Setelah Rio diantarkan pulang, Guru Matematika itu mempersilahkan Ludra untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan.
"Baik Ludra, Kau bisa duduk di kursimu."
Gurunya telah meminta itu, dan Ludra dengan senang hati menerimanya.
"Baik, Pak. Terima kasih."
Senyumannya pengiring kepergiannya. Ludra pergi menuju ke kursinya yang ternyata telah disiapkan itu.
Dia akan duduk di kursi kosong bagian depan, di dekat dinding itu. Belum ada yang menempatinya, itu berarti memang sengaja diperuntungkan untuk dirinya.
Ludra segera duduk di sana, "Ini nyaman," pekiknya dengan senang.
Dirasakannya ini nyaman dan tanpa banyak waktu dia langsung menyukainya. Ludra merasa tak perlu lama untuk berbaur dengan yang lain, sepertinya? Pikir Ludra.
"Ludra!"
Gadis-gadisnya terus menyapa dirinya. Dia merasa terhormat karena mendapatkan sambutan baik seperti ini. Karena di Sekolah dia yang sebelumnya Ludra tak diperlakukan dengan baik.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com