Hari semakin malam, terlihat Laila juga sudah mengantuk. Ia masih mengenakan mukenanya. Tapi Rara sebenarnya ingin bicara banyak. Tapi ia juga masih sedih dan ingin bersama dengan Ragil sementara.
"Gil, sepertinya Laila sudah mengantuk." Lalu Rara mengambil ponsel dan melihat jam menunjukkan pukul sembilan. "Kita jangan ganggu dia tidur," tandas Rara.
"Baiklah kalau begitu, Laila ... kami sepertinya harus meninggalkanmu. Karena kamu juga perlu istirahat dan tidur di sini juga nggak mungkin. Kami pamit dulu, yah!" kata Ragil berpamitan pada Laila.
"Iya, nggak apa-apa, kok. Terima kasih kalian sudah menolongku dan peduli sama aku. Aku nggak akan bisa melupakannya," balas Laila. Ia sudah sangat mengantuk. Apalagi karena efek obat yang ia minum membuat dirinya semakin terlihat lemah.
"Kami pulang dulu, Laila. Besok kami akan ke sini lagi untuk menjemputmu," kata Rara. Ia memeluk Laila dan menepuk pundaknya. "Kamu berani tidur sendiri, kan?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com