Perlahan, butiran cahaya mulai menghilang. Kini mereka semua, berada di Dimensi Hantu tepatnya masih halaman rumah kedua orang tua Fadil. Hanya saja, langit berwarna jingga dan banyak sekali makhluk halus dengan rupa yang mengerikan. Tubuh mereka, mengeluarkan aura hitam dan cahaya ungu.
"Rupanya, makhluk-makhluk menjijikan ini adalah makhluk kiriman seseorang," kata Luna.
"Ayo tunggu apa lagi? Kita bantai!" kata Fadil dengan penuh semangat.
"Siap!" ucap kompak ketiga gadis itu dengan penuh semangat.
Fadil melesat cepat sambil menggenggam katakana miliknya. Api Brajamusti mengalir pada kedua telapak tangannya lalu terhubung pada gagang hingga ujung katana. Katana tersebut mengeluarkan api yang sangat panas. Sepasang Mata Dewa bersinar terang, kedua lengannya berubah menjadi bara api.
"Brajamustiku teknik pertama, tarian Naga api?" bergerak melingkar dan berputar-putar layaknya seekor ular sambil menebas musuh-musuhnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com