webnovel

One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas)

Sinopsis: Seorang pemuda terlempar ke dunia One Piece dengan ingatan yang masih utuh. Dan memanfaatkan berbagai pengetahuannya tentang One Piece dan juga kekuatan buah iblis untuk memanipulasi Batasan, dia akan memulai kisah petualangannya dan menggapai puncak! ==== ===== ====== ======= Catatan Penulis: Ini adalah pertama kalinya saya menulis fan-fiksi. Dan jujur saja, saya sendiri hanyalah pemula dan bukanlah seorang penulis yang baik sebenarnya. Ada beberapa/banyak kekurangan dalam fan-fiksi ini, jadi jangan terlalu banyak berharap ini adalah mahakarya yang luar biasa!

rtlps_360 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
108 Chs

Chapter 13 - Law dan Corazon

Beberapa bulan berlalu sejak Lepus dan Brisa bergabung di Donquixote Family.

Suatu hari....

Markas Donquixote Family di Pusat Pembuangan Rongsokan di Kota Pelabuhan Spider Miles, North Blue kedatangan seorang bocah.

Trebol dan Diamante yang saat itu berada di markas, mendapat laporan dari Buffalo kalau ada seorang bocah yang mengaku bernama Law memakai rompi bom di tempat rongsokan mengatakan dia ingin membunuh banyak orang karena dia akan segera mati. Mereka pun pergi menemui bocah itu.

"Aku ingin membunuh banyak orang...."

Kata bocah itu.

"Nnn.... kau serius?"

Trebol cukup terkejut melihat bocah itu.

"Kau tahu membunuh orang tidak bisa dengan modal nekad saja, kan?"

Diamante berkata sambil mengernyit.

"Aku punya bom..."

Melihat sikap bocah itu, Diamante sedikit naik pitam.

"Jangan main-main dengan bajak laut, bocah!"

"Nnn.... Behehehe. Baiklah, ikut kami, bocah."

Trebol, Diamante, diikuti Law kembali ke markas Donquixote Family.

Sesampainya di sana, Law bertanya. "Dimana kapten?..."

"Kau pikir Doffy punya waktu untuk anak baru sepertimu?"

"Nnn, kami tahu kau akan mati. Behehehe!! Kapan? Kapan kau akan mati?"

"3 Tahun 2 Bulan lagi..."

Law menjawab dengan dingin.

"Apa dokter yang memberitahumu?"

Diamante bertanya.

"Keluargaku sebelumnya dokter. Aku bisa melihat dari data medis..."

"Uhahaha, bocah yang pintar!"

Law kemudian berkata dengan ekspresi dingin tapi penuh amarah.

"Aku ingin membunuh orang sebanyak mungkin dalam tiga tahun ini... Aku ingin menghancurkan semuanya!"

"Uhahaha! Bocah gila!"

Diamante tertawa kagum melihat kenekatan Law dan kemudian berkata. "Yah, kami juga menerima bocah, sih. Ada sekitar 100 bocah yang pernah mendatangi kami. Tapi kebanyakan dari merengek dan kabur setelah 2 hari."

Tiba-tiba ada seseorang muncul dari luar yang ternyata adalah Buffalo.

"Niin! Trebol-sama, Diamante-sama! Cora-san sudah kembali!"

Melihat Buffalo, Diamante kemudian berkata pada Law sambil menunjuk kepada Buffalo dan dua anak lain yang duduk di sofa lain di sudut ruangan.

"Lihat, mereka juga bocah, tapi mereka bisa bertahan. Itu Buffalo. Dan yang duduk di sana Lepus dan Brisa."

Kemudian seseorang masuk.

"Dan itu yang baru datang adalah..."

*brakk

Seseorang yang baru datang itu tiba-tiba jatuh terpeleset saat berjalan memasuki ruangan.

"Ahahaha! Dia jatuh!"

Brisa tertawa melihat orang itu jatuh.

Sementara Buffalo menunjuk-nunjuknya.

"Dia jatuh! Niin!"

Seseorang itu kemudian berdiri dan menghampiri Buffalo. Dia menarik Buffalo dan membantingnya.

"Ugh!"

Setelah itu, orang yang baru datang itu, menuju sofa dan duduk. Sementara itu, Brisa membuatkan teh untuknya.

"Cora-san, ini tehnya. Masih panas."

Orang baru datang yang dipanggil Cora-san mengambil teh itu dan meminumnya.

*buffttt

"Ahahaha!"

Melihat tingkah laku kikuk Cora-san, Law hanya diam saja dan menatap dingin.

"Corazon, kerjaanmu sudah selesai? Mana hasilnya? Kita harus jujur kalau soal uang."

Diamante menanyakan soal kerjaan pada Corazon.

"Sampai dimana tadi... Jadi, namamu Law, kan? Dia Corazon, eksekutif juga. Dia agak bodoh dan kikuk, tapi kerjanya bagus. Mungkin karena garis keturunan. Dia adiknya Kapten Doffy. Dia bisu karena trauma buruk waktu masih kecil."

Corazon berdiri dan menghampiri Law, kemudian mencengkeramnya.

"Oh! Dan juga... Berhati-hatilah. Dia benci bocah."

Corazon melempar Law keluar jendela.

"Wah, dia akan mati!"

"Dia jatuh di tumpukan rongsokan besi!"

Melihat Law yang dilempar ke luar jendela, Brisa dan Buffalo panik karena ruangan ini di lantai dua.

Sementara itu, Corazon dengan tenang menyulut rokok. Atau seharusnya begitu, tapi dia malah membakar bajunya.

"Cora-san terbakar!"

~~~

Sementara itu, Law yang berada di tumpukan rongsokan...

"Apa-apaan orang itu...! Akan kubunuh dia!"