Mereka berdua duduk, menghadap perapian yang mulai padam. Angin sejuk mulai berhembus, daun-daun mulai berterbangan tertiup angin. Sarah teringat cerita Luna, mengenai permasalahan Raka dan sahabatnya Kembang.
Dia merasa cemas dan penasaran, mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua. Sebab selama ini, Kembang selalu bersikap seolah tidak terjadi apapun.
"Mohon maaf Putri, bukannya sekarang bagi Putri untuk melatih Elisa?" tanya Kembang lalu Sarah berkata,"Tidak."
"Kenapa?"
"Aku sengaja, datang ke mari untuk berbincang-bincang denganmu. Lagi pula, ada Luna dan pelayanan itu yang melatih Elisa."
"Begitu rupanya, bagaimana rasanya Tuan Putri melatih Elisa?"
"Anak itu, suara keluhannya membuat telingaku sakit. Tetapi, selesai latihan pasti ia membanggakan diri. Apalagi menerima pujian, semangatnya langsung berapi-api. Padahal anak itu, selalu bermalas-malasan di rumah. Sungguh menggemaskan," ujarnya lalu tertawa membuat Kembang tersenyum.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com