"Mah Niko sama Nathan pamit ya mah," kata Nicholas dan Nathan lalu menyalimi punggung tangan mama dan papanya.
"Mau kemana kalian?" Tanya Nayara yang masih sibuk memainkan ponselnya.
"Mau ketemu pacar, Lu gak usah ikut!" Kata Nathan.
"Idih siapa sih juga yang mau ikut Lo!" Kata Nayara julid.
"Yaudah hati-hati," kata Sherina.
Nicholas dan Nathan lalu keluar dari rumahnya.
"Gimana Nath dah berani belum?" Tanya Nicholas kepada Nathan yang sedang mengendarai mobilnya.
"Huft Gue khawatirnya sama Freya anjir. Dia punya impian kuliah ke Jerman mana bisa udah hamil gini," kata Nathan sambil menghela nafasnya gusar.
"Ya siapa suruh naena duluan padahal belum sah? Salah sendiri lah," ujar Nicholas.
"Iya tahu gausah diingetin juga! Ngeselin banget!" Nathan lalu memakirkan mobilnya di parkiran apartemen Freya.
"Nah ini dia yang ditunggu. Mana burgernya?" Tanya Raya heboh.
"Nih. Ini yang ngidam Freya atau Lo sih! Ribet banget!" Omel Nathan.
"Emang usia kandungan seminggu bisa ngidam?" Tanya Nicholas lalu duduk disebelah Raya.
"Gatahu. Besok temenin Freya ke rumah sakit Nath cek kandungan. Gue besok mau daftar kuliah," kata Raya dan langsung menutup mulutnya dengan tangannya.
"Babe udah dibilangin," kata Nicholas.
"Maaf Fey," kata Raya.
"Gapapa omongin aja Ray Gue gapapa," kata Freya sambil tersenyum.
"Gimana kalo home schooling aja Fey? Ada nih fakultas yang adain sistem home schooling," ujar Raya.
"Babe udah!" Kata Nicholas.
Raya lalu mengatupkan kedua tangannya dengan wajah memelas. Freya pun segera pergi kekamarnya dan merebahkan tubuhnya dikasur.
"Mulut Lo tuh perlu Gue gunting kali ya? Biar sekalian jadi temennya sadako!" Kata Nathan lalu menyusul Freya.
"Maaf Babe kan nyaranin doang," kata Raya kepada Nicholas.
"Minta maaf sama Freya lah jangan sama aku," kata Nicholas.
"Sayang kamu tidur?" Tanya Nathan dan perlahan mendekat kearah Freya.
"Udah malem kamu pulang gih," kata Freya.
Suara Freya terdengar seperti seorang yang baru menangis. Nathan lalu ikut merebahkan tubuhnya dan memeluk Freya dari belakang.
"Maafin aku ya, gara-gara aku semua ini terjadi," kata Nathan.
"Sama-sama salah toh juga udah kejadian," jawab Freya.
"Lusa kita kerumah aku ya? Kita menghadap ke orang tua aku dulu gimana?" Tanya Nathan.
"Terserah," jawab Freya singkat.
"Besok aku temenin kamu cek kandungan oke? Udah jangan nangis hadap aku sini," kata Nathan.
Freya pun membalikan badannya menghadap Nathan dengan tangan yang setia memegang perutnya. Nathan lalu mengecup kening Freya dan memeluk Freya.
****
"Ma Naya juga mau keluar ya sama pacar Naya ga lama kok," kata Nayara.
"Kemana? Siapa pacar kamu?" Tanya Sherina.
"Cowok ada, mau makan ke restoran sebentar aja ya? Lagian Naya perginya berempat kok," jawab Nayara.
"Sama siapa aja emang?" Tanya Sherina.
"Nayara, Jesse, Tiara sama Reihan nih udah janjian plus mereka udah didepan gerbang tuh," kata Nayara sambil menunjuk mobil putih yang sudah terparkir didepan gerbang rumah Nayara.
"Tanya papa kalo berani," dengan kecepatan kilat Nayara berlari menuju ruang kerja papanya.
"Tok tok tok pa Naya mau keluar sama pacar Naya sama temen juga," kata Nayara sambil menengok kan kepalanya dari pintu.
"Hmm hati-hati," jawab Rivanno.
Nayara lalu masuk kekamarnya. Dalam sekejap Nayara sudah cantik dan siap untuk pergi.
"Naya berangkat ma dada," kata Nayara sambil menyalimi punggung tangan mamanya.
"Pah ngapain dikasih sih?!" Protes Sherina kepada suaminya.
"Biarin lah ma kasihan dia udah gede juga. Kaya ga pernah muda aja," kata Rivanno.
"Hai ayok jalan," kata Nayara yang baru saja masuk kedalam mobil.
"Kenalin ini mobil baru Gue," kata Reihan namun tak direspon oleh Nayara.
"Sabar banget Gue dikacangin. Pingin marah tapi ini Nayara tukang kacang legendaris," gumam Reihan.
"Sayang ayo cepet jalan!" Bentak Tiara.
"Katanya Lo ada pertemuan sama William gajadi?" Tanya Tiara.
"Udah tadi," jawab Nayara yang memandang jalanan.
"Seru gak pestanya?" Tanya Jesse sambil menyelipkan rambut Nayara.
"Biasa aja," jawab Nayara dingin.
"Astaga Gue lupa!" Kata Reihan tiba-tiba.
"Apaan?" Tanya Jesse.
"Gue belum ngerjain PR les gantiin dong Jesse."
Jesse pun menyetujui permintaan Reihan dan bertukar posisi dengannya. Sekarang Jesse duduk dikursi pengemudi dan Nayara duduk disebelahnya. Tadi Nayara disuruh pindah oleh Tiara yang ingin menemani kekasihnya.
"Udah nyampe nih nanti aja lanjutin," kata Tiara kepada Reihan.
Mereka berempat lalu turun dari mobil dan masuk kedalam restoran yang sudah dipesan Tiara. Sampai sana mereka duduk disalah satu meja kosong yang letaknya dekat pintu keluar. Tiba-tiba saja turun hujan disertai petir yang sangat lebat dan perasaan Nayara menjadi tidak enak.
"Tumben banget hujan," gumam Reihan.
"Iya ya udah lama," jawab Jesse.
"Kata nenek Gue kalo hujan tiba-tiba terus disertai petir bakal ada hal buruk yang terjadi," kata Tiara.
"Hush! Ngawur banget deh ga boleh ngomong gitu," kata Reihan.
"Bercanda kali maaf," kata Tiara.
"Tapi serius kalo hujan gini bakal kejadian?" Tanya Jesse. Ternyata dari tadi Jesse menyimak serius perkataan Tiara.
"Udah Gue bilang bercanda! Berdoa aja semoga semua baik-baik saja," kata Tiara.
Perasaan Nayara kelewat tidak enak. Ia pun pamit untuk pergi ke toilet namun kakinya malah melangkah keluar dari restoran itu. Nayara melihat ada anak perempuan menyebrang jalan yang penuh dengan berbagai kendaraan berlalu lalang. Nayara berlari mendekat kearah anak itu dan segara menggendong anak itu yang bajunya sudah basah kuyup sama seperti dirinya.
"Adek bahaya loh nyebrang sendirian kakak bantuin kamu nyebrang ya?" Tanya Nayara.
"Maaf kak. Tadi aku mau pergi ke toko itu tapi gajadi deh," kata anak itu.
Nayara pun menurunkan anak itu dan berbalik badan. Namun dari kejauhan ada seorang pria bertopeng yang berlari dengan membawa tas mahal ditangannya. Dan dibelakangnya terlihat seorang wanita dan beberapa orang tengah mengejar copet itu.
Bruk! Ciiittt! Gedubrak!
Nayara terhempas ke tengah jalan akibat dorongan keras dari pencopet itu. Bersamaan dengan itu datang mobil dengan kecepatan tinggi dan langsung menabrak tubuh Nayara hingga terpental jauh. Samar-samar Nayara melihat Jesse, Tiara dan Reihan mendekat kearahnya.
"Nayara! Nayara bertahan!!" Kata Jesse sambil menepuk-nepuk pipi Nayara. Sementara Reihan berlari ke parkiran untuk mengambil mobilnya.
"Nayara tolong sayang jangan tutup mata," kata Jesse dengan tangis.
"Astaga Nayara!!!" Teriak Bastian saat melihat sahabatnya tergeletak lemas diaspal.
"Bas Lo bawa mobil? Cepet bawa Nayara kerumah sakit tolong," kata Tiara.
"Cepet bawa masuk," kata Bastian dengan suara bergetar.
Bastian lalu segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Didalam hatinya tak henti-henti Ia merapal kan doa agar sahabatnya terhindar dari hal yang tak diinginkan.
Sampai dirumah sakit Nayara langsung dibawa ke UGD untuk di cek. Bastian dan Jesse langsung mengurus administrasi. Bastian dan Jesse yang saat itu berlari di lorong rumah sakit tak sengaja bertemu dengan Renata yang juga kebetulan bertugas dirumah sakit itu.
"Bastian ada apa nak? Kenapa gemeteran gini?" Tanya Renata.
"Nayara mah huh Nayara huh huh," kata Bastian sambil mengatur nafasnya.
"Kenapa Nayara?" Tanya Renata.
"Kecelakaan di UGD!" Kata Bastian dengan susah payah.
Renata lalu menatap Bastian berusaha menenangkan putranya itu.
"Mama sendiri yang bakal nanganin Nayara, kamu tenang oke? Ajak temen kamu duduk di depan ruang UGD," kata Renata.
Renata langsung menangani Nayara sementara Bastian berusaha menenangkan dirinya dan Jesse.
"Mana Nayara?!" Tanya Tiara yang sudah datang.
"Lagi ditanganin. Reihan?" Tanya Bastian.
"Gatahu Gue! Astaga Nay padahal Gue bercanda tadi tuhan tolong selamatkan Nayara hiks," kata Tiara sambil menangis histeris.
"Gue bercanda sumpah Nay! Nenek Gue ga ada bilang gitu! Nayara please Lo kuat hiks," kata Tiara sambil memukul-mukul dadanya yang terasa sakit.
"Tir udah jangan nangis Nayara baik-baik aja ya?" Kata Bastian sambil menepuk-nepuk punggung Tiara.
Beberapa jam menunggu akhirnya Renata keluar bersama dengan suster lainnya. Renata menatap kearah empat anak itu dengan mata sayunya.
"Gimana mah? Nayara gapapa kan?" Tanya Bastian.
"Nayara koma," dua kata dari Renata berhasil membuat Tiara dan Jesse makin menangis histeris.
"Sshhh aduh," Nicholas tak sengaja memotong sedikit tangannya saat mengupas buah untuk Freya dan Raya.
"Sial!" Kata Nathan saat gelas yang Ia genggam tiba-tiba saja pecah.
"Pah perasaan mama gak enak nih," kata Sherina.
"Paling karena tumben ngerasain hujan. Di Afrika kan jarang hujan," jawab Rivanno yang sebenarnya juga merasa tidak enak.
"Nayara mengalami gagar otak dan patah tulang dibeberapa bagian tubuhnya. Tapi mama bakal berusaha buat sembuhin Nayara oke?" Kata Renata dan langsung meninggalkan keempat remaja itu.
"Sayang udah cup-cup," kata Reihan lalu memeluk Tiara.
"Gara-gara aku dia kaya gitu hiks," kata Tiara dan menangis dipelukan Reihan.
Atas izin Renata, Jesse masuk kedalam kamar Nayara bersama Bastian yang memutuskan untuk duduk menjauh dipojok kamar. Jesse meneteskan air matanya saat melihat di seluruh tubuh Nayara dipasang berbagai alat yang entah apa namanya itu. Terlihat menyakitkan untuk Jesse.
"Sayang bangun, hmm? Berusaha sembuh sayang jangan biarin tubuh kamu tidur lama-lama," kata Jesse dengan senyum di bibirnya dan tentu saja Ia masih menangis.
"Sakit tahu gak rasanya lihat kamu kaya gini, dipasangin alat-alat sialan kaya gini sakit," kata Jesse sambil memukul-mukul dadanya kuat.
"Kenapa tadi kamu bilang ke toilet tapi malah bantuin anak kecil, hmm? Kenapa gak bilang ke aku? Aku bisa gantiin kamu sekarang tidur disini sayang," kata Jesse.
"Bangun sayang please," Jesse memeluk tubuh Nayara yang masih diam dan mencium kening Nayara.
Bastian yang dari jauh memerhatikan Nayara juga menahan tangis. Salah satu sahabatnya mengalami musibah. Jika bisa maka Bastian akan menggantikan posisi Nayara saat ini.
"Udah Jesse ayo keluar jangan ganggu Nayara," ujar Bastian.
Bastian lalu membawa Jesse keluar. Terlihat Reihan dan Tiara dengan baju yang masih basah kuyup setia menunggu di depan kamar Nayara. Kelihatannya Tiara kedinginan Reihan juga.
"Kalian berdua pulang sana ganti baju. Jangan sampe sakit, nanti ga ada yang jagain Nayara kalo Gue ga disini,' kata Bastian.
"Bener kata Bastian kita pulang ya sayang? Besok kita kesini lagi," kata Reihan membujuk Tiara.
"Gue titip Nayara segera kabarin kalo Nayara kenapa-napa," kata Tiara.
"Jangan tutupin apapun dari Gue," kata Tiara sebelum benar-benar pergi.
Setelah Tiara dan Reihan pergi Bastian lalu duduk disebelah Jesse yang menahan dingin dan kantuknya agar Ia bisa menjaga Nayara.