Fandi menyaksikan kehancuran itu dengan tatapan puas, meski bukan dia yang menyelasaikannya pada akhirnya. Ya …, dia meminta Dhika untuk membereskan sampai tuntas. Dia tidak sanggup karena bagaimanapun keluarga itu pernah merawatnya.
Dia benci perasaan lemah ini tapi kembali lagi, dia manusia biasa. Hatinya belum bisa menjadi iblis meski apa yang mereka lakukan pantas mendapat pembalasannya. Beruntungnya dia bisa mengenal Dhika dan sedikit dekat dengan pria itu, darinya dia belajar cara memberi pelajaran sekali pukul itu seperti apa.
Ponselnya berdering, nomor baru dan dia yakin itu Maya, dengan malas dia mengangkatnya.
"Fan, tolong gue," ucapnya sambil menangis.
"Gue bukan pusat bantuan, lo salah nomor."
"Please …," ucap Maya lirih. Maya melanjutkan, "gue punya hutang dan sekarang orangnya ngejer gue, dia ngancam kalo gue nggak bayar sampe sore ini, video gue di sebar."
Alis Fandi mengernyit, "ternyata lo jual diri."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com