Berlanjut.
Raeni yang berlari menuju kamar kecil segera masuk ke salah satu bilik yang ada di sana.
Dirinya masih merasakan sakit yang begitu hebat di bagian dadanya, hingga ponselnya pun berdering.
Itu panggilan dari kakaknya.
"Halo, iya kakak." Dia menyapanya, sambil merintih kesakitan, serta menatap wajahnya di depan cermin yang memang tersedia di sana.
"Untung saja kakak telepon. Aku ingin bertanya pada kakak? Apakag suratnya tiba pada kakak sekarang?"
Raeni menanyakan hal itu ketika berbincangannya pada Rihanna.
"Iya, suratnya sudah ada di tanganku. Tapi, jika surat ini datang pada kakak, itu tandanya saat ini kamu sedang kesakitan, apa itu benar?"
"Iya kakak. Seperti biasa jantungku merasa sakit secara mendadak, tetapi rasa sakitnya mulai berangsur berhenti ketika kakak katakan surat itu sudah ada pada kakak," balas Raeni kembali.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com