"Ooh, kalau begitu, aku cari yang lain sajalah!" pungkas Ayub. Ia kemudian mencari sarung yang lain yang bisa ia pakai. Dan meletakan sarung itu kembali.
"Ayub! Ini aku pakai sarung ini juga keren! Tapi kenapa semua ukurannya gede-gede semua?" ujar Diyon. Ia mencoba dan memang itu bukan untuk ukuran anak seperti mereka. Itu adalah sarung untuk ukuran orang dewasa.
"Iya, Yub. Pakai yang lainya juga nggak kalah keren. Tapi semuanya gede-gede. Tapi nggak apa-apa, lah! Kita juga bisa sholat bersama di masjid!" seru Wawan.
Setelah memilih sarung, mereka pun keluar dari kamar karena sudah waktunya shalat dhuhur. Mereka bersama-sama pergi meninggalkan rumah tersebut. Tiga kurcaci yang mengikuti motor Hilman yang membonceng Pramono.
"Kayaknya siang ini sangat panas, yah?" ujar Ayub. Ia melihat kedua temannya yang naik sepeda di samping kanan dan kirinya. "Apa karena di sini beda, yah?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com