webnovel

Seon Ho

Di rumah ...

"Kookie ... Aku minta ijin. Aku mau bawa Seon Ho pulang ke rumah setelah daycare. Cuma sampai jam 5 sore aja. Sampai ibunya pulang kerja."

"Noona sudah tanya ibunya?"

"Belum. Aku minta ijin kamu dulu."

"Bocah yang rambutnya plontos itu, ya?"

"Iya. Ayahnya baru saja meninggal. Jadi ibunya harus kerja."

"Nggak pa pa kalau itu nggak ngerepotin Noona."

Keesokkan harinya ...

Hana dan Kiki menemani Seon Ho lagi. Ketika ibunya datang, Hana hendak mengatakan sesuatu.

"Seon Ho eomma. Apa boleh kita berbincang sebentar?" Hana bertanya.

"Boleh."

"Saya ibu dari Kiki yang juga dititipkan di daycare. Apa boleh mulai besok setelah daycare, saya mengajak Seon Ho main di rumah saya bersama Kiki?"

Ibu Seon Ho berpikir sejenak.

"Kalau Seon Ho eomma keberatan nggak pa pa." Hana tidak ingin memaksa ibu Seon Ho.

"Saya tidak keberatan. Sebenarnya saya sangat berterima kasih. Sejak ayahnya meninggal, Seon Ho jadi pendiam. Tapi sejak Kiki ada di daycare, Ia jadi lebih sering tersenyum. Di rumah ia selalu bercerita tentang Kiki. Katanya Kiki itu lucu. Seon Ho memang selalu ingin mempunyai adik. Bahkan ia memberikan ikan miliknya ke Kiki yang orang lain termasuk saya tidak boleh mendekat ke ikan kesayangannya."

Hana tahu menjadi Single mother tidak mudah. Beban yang seharusnya dibagi dua harus ditanggung satu orang. Apalagi biaya hidup jaman sekarang yang cukup besar.

Untuk saat ini mereka berpamitan.

"Hyun ... Bye ... Bye ..."

"Bye ... Bye ..."

Keesokkan harinya Seon Ho ikut pulang dengan Kiki ke rumah Hana. Ibu Seon Ho menjemput Seon Ho di rumah Kiki setelah pulang bekerja.

Kiki dan Seon Ho melihat satu ekor ikan pemberian Seon Ho. Seon Ho membuka tasnya dan mengambil beberapa butir makanan ikan lalu menaruhnya di tangan Kiki supaya Kiki bisa memberi makan ikan.

Kiki senang melihat ikan memakan makanan yang baru saja ia taruh.

"Ki ... Seon Ho ... Ayo makan ..." Hana baru saja selesai masak. Mereka pun makan bersama.

Sejak ada Seon Ho bisa dibilang beban Han sedikit berkurang. Seon Ho yang dua tahun lebih tua bisa menjaga Kiki. Jadinya Hana bisa melakukan pekerjaan rumah tanpa direpoti Kiki yang ingin ditemani bermain.

"Eomma ... Main ..." Kiki menggerakkan rok Hana. Ia ingin bermain bersama Hana. Sedangkan Hana masih membersihkan kamar mandi.

"Ki ... Eomma Kiki masih sibuk. Main sama Hyung aja," ajak Seon Ho.

Begitu juga saat Kiki merengek meminta mainan baru di mini market.

"Kiki nggak boleh seperti itu. Appa Kiki kerja banting tulang cari uang. Kiki nggak boleh boros."

Entah kenapa perkataan Seon Ho itu seperti magic. Kiki berhenti merengek walaupun matanya masih memandangi mainan yang ia inginkan.

Setelah selesai makan ...

"Ikan tidur." Kiki melihat ikan yang ada di dasar toples.

"Bukan, Ki. Ikannya sekarang pergi jauh. Ia pergi ke surga." Seon Ho berucap. Ia lalu mengambil tisu dan menaruh ikan yang sudah tidak bernyawa.

"Imo ... Tolong kuburkan ikannya dengan baik." Seon Ho berpesan ke Hana sambil menyerahkan bungkus tisu berisi ikan yang sudah tidak bernyawa.

Seon Ho sungguh dewasa untuk anak seusianya.

Hari Minggu saat daycare tutup, Hana dan Jung Kook membawa Kiki ke rumah ayah dan ibunya. Sesampainya di sana, Jung Kook dan Kiki menuju ke taman belakang rumah. Jung Kook menggali lubang kecil di tanah dan menaruh ikan. Kemudian menutupinya dengan tanah.

Jung Kook dan Kiki kemudian masuk ke dalam rumah.

"Ibu ... Noona sudah test pack. Hasilnya positif." Jung Kook memberitahu ibunya. Ibu mereka senang mendengarnya. Setidaknya dengan adanya adik Kiki, hubungan mereka akan lebih kuat.

"Cuma Noona belum berani ke dokter."

Hana hanya takut bila dokter mengatakan ia tidak hamil.

"Kiki juga sudah masuk daycare dekat rumah." Jung Kook berkata lagi.

Hana, Jung Kook dan Kiki menginap di rumah orang tua mereka.