"Siapa yang lo panggil kayak gitu? Jangan lo pikir karena gue abang lo, lo bisa seenaknya aja berlaku sesuka hati. Lagian bukannya kalian berempat ya, mana yang satu lagi?"
"Yuda masih di rumah sakit." Arka menyambar, membuat Brian dan Zaki kompak mengalihkan pandang karena terlalu datarnya suara kawannya itu.
Serius, apakah Arka tiba-tiba saja melupakan siapa pria yang berdiri di hadapan mereka saat ini? Bahkan kepala menunduk dalam itu di yakini tengah gamang untuk sekedar menunjukkan pembelaan atas kesalahan mereka di depan Nino.
Bahkan sang ketua osis sontak langsung memberikan perhatian intens pada Arka.
"Oh... Kenapa nggak ngajak Farhan sekalian? Bukannya dia harus tanggung jawab karena udah berbuat terlalu kelewatan?"
Entah mengapa dari ucapan Nino terdengar begitu sengau di pendengaran Arka. Kepalanya bahkan langsung terangkat, kelopak matanya mengernyit dengan kedua alisnya yang menukik.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com