Pagi telah menjelang tiba, suara notifikasi ponsel milik Fadil telah membangunkan mereka berdua. Fadil meraih ponsel miliknya, berada tepat di samping bantal. Rupanya Dimas mengirim sebuah chat kepada dirinya.
"Sayang dari siapa?" tanya Sarah.
"Dimas, katanya dia mau ke sini."
"Kapan?"
"Jam sepuluh pagi, itupun kalau enggak ngaret."
"Kalau begitu, aku akan masak sedikit lebih banyak!" ujarnya bersemangat.
Sepasang kekasih, berjalan keluar dari kamar. Sarah mulai memanaskan wajan lalu memasukan lima sendok minyak. Gadis itu, mulai memasak nasi goreng sebagai menu sarapan pagi. Sementara itu, Fadil duduk santai sambil menikmati acara kartun di televisi. Dia berharap, luka di dalam hatinya setidaknya bisa berkurang. Walau kenyataan, dia sama sekali tidak bisa menikmatinya secara keseluruhan karena luka yang sedang dia derita saat ini. Tetapi, dia berusaha untuk fokus menikmati acara televisi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com