Di rumah sakit ...
Jung Kook melihat Hana yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Noona ...
Apa yang harus kukatakan bila kau sadar nanti?
Apa kau akan bisa menerima kabar sedih ini?
Adik Kiki yang sudah begitu kita nantikan sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan kita.
Jung Kook saat ini hanya bisa menjaga Hana.
Beberapa jam setelah pendarahan ...
Hana perlahan membuka matanya.
Perutku terasa sakit.
Di mana ini?
Ini bukan tempat tidur kami.
Ini kamar rumah sakit?
Hana melihat Jung Kook. Hana menyentuh perutnya. Jung Kook hanya menggelengkan kepalanya.
Air mata mengalir deras di pipi Jung Kook. Hana tau itu artinya ia sudah kehilangan adik Kiki. Hana juga ikut menangis.
"Hiks ... Hiks ..."
"Hiks ... Hiks ..."
Saat ini mereka berdua berduka. Kehilangan sesuatu yang sudah mereka nantikan. Mereka bahkan sudah menyiapkan nama untuk adik Kiki kemarin malam.
Hana tau bila salah satu ada yang bersedih, entah itu dirinya atau Jung Kook, yang lain akan menghibur pihak yang sedih.
Tapi saat ini mereka berdua sama-sama bersedih. Hana tau ia masih Noona Jung Kook. Ia kakak Jung Kook. Ia harus menghibur Jung Kook walau dirinya juga sangat sedih.
Kookie ... Jangan menangis lagi ...
"Sini ..." kata Hana sambil menepuk ranjang tempat ia berbaring.
Jung Kook berbaring di sebelah Hana. Ia menghapus air mata Jung Kook dengan jari-jarinya. Tapi ia sendiri malah tidak bisa menghentikan tangis.
Hana dan Jung Kook berpelukan.
Good bye our little one
It's hard to loose you
But ...
We'll always remember about you
🌼🌼🌼
Setelah beberapa hari, kondisi tubuh Hana sudah membaik.
Hana sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Tapi Jung Kook masih berduka. Ia sangat mengharapkan anak lagi. Bagi Jung Kook, Kiki saja tidak cukup untuk mempererat hubungan mereka. Ia butuh anak lagi untuk mengikat Hana.
Di rumah ...
Aku harus menghiburnya ~ pikir Hana.
Hana memakai pakaian minim. Ia mengenakan tank top dan hot pants. Ia menyetel lagu "Senorita" untuk membangkitkan mood mereka. Ia berjalan perlahan mendekati Jung Kook.
"Noona ... Jangan menggodaku. Noona tau, kan kita belum boleh melakukannya" kata Jung Kook.
"Siapa yang bilang tidak boleh" kata Hana sambil duduk di pangkuan Jung Kook.
"Kalau begini masih boleh" Hana mencium bibir Jung Kook. Turun ke leher.
Jung Kook menggendong Hana dan membawanya ke ranjang. Ia mulai mencium Hana.
🌼🌼🌼
Jung Kook pov
Kenapa bibir Noona naik turun?
Kenapa Noona mendesah segala?
Noona melakukannya di dalam mimpi?
Suster datang hendak mengecek suhu tubuh dan tekanan Noona.
"Noona bangun" aku menepuk-nepuk lengan atasnya.
Noona terbangun. Suster memeriksa suhu tubuh dan tekanannya.
"Suhu tubuh dan tekanan darahnya normal" kata suster.
"Terima kasih suster" kataku.
Suster pun meninggalkan kamar.
"Noona tadi kenapa mendesah?" tanyaku.
Noona menutupi wajahnya dengan selimut.
"Noona melakukannya denganku, kan?" aku tidak akan merelakan Noona melakukannya dengan orang lain walau hanya dalam mimpi.
Noona menganggukkan kepalanya.
Aku membuka selimutnya. Wajah Noona sudah sangat merah. Hampir sama merahnya dengan kepiting rebus.
"Siapa yang lebih hebat?" tanya Jung Kook.
"Jung Kook yang asli atau yang ada di mimpi Noona?" Jung Kook bertanya lagi.
"Akan aku buktikan kalau yang asli lebih hebat" aku mencium Noona.