Berlanjut.
Malam harinya. Di rumah kediaman Nana. Mewah dan luas. Banyak pembanti dan penjaga yang bekerja 24 jam untuk menjaga dan melindungi rumah ini sili berganti.
Nana masuk rumah dengan keadaan kesal.
"Raeni! Raeni! Raenia! Selalusaja Raeni. Kenapa Kwang Soo lebih emmilih dia daripada aku? Kurang apa lagi diriku ini. Kaya, cantik pintar. Sedangkan dia? Tidak memiliki apa-apa. Menyebalkan!"
Nana membanting tubuhnya ke atas sofa. Berbaring dia dengabmn cepat yang disertai suara benturan yang cukup keras.
Ibunya yang baru saja memasuki rumah, tampak pusing setiap hari mendengar suara putrinya yang mengeluh itu.
"Ambilkan saya dan Nana minum!"
Nyonya rumah ini meminta salah seorang pelayan untuk membawakan mereka minuman.
"Baik, Nyonya!"
Tanpa berkata panjang kali lebar pelayan itu melenggang pergi untuk membuatkan Nana beserta Ibunya minuman yang segar.
"Tunggu! Buatkan aku jus alpukat tanpa gula. Es batunya yang banyak. Karena aku ingin minum sesuatu yang dingin!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com