Tangisan Luna semakin menjadi-jadi. Dia memeluk Fadil dan Sarah, dengan sangat erat. Sejak tadi, Fadil bertanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Namun, dia masih terus saja menangis sembari mengungkapkan rasa benci terhadap papahnya. Fadil mengusap kepalanya, sedangkan Sarah mengusap punggungnya. Mereka berdua, terus menenangkan gadis berambut putih hingga tangisannya mereda.
"Aku benci papah!" ucapnya dengan lantang sambil memeluk sahabatnya.
"Sudah-sudah, dari pada kamu berkata seperti itu lebih baik kamu ceritakan semuanya kepada kami," kata Sarah sambil mengusap kepalanya.
"Itu benar, setidaknya beban di hati hilang jika kamu menceritakannya," kata Fadil sambil mengusap punggungnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com