Mereka menempuh perjalanan jauh. Menaiki bukit, menuruni lembah, melewati pegunungan. Apalagi yang membuat takjub Laila adalah pemandangannya yang indah. Sayangnya dirinya hanya bisa melihat dari kaca mobil dan tidak bisa keluar untuk menikmati keindahannya.
Rasanya ia tidak ingin meninggalkan tempat itu ketika ia melihat pemandangan yang indah itu. Laila membuka pintu mobilnya dan membuat Hilman tersenyum pada mereka.
"Kamu senang banget lihat pemandangannya? Apa yang kamu lihat di sana?" tanya Hilman, menengok ke arah Laila sejenak sambil tersenyum.
"Enggak apa-apa, Mas. Di sini pemandangannya terasa asri. Lagian di sini juga tempatnya indah banget kayak lukisan saja," puji Laila yang sedang melihat ke luar jendela dan menurunkan kaca agar bisa melihat dengan jelas.
"Ya sudah, kamu nikmatilah apa yang kamu mau. Tapi kepala kamu jangan keluar dari jendela! Nanti bisa-bisa kepalamu yang nggak mau ikut pulang kan bahaya, hehehe," kekeh Hilman.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com