Salah satu dari mereka menembak Pak Yudi. Timah panas, kini kelah bersarang di dada kanannya. Darah mengucur dengan deras, Tina dan Sang Ibu sangat terkejut lalu menoleh ke arah Sang Ayah sudah terkapar di atas lantai. Mereka semua, terkejut sekaligus ketakutan melihat kedatangan empat orang misterius membawa senjata api.
"Ayah!" teriak Tina mendekati ayahnya sambil menangis histeris.
Amarah mulai memuncak, Tina meraih sebuah obeng lalu dia berlari dan hendak menikam orang yang menembak ayahnya.
"Tina jangan!" teriak Sang Ayah.
Tidak disangka, lelaki bertopeng menghantam wajahnya dengan pukulan. Dia terpental dan mengenai rak sembako hingga berjatuhan. Kepala gadis itu membentur tembok, seluruh tubuhnya tertimbun oleh barang-barang sembako dan dia tidak sadarkan diri. Seluruh warga keluar dari rumah, mereka semua memegang senjata tajam. Belum sempat mereka mendekat, sebuah tembakkan peringatan nyaring terdengar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com