Perempuan yang terlelap efek obat dan juga pergulatannya dua jam lalu itu perlahan membuka kelopak matanya, sinar lampu menyeruak masuk membuat matanya spontan mengernyit nyeri menghalau cahaya lampu tersebut.
Ia bangun dari posisi telungkupnya, rambut bercat blonde bergelombang kusut masai dan tubuhnya terasa pegal sampai-sampai Sarah tak menyadari kalau selimutnya melorot menampilkan buah dada yang menggantung indah.
'Dimana aku?' Batinnya bertanya penuh kebingungan.
Matanya menelaah jauh melihat ruangan besar dengan lampu menggantung dan lemari yeng bertengger di tembok, di sampingnya meja kecil dan juga ada tv LCD yang luas. Semua serba putih kecuali lukisan abstrak penuh bercak putih beralaskan tinta hitam.
"Akh!" Kepala Sarah begitu terasa berdenyut hebat.
Srekk! Sarah memandang arah depan yang menampilkan lelaki bertubuh kekar terbungkus hanuk putih di bagian pinggul, menggantung indah. Sayangnya, tak seindah wajah yang diingatnya itu.
Sarah mencoba mengingat namun tak berhasil, yang ada di bayangannya hanya Hyun Gi yang memberikannya segelas wine.
Wine?!
'Apa jangan-jangan?!'
"Apa kau akan terus memandangiku dengan liur yang menetes sementara tubuhmu mengundangku untuk bereaksi?" Suara bass yang terdengar di telinga Sarah begitu menyeramkan, dia mengikuti arah pandang Hyun Gi yang mengarah ke dadanya.
Deg! Deg! Deg! Ctarrr! Sarah bagai disambar petir saat itu juga melihat penampilannya yang tak berpakaian.
"Apa yang kau lakukan padaku?!" desisnya penuh amarah.
Hyun Gi membuka tutup botol air mineralnya, ia bersandar memandang intens Sarah yang meraup selimut menutupi tubuh polosnya dan perlahan meminum air dingin itu. Sarah yang sudah memikirkan banyak hal masih sempat-sempatnya menatap adam apple milik Hyun Gi yang bergerak naik turun seiring menelan air mineral itu.
Otot-otot bahu penunjang yang tegap dengan dada bidang dan perut sixpacknya terlihat menggiurkan, namun melihat rambut basah Hyun Gi membawa Sarah pada kenyataann.
Ia kalut sekarang.
'Bagaimana bisa?' Dia tidur dengan pemuda itu?!
Tubuhnya gemetar hebat menyadarinya, bagaimana jika Nandra menunggunya? Apa dia benar-benar tidur dengan anak muda itu.
Sarah memandang tajam ke arah Hyun Gi yang masih santainya memandanginya.
"Aku ingin berpakaian, harap keluar," ucap Sarah dengan nada dingin, smeentara kuku-kukunya menancap menggesek kulit jemarinya.
"Ini kamarku nyonya, lagipula .…" Ucapan Hyun Gi menggantung, lidahnya membasahi bibirnya sendiri dengan begitu sensual. "Aku sudah melihat semuanya." Ia terkekeh pelan.
"Biadab! Keluar sekarang!" pekik Sarah dengan napas terengah-engah masih tak percaya akan apa yang terjadi.
Hyun Gi tertawa terbahak-bahak lalu berlalu meninggalkan Sarah yang terengah-engah seorang diri.
Ia takut sekarang. Bagaimana bisa dirinya melakukan itu sementara suaminya menunggu di rumah. Dilihatnya jam dinding menunjukkan angka dua dinihari, amat sangat malam.
Ia tak mungkin berteriak meminta penjelasan sementara dirinya jelas-jelas polos di atas ranjang, mabuk? Sudah pasti ia tak sadar dengan pusat tubuhnya yang terasa berlendir, ia yakin betul melakukannya.
"Ap-apa yang harus kulakukan…" desahnya penuh sesal.
Rasa takut, jijik, benci, merasa mengkhianati menjadi campur aduk karenanya. Ia menyesal sekarang, bau tubuh yang khas setelah pergulatan menguar sampai dirinya merasa mual. Dengan segera Sarah memunguti pakaiannya yang berserakan dan mengenakannya kembali, dirapikannya rambut gelombang miliknya yang kusut dan dia harus bersyukur dengan parfum yang dibawanya setiap hari.
Sarah bergegas keluar kamar namun, Hyun Gi mencegah langkahnya dnegan gesit seketika berdiri menjulang di hadapannya.
Mata Sarah memandang bengis pria muda itu. "Minggir," desisnya penuh penekanan.
"Wow .… kita baru saja beradegan panas dan kau sudah begitu galaknya haha .…" Tawa Hyun Gi yang menggelegar semakin membuat Sarah merasa eneg.
Ia berlari saat matanya menagkap wastafel.
"Hooekkk! Hoekkk!!!" Perempuan itu muntah sejadi-jadinya meski hanya lendir saja yang keluar dari tenggorokannya.
Ia masih merasa jijik, membayangkan apa yang terjadi antara dirinya dan pria itu. Hyun Gi, mengernyit keheranan menyaksikan Sarah yang sedang muntah.
"Apa dengan beberapa jam saja, kau sudah menunjukkan gejala hamil?" tanyanya dengan nada sombong.
"Tutuph … muluth .. muh!" Sarah semakin geram dengan Hyun Gi yang merasa tak bersalah sedikit pun.
Ia mencuci bibirnya, dan mengelapnya dengan kasar menggunakan punggung tangannya.
"Wowww … galak sekali sih," kelakar Hyun Gi.
Pria muda itu gila menurutnya, sudah tak seharusnya ia meladeninya.
Disambarnya tas, ponsel, dan kunci mobil yang tergeletak di meja dekatnya berdiri.
"Aku harap kita tak saling kenal." Tandasnya dengan mata tajam penuh ancaman.
Grep! Tangan Sarah dicekal oleh Hyun Gi yang berdiri tak jauh darinya.
"Aku maunya kita saling kenal dan saling dekat Sayang," bisiknya dengan sensual.
Kulit leher Sarah meremang, tangannya mengepal kuat sementara bibirnya terkatup rapat. Ia menoleh dan melemparkan tatapannya.
"Tidak ada alasan untuk saya mengenal kamu lebih dari ini."
Sekuat tenaga Sarah melepaskan cekalan Hyun Gi yang mencengkram pergelangan tangannya sampai ngilu.
"Kita lihat saja, dan sampai jumpa nanti."
Hyun Gi tersenyum menyeringai, matanya yang setajam elang memindai tubuh langsing nan seksi milik Sarah. Wanita itu semakin jijik melihat seringaian milik Hyun Gi. Ia berlalu begitu saja menuju lift yang tak jauh dari pintu unit pemuda itu.
Napasnya memburu dan dengan cepat ia menekan lift menuju ground dimana pasti di situlah mobilnya terparkir. Ia tak berani menyalakan ponselnya sedikitpun.
Ting! Saat pint lift tertutup, ia meluruh, merosot dengan kaki yang tak sanggup menopang tubuhnya sendiri.
"Ya tuhan, apa yang kulakukan .…" sesalnya berbisik lirih.
Bagaimana bisa dirinya berkhianat?
Kenapa dia sampai tak sadar?
Sarah mencengkram kepalanya dengan erat sementara lift terus menuju ke tujuannya.
Sarah segera berdiri dan melangkah keluar lift, ia mencari mobilnya yang mudah sekali ditemukan karena mobil vios itu hanya terparkir sendiri. Malam itu memang malam yang horror, namun bukan horror karena makhluk tak kasat mata, melainkan karena dosa yang diperbuatnya tanpa sadar.
Ia merasa kotor, dan wajah Hyun Gi terngiang-ngiang di otaknya. Sarah mencoba berkonsentrasi untuk mengikuti maps yang ditunjukkan dari ponselnya. Ia harus kembali secepatnya.
Hyun Gi memandang area luar, matanya memindai arah bawah memerhatikan mobil yang keluar dari area apartemen. Ia menyeringai, hatinya mendadak senang dengan melihat Sarah yang kelimpungan, cemas, takut dan marah sekaligus.
Kita lihat nanti nyonya cantik .…
Tekadnya bukan hanya untuk mendapatkan uang dan mengancam tetapi… ia tertarik mempermainkan wanita yang bersuami itu.
Ditatapnya layar ponsel yang menampilkan punggung polos Sarah yang sempat dipotretnya, matanya semakin menggelap dengan seringaian yang paling licik dan tajam. Ia membawa nasib sial untuk Sarah dimulai dari sekarang.
Wanita itu membuatnya bereaksi seketika, biasanya dengan gadis-gadis mudapun dia bisa menahannya. Kenapa? Ada apa dengannya?
Kalau cerita yang booming adalah pelakor maka untuknya menjadi pebinor tersohor menjadi ambisinya untuk menaklukkan Sarah yang berani-beraninya memandangnya penuh rasa jijik, padahal sebelumnya wanita itu mendesah kencang di bawahnya.