum mengeluarkan kebangkitannya. jadi bisa dibilang 15 orang" jawab si jubah hitam. bagi kalian yang menyukai Novel ini terimakasih. Bagi yang tidak suka, tak apa apa tapi berikan kritikan ya, biar aku kembangkan lagi cerita ini. Tolong berikan kritikan yang sopan. dan ingat, jangan bertempur dikomen seperti rasis, mencampurkan hal di dunia ini dengan dunia nyata, dan hal hal berbau negatif lainnya. Ada kata kata vulgar atau mungkin tindakannya juga, karena ini emang sudah dikhususkan untuk 17 tahun keatas. Bagi kalian yang Umurnya 17 tahun kebawah dan mencoba membaca ini, tolong jangan dibaca. ADA TINDAKAN YANG MUNGKIN KALIAN BISA MEMBAYANGKANNYA DAN MERASA MUAL KETIKA MEMBACA INI. Selamat Membaca

MindThing · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
8 Chs

Masa Lalu Ness (2)

Ness pun maju untuk mendengar perintah Gerry.

Ness melihat orang yang disekitarnya Gerry. Ness berpikir

*apa bener mereka ini masih SMP dan SD*

"Heh... Bocah ini Napa ngeliat kita?"

"Gak tau tuh, gak bisa Mandang situasi dia. Hahaha" kata 2 orang disekitarnya Gerry sambil berbisik

Ketika dia berjalan semakin dekat dengan Gerry, detak jantungnya pun makin cepat. Ness tidak tau perasaan apa yang dirasakan saat itu.

Dia tidak pernah dapat situasi seperti ini. Dia selalu berteman kepada semua orang, bahkan anak palak, preman, ataupun nakal sekalipun Ness bisa berteman dengannya. Ness selalu berani dalam melakukan hal apapun. Tidak ada yang bisa buat dia takut.

Dia pun sadar sekarang, Semua orang itu punya ketakutan. Orang yang tidak punya ketakutan pasti akan menemukan apa yang ditakuti olehnya. Jika kalian melihat orang pemberani, sebenarnya mungkin saja dia menyembunyikan ketakutannya.

Ness sekarang menemukan ketakutannya. Dia bergetar ketika dia sampai didepan Gerry.

"Woy, siapa nama lu?" Gerry menanya sambil mencucurkan Putung rokoknya ke tanah

"Eh... A-a....." Ness tergagap

"Woy.... Lah nih orang Napa njir. Elu takut Ama gw yak? Elu mau ngompol?"

Semua orang tertawa pada saat itu melihat tingkah Ness kecuali Mokka dan Benu. Mokka dan Benu mungkin tidak tertawa, tapi mereka menahan tawanya sambil tersenyum. Ness tidak tau pada saat itu.

"Sumpah nih bocah takut bener. Hahahaha"

"Ngakak njir.. ha.. ha" orang yang tertawa sampai habis suaranya

"WOY CEPETAN JAWAB NAMA LU SIAPA?" Lagi lagi pertanyaan yang sama dari Gerry yang sudah habis kesabarannya

"A- aku Ness" Ness langsung menjawab tanpa suara yang berhenti walaupun dia masih tergagap.

"Ck ck, Ness.. Ness... Elu gak perlu takut. Kan lu mau jadi temen gw kan?" Kata si Gerry dengan ramah

"Eh.. eh... Beneran?" Ness terkejut sambil tersenyum.

"Ya nggak lah PE'A" *BUGH* suara Gerry berserta pukulannya yang mengenai kepala Ness.

"Ya kali gw temenan ama lu. Habis dah derajat gw. Yang kaya gini masa' temenan ama cowok cantik kayak elu. Dikit dikit teman.. dikit dikit sahabat.. hahahaha" ejekan si Gerry sambil mengacung jari tengahnya ke Ness.

"Oh iya Ness, mulai saat ini elu harus turutin yang apa gw minta. Dan gw minta setiap hari elu beri gw uang 5000. Kalau elu gak mau, elu tau lah apa yang lu dapat kelak" Gerry dengan memperlihatkan tangannya yang sedang mengepal

"Ge-Ger... Ma-masalahnya, a-aku gak di-diberi u-uang se-seba...."

*Bugh* lagi lagi tonjokan mendarat di muka Ness, tetapi sekarang adalah temennya Gerry.

Ness pun terjatuh, Ness mempunyai fisik yang lemah pada saat SD.

"Tenang bro tenang"

"YA GIMANA GAK MAU TENANG, ANAK INI TERUS BANYAK ALASAN. COBA BILANG IYA AJA KAN SELESAI" temen Gerry yang sangat murka dan ada yang menahannya agar tidak berbuat berlebihan.

"Tuh denger tuh Ness, jadi jangan banyak alasan juga ya...*plak plak*" kata Gerry ramah dan seperti ancaman sambil menepuk jidat Ness dengan pelan.

"I.. iya" Ness hanya bisa menurut sambil mencoba untuk berdiri.

"Dah dah, elu pergi sana. Mending elu pulang, takut di cari Ama Ortu lu" Gerry dengan suara cekikikannya yang mengerikan.

"Ta-tapi... Mokka Ama Benu..."

"Tenang Ness, kami mah santai aja. Mending kamu pergi aja." Kata Mokka sambil menggunakan tangannya yang mengartikan pergi

"Iya Ness. Kami nyusul. Bisa bertemu lagi kelak disekolah" kata Benu dengan gerakan yang sama seperti Mokka.

"Elu dengerkan Ness. SEKARANG CEPET PERGI SEBELUM GW KESANA" lagi lagi ancaman Gerry yang akhirnya Ness lari dengan kencang meninggalkan mereka

Gerry pun mendekati Mokka dan Benu.

'Ditempat Ness'

Ness akhirnya kembali ke rumahnya. Ness mencoba untuk melupakan saat saat itu. Dan dia pun menyembunyikan hal yang sering kita tau, yaitu dia dibully dan takut bilang ke ortunya kalau dia dibully.

"Ness, kamu sudah pulang. Kamu langsung pergi ke kamar mandi aja ya. Air panasnya sudah siap" kata ibu Ness yang mungkin sedang memasak. Ness pun pergi ke kamar mandi.

"Haaa... Semoga mama dan ayah tidak tau. Aku akan coba merahasiakan ini"

Kata Ness sambil berendam di bak mandi atau bathtub.

Hari hari terus berlalu. Ness selalu tersiksa dengan bullyan fisik dari Gerry. Ness sering mencoba untuk melawan Gerry, tetapi perbedaan fisik membuat Ness gagal total sehingga membuat Gerry marah dan akhirnya Ness dipukulin Gerry sampai sampai Ness mendapatkan banyak memar ditubuhnya.

Orang tuanya pun curiga terhadap Ness. Akhirnya orang tuanya mencoba untuk melaporkan kepada pihak sekolah. Pihak sekolah pun menyelidikinya dan mendapatkan informasi Ness yang dibully oleh Gerry.

Tapi itu percuma

*Perhatian perhatian, anak yang tolong anak yang disebutkan namanya harap ke ruang BK. Ness dan Gerry*

Ness dan Gerry pergi berjalan ke ruang BK.

"Ness, elu ngadu ya?" Gerry dengan mata sinisnya

"Ehhhh.... Enggak kok" Ness mencoba untuk membela diri

"Hahahaha, walaupun lu ngadu sekalipun itu gak bakalan berhasil" Gerry tertawa seakan akan masalah ini kecil

Ness bingung, tetapi dia tak peduli. Lagipula pikirnya inilah akhir si Gerry. Sekarang Ness tenang dan lega karena mungkin saja Gerry tidak akan membullynya lagi.

Setelah sampai, mereka mendengar perdebatan antara kepala sekolah dengan wali murid kelas mereka

"Kau Ini BODOH ya? Dia itu anak pejabat itu" kata si kepala sekolah sambil menunjuk-nunjuk arah luar

"Ha.... Tapi pak walaupun mereka anak pejabat sekalipun, mereka kalau diajar bisa jadi anak baik. Kita tidak boleh mengabaikan orang yang dibully itu. Mental anak itu bisa down dan mungkin bisa bunuh diri" kata wali kelas itu.

"Ha.... Tapi kan kita bisa menyembunyikannya bersama anak pejabat itu. Jadi gak ada yang tau"

"Tapi pak..."

"Permisi pak...." si Gerry memecahkan suasana yang tadinya mencekam menjadi dingin lagi.

"Silahkan masuk nak, maaf ya kalau kalian melihat ini" kata si wali kelas itu dengan ramah

"Gak usah basa basi, kau dipecat bapak wali kelas" kata si Gerry yang mudahnya dia bilang begitu seakan akan dia yang berkuasa sambil tersenyum. Tapi emang dia yang berkuasa.

"APA MAKSUD KAMU MENGOMONG SEPERTI ITU" Wali kelas marah

"Sudah sudah. Pak kepala sekolah segera pecatlah. tenang aja, bapak gw udah mengurus itu. Kalau gak, berarti tunggu aja selanjutnya ketika kamu dipecat" Sombong Gerry sambil menyilatkan tangannya Diatas dadanya.

Kepala sekolah tanpa basa basi langsung mengusir bapak itu. Semua orang juga membantu untuk mengusirnya sehingga jadi tontonan para murid SD disitu. Dan kebetulan juga, bel pulang berbunyi. Ness pun diam tanpa mengucapkan apa apa. Gerry pun tarik tangan Ness dan membawanya untuk mengancam Ness serta memukulnya sebagai bahan pelajaran untuknya.

Mental Ness pada saat itu hancur. Bukan hancur karena diancam atau dipukul oleh Gerry. Tapi hancur ketika Gerry memanggil teman temannya.

"WOI Mok, Ben. Bisa bisanya elu berteman dengan si pengadu ini" Gerry memanggil

"Ya mau gimana lagi Ger, gw juga terkejut rupanya dia anak pengadu. Gw gak pernah liat dia ngadu, lagipula dia aja berteman Ama anak preman. Jadi, gw gak tau dia anak pengadu atau enggak. Awalnya gw mau berteman dengannya karena dia nakal, ehh rupanya anak mami. Gw kira bakal seru dirahasiain terus biar dia semangat Ama hidupnya yang payah ini hehehe. Tapi malah makin jadi ketika ada teman yang mendukungnya. Jadi bubarkan ajalah, hahahaha" kata Mokka sambil tertawa jahat

"Sama Mok. Gw udahan lah dramanya, capek juga ya kalau jadi artis sinetron" Benu sambil makan Snack nya.

"Kalian..... RUPANYA KALIAN BERBOHONG SIALA-"

*Bugh* dan *Gubragh* Ness tertonjok dan terpental tidak jauh dari tempanya sehingga menabrak dinding dipinggangnya membuat kesakitan itu menjadi dobel.

"Ini si cupu makin berontak aja. Ini gara gara ide lu nih Mok. Yang ketika kita nyuruh si cupu ini pergi"

"Ya maaf, gw gak tau bakal gini" kata si Mokka sambil menggaruk kan kepalanya