Jung Kook sedang berlatih di tempat latihannya. Melatih tinju dan tendangannya. Menguatkan otot-ototnya. Push up, Chin up, squat, mengangkat beban.
"Capeeekkk"
Jung Kook beristirahat sebentar dan mengecek ponselnya. Ada pesan dari Hana.
"Kookie"
"Aku hamil"
Hana juga mengirimkan foto test pack dengan dua garis.
Noona hamil?
Jung Kook mengerjapkan matanya. Ia melihat lagi gambar test pack. Betul ada dua garis di sana.
Jung Kook sangat senang. Ia akan mempunyai anak lagi dari istrinya. Rumah mereka akan menjadi lebih ramai.
Tapi nanti perhatian Noona akan semakin berkurang untukku.
Noona akan lebih memperhatikan Kiki dan bayi kami.
Eh ...
Nggak boleh iri dengan anak sendiri.
Aku harus lebih semangat lagi.
Aku harus lebih rajin berlatih lagi.
Aku harus sering menang.
Ada satu orang lagi yang menjadi tanggung jawabku.
Sore hari Jung Kook pulang ke rumah. Ia mandi bersama Kiki.
Hana sedang menyiapkan makan malam.
Jung Kook dan Kiki selesai mandi.
"Appa ... Appa ..." Jung Kook mengajari Kiki untuk dapat segera memanggilnya appa.
"Makanan sudah siap. Ayo kita makan" ajak Hana.
Mereka makan bersama. Jung Kook makan sambil menyuapi Kiki yang berada di kursi anak.
"Noona ... Kalau anak kita perempuan aku ingin menamainya Mimi" kata Jung Kook.
"Tapi aku ingin menamainya Sasa. Dari kata Cheon Sa yang artinya malaikat" Hana tidak setuju.
"Mimi" Jung Kook bersikeras.
"Kamu, kan sudah menamai Kiki. Sekarang giliran aku" Hana juga tidak mau kalah.
"Ya sudah. Aku mengalah. Habis Sasa lahir, kita bikin Mimi" Jung Kook tersenyum nakal.
"Dua aja cukup" Hana tak ingin menambah anak lagi.
"Tiga" Jung Kook bersikeras.
"Dua" Hana tetap pada pendiriannya.
"Habis angka dua, angka berapa?" tanya Jung Kook.
"Tiga" Hana menjawab.
Jung Kook menjabat tangan Hana "Deal"
"Kookie ... Aku hanya menghawatirkan biaya hidup kita. Sekarang semua serba mahal. Terutama biaya pendidikan. Aku ingin Kiki dan adiknya bisa jadi sarjana" Hana khawatir.
Hana dan Jung Kook hanya lulusan SMA. Hana ingin pendidikan anak-anak mereka lebih tinggi.
"Noona tenang saja. Aku yang akan mencari uang. Aku akan berusaha menang sebanyak mungkin"
Jung Kook harus menang supaya ia bisa mendapat bonus. Atau menunjukkan pertandingan yang seru.
Selesai makan, Hana mencuci piring bekas pakai.
"Appa ... Appa ..." Jung Kook mengajari Kiki lagi. Tapi Kiki hanya memperlihatkan senyum manisnya.
Eh ... Betis Noona kenapa berdarah?
(Noona memakai rok)
Noona haid?
Tidak mungkin.
Noona hamil.
Tidak mungkin ia haid.
Badan Hana oleng. Untunglah Jung Kook masih sempat menangkap tubuh Hana sebelum jatuh ke lantai.
"Noona ... Noona ..." Jung Kook menepuk-nepuk pipi Hana. Mencoba menyadarkan Hana.
Hana tidak merespon. Ia pingsan.
Jung Kook menelpon ibunya untuk segera datang ke rumah menjaga Kiki. Ia segera menggendong Hana dan membawanya ke rumah sakit.
"Noona ... Bertahanlah" batin Jung Kook.
Di rumah sakit ...
Dokter memberitahu Jung Kook kalau Hana mengalami keguguran. Bayi mereka tidak selamat.
Jung Kook menangis. Ia sudah menunggu kehamilan istrinya.
Hana masih belum sadar.
Ayah mereka datang. Membawa baju ganti. Jung Kook membasuh tubuhnya yang terkena darah.
Jung Kook menangis di bawah guyuran air shower.
Apa yang harus aku katakan bila nanti Noona bangun?
Apa ia akan bisa menerima berita duka ini?