Sore setelah mereka melakukan perjalanan menuju ke rumah yang sederhana, milik Pramono, mereka segera turun dan memeriksa sayuran yang sudah siap untuk diangkut. Mereka hanya menunggu beberapa waktu lagi.
"Kita tunggu lagi selama beberapa menit lagi. Tapi mereka juga katanya tahu tempat ini. Jadi tenang saja, mereka pasti akan datang," ujar Hilman memberi pengertian pada Pramono dan kedua istrinya.
"Iya, Mas. Untungnya ini sayurannya belum layu. Kalau layu, bisa dicipratkan air, yah. Tapi mungkin akan segera membusuk. Jadi nggak jadi, deh," balas Laila yang bercanda pada suaminya.
"Duh, ini istri hanya bikin, iiih!" Hilman lalu menggelitik ke perut Laila. "Kamu harus aku kasih pelajaran."
"Ampun, Mas! Ahhh! Geli, hemm ...." Lailatul mulai merasakan sensasi geli karena tubuhnya diglitikin oleh suaminya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com