"Mana Nayara?" Tanya Sherina kepada Bastian.
Bastian hanya menatap kearah pintu ruangan dimana Nayara dirawat.
"Kamu kan yang ngajak anak saya keluar!"
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Jesse.
"Tante nggak ini bukan salah Jesse Nayara di tabrak mobil waktu mau nyebrang," jelas Bastian.
"Kalo kamu gak ngajak Nayara keluar ini ga akan terjadi hiks," kata Sherina sambil menangis histeris.
"Mah mah udah udah doain aja Nayara ya?" Kata Rivanno lalu memeluk erat istrinya.
Setelah beberapa lama akhirnya Bastian memutuskan untuk mengantarkan Sherina ke kamar Nayara. Sementara Rivanno dan Jesse masih menunggu Nayara di luar ruangan.
"Kamu pacar Nayara?" Tanya Rivanno.
"Gimana kejadiannya kok bisa sampe gini?" Tanya Rivanno.
"Ini semua salah saya Om. Kalau sampe terjadi apa-apa sama Nayara bunuh aja saya Om hiks," kata Jesse dengan tangis.
"Heh ga boleh ngomong gitu doain aja ya? Doain bukannya malah nangis gini," kata Rivanno sambil mengusap pundak Jesse.
"Loh basah? Sana pulang gih ganti baju. Besok jenguk lagi Nayaranya pasti orang tua kamu khawatir juga," kata Rivanno.
"Gak Om, saya gak akan pulang sampai Nayara sadar," kekeuh Jesse.
"Ck dengerin orang tua ngomong! Ini kalau kamu kedinginan gini juga ujung-ujungnya sakit," kata Rivanno.
Setelah berdebat agak panjang, Jesse akhirnya memutuskan untuk pulang. Rivanno pun menyusul istrinya yang masih terjaga disebelah Nayara.
"Mah gak ngantuk?" Tanya Rivanno.
"Om sama tante tidur lagi aja, biar saya yang jagain Nayara," kata Bastian.
"Kamu pulang sana besok kesini lagi jenguk Nayara," kata Rivanno.
"Tapi-,"
"Udah ga ada tapi-tapian. Bisa repot kalau semuanya sakit. Kalau ada apa-apa Om kabarin deh," kata Rivanno.
"Bener ya om? Kalo gitu Bastian pamit. Bener ya om inget telpon," kata Bastian sebelum benar-benar pergi.
"Iya cerewet banget sih," kata Rivanno sambil tertawa kecil.
"Mah doain lah jangan bengong gitu," kata Rivanno yang melihat Sherina menatap kosong ke wajah Nayara.
"Mah kesambet nih pasti," kata Rivanno berniat menghibur istrinya.
"Pah bisa diem gak? Ini anak kita lagi tidur nanti bangun," kata Sherina.
"Ya bagus dong sadar gimana sih mama," kata Rivanno.
"Astaga yaudah ngomong lagi aja," maafkan kebodohan Sherina ya teman-teman maklumi saja ckck.
"Papa mau tidur di sofa sana ya? Nanti kalau mama ngantuk bangunin papa biar gantian jagain Nayara, oke?" Sherina pun mengangguki perkataan suaminya. Rivanno pun menuju sofa dan merebahkan tubuhnya namun tak benar-benar tertidur.
"Naya bangun ya sayang? Banyak banget loh yang nungguin kamu," kata Sherina sambil mengusap tangan Nayara lembut.
Rivanno menahan air matanya. Sebagai seorang ayah mana mungkin dirinya tidak khawatir terhadap anak perempuannya. Ia hanya berusaha terlihat kuat sebagai seorang ayah.
****
"Gimana sayang dah siap?" Tanya Nathan.
Kini Nathan dan Freya sudah sampai dirumah sakit dan akan mengecek kandungan Freya. Nicholas dan Raya juga ikut karena setelah ini mereka ada kelas kuliah jadi sekalian. Mereka lalu melangkah masuk kedalam rumah sakit.
"Freya semangat! Gue bakal tungguin disini dada," kata Raya.
"Happy bener Lu!" Sewot Nathan.
"Usia kandungannya baru 2 minggu jadi harus dijaga baik-baik. Jangan stress dan juga jaga pola makan. Usahakan perbanyak konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan dan jangan lupa susu ibu hamil," jelas dokter.
"Kondisinya baik-baik aja kan dok?" Tanya Freya.
"Kondisi janinnya baik-baik saja. Tapi mungkin karena usia kamu masih muda janinnya juga lemah jadi gaboleh stress dan capek ya? Kalau begitu saya permisi," kata dokter dan keluar dari ruangan itu.
"Gimana? Gimana? Cewek apa cowok?" Tanya Raya heboh.
"Belum tahu baru dua minggu," jawab Freya.
"Aduh ponakannya aunty sehat-sehat ya tutu," kata Raya sambil mengusap perut Freya.
"Ck jangan pegang-pegang!" Larang Nathan.
"Pelit banget astaga," kata Raya.
"William!" Teriak Nicholas saat melihat William dan semua teman-teman Nayara berkumpul di salah satu lorong. Mereka berempat pun menghampiri anak-anak itu.
"Ngapain Lo disini?" Tanya Nicholas.
"Kakak gatahu?" Tanya William.
"Apa? Siapa yang kecelakaan?" Tanya Nathan.
"Nayara mana?" Tanya Nicholas panik saat melihat hanya adik ya yang tidak ada disana.
"Nayara ng itu," kata William sambil melihat ke pintu ruang Nayara.
Dengan secepat kilat Nicholas membuka pintu ruangan Nayara dan diikuti Nathan dibelakangnya. Nicholas dan Nathan sama-sama terpaku saat melihat Nayara terbaring dengan berbagai alat medis yang berada disekitar tubuhnya. Nathan lalu perlahan mendekat kearah adiknya sedangkan Nicholas masih mencerna apa yang baru saja Ia lihat.
"Naya ga mungkin," gumam Nicholas.
"Naya ga mungkin kamu kan ini? Naya," panggil Nathan dengan suara bergetar.
"Siapa yang ngelakuin itu sama Nayara?" Tanya Nicholas kepada teman-teman Nayara.
"Kemarin dia keluar sama Lo, Lo dan sama Lo kan?!" Teriak Nicholas kepada Tiara, Reihan dan Jesse.
"Bajingan!" Bugh!
Jesse mendapatkan hantaman bertubi-tubi dari Nicholas. Jesse tidak melawan dan membiarkan Nichas memukul wajahnya hingga babak belur.
"Babe stop!" Teriakan Raya berhasil membuat Nicholas berhenti.
William dan Rendi pun membantu Jesse berdiri. Sedangkan Nicholas sudah ditahan oleh Raya.
"Iya Gue yang udah ngebuat Nayara kaya gitu! Pukul Gue sekarang!" Teriak Jesse.
"Lo! Sekarang adik Gue tiduran di sana dan kondisi nya nggak baik-baik aja! Sedangkan Lo, di sini baik-baik aja! Sialan Lo!"
"Babe stop! Kamu kenapa sih? Kenapa sampe marah kaya gitu?" Tanya Raya kepada Nicholas.
"Dia udah nyelakain Nayara! Gara-gara dia Nayara jadi kaya gitu!" Teriak Nicholas.
"Emang kenapa kalau dia, apa hubungan kamu sama Nayara? Biarin lah Babe jangan ikut-ikut. Biarin si jalang itu kena karma," Perkataan Raya sukses membuat wajah Nicholas kembali datar.
"Karena Nayara adik Gue. Nayara Kanendra! Putri bungsu keluarga Kalendra Lo tahu? Lo tahu siapa yang Lo sebut jalang itu, ha?!" Teriak Nicholas kepada Raya. Sungguh Nicholas saat ini sedang berada dipuncak kemarahannya.
"Dia, orang yang Lo bilang jalang itu adalah wanita kedua setelah ibu Gue yang Gue sayang ngerti?!" Teriak Nicholas kepada Raya.
"Babe maaf aku gak bermaksud ngomong kaya gitu. Babe," Nicholas menghiraukan perkataan Raya dan memilih kembali ke ruangan Nayara.
"Ada apa ini?" Tanya Rivano saat melihat Jesse sudah babak belur dan ditahan oleh William.
"Astaga nak kamu kenapa?" Tanya Rivano panik.
Rivano merasa jika salah satu putranya lah yang melakukan ini pada Jesse. Ia dan Sherina pun segera berlari dan masuk kedalam ruangan Nayara. Dan benar saja disana sudah ada Nathan dan Nicholas yang sedang menatap hangat kearah Nayara.
"Niko, Nathan," panggil Sherina dan serempak kedua putranya itu menoleh.
"Gapapa sayang Nayara gapapa kok," kata Sherina lalu memeluk kedua putranya itu.
"Maafin Nathan ma yang ga becus jagain Nayara," kata Nathan sambil menangis di pelukan Sherina.
"Nggak bukan salah siapa-siapa. Mungkin emang takdir Nayara doain aja yah? Udah jangan nangis," kata Sherina menenangkan Nathan.
"Nathan atau Niko yang ngelakuin ini? Kebiasaan main mukul anak orang," kata Rivanno.
"Gapapa om. Saya pantas dapetin ini semua," jawab Jesse.
"Pantes apanya? Orang bukan kesalahan kamu berhenti nyalahin diri sendiri," nata Rivanno.
"Maafin saya om," kata Jesse lagi.
"Gapapa. Ini temen-temen Nayara semua ya? Makasih ya udah dateng," kata Rivanno.
"Maaf om saya Tiara. Saya yang ngajak Nayara keluar kemarin maaf om," kata Tiara dan Reihan.
"Jangan nyalahin diri sendiri dibilangin. Kalian tunggu disini ya, om mau masuk ke dalem ngelihat Nayara," kata Rivanno.
"Jangan nangis dasar cengeng!" Kata Rivanno kepada Justin.
Justin tadi datang bertepatan dengan sampainya Rivanno dan Sherina dirumah sakit. Justin langsung menyuruh supirnya untuk mengantarkannya agar bisa menemui Nayara.
"Nayara adiknya kak Nicholas sama kak Nathan?" Tanya Wulan heboh.
"Ga salah sih emang agak mirip mukanya," jawab Reihan.
"Nayara cepat bangun ya? Ga lengkap kalo ga ada Lo biarpun Lo jarang ngomong," kata Indah.
"Gisel udah Lo kasih tahu Bas?" Tanya Rendi kepada Bastian.
"Udah, nah ini anaknya dateng," kata Bastian
Gisel berlari dengan air mata yang tak henti-hentinya turun dari matanya. Diikuti oleh Devian yang menemani Gisel.
"Mana Nayara? Huh huh," Tanya Gisel kepada Bastian.
"Gisel tenang," kata Bastian.
"Nayara mana?! Gimana Gue bisa tenang ha?!" Teriak Gisel.
"William kamu ada disini?" Tanya Devian.
"Halo om," sapa William dan Justin yang masih setengah menangis.
"Gisel tunggu disini ayah telfon om Rivanno dulu," kata ayah Gisel lalu meraih ponselnya dari dalam saku celananya.
Tak lama pintu ruangan Nayara terbuka dan menampakan Nicholas, Nathan, Beserta Rivanno yang keluar dari dalam ruangan Nayara. Tanpa basa-basi lagi Gisel masuk dan diikuti Justin dibelakangnya.
"Justin!" Pekik William hendak mencegah adiknya namun ditahan Rivanno.
"Biarin dia ngeliat," kata Rivanno.
"Nayara hiks," kata Gisel disebelah brankar Nayara.
"Bangun Nay, Gue mau minta maaf sama Lo hiks," kata Gisel.
"Maafin Gue Nay Gue mohon bangun jangan diem kaya gini," kata Gisel masih dengan suara bergetar.
"Tante kak Nayara," kata Justin yang memilih untuk mendekat kearah Sherina.
"Gapapa hmm?" Kata Sherina lalu memeluk Justin.
"Gimana keadaannya?" Tanya Devian kepada Rivanno.
"Koma," jawab Rivanno singkat.
"Yang sabar ya doain Nayara biar bisa ngelewatin masa ini," kata Devian sambil mengusap punggung temannya itu.
"Bodoh banget Gue ngizinin Nayara keluar kemarin sialan!" Umpat Rivanno.
"Ya namanya juga kecelakaan ga ada yang tahu kan?" Jawab Devian.
"Iya juga ya," kata Rivanno sedikit tertawa.