webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Acción
Sin suficientes valoraciones
205 Chs

181. Memberi Maaf

Adistia datang memang tidak dengan tangan kosong. Dia membawa sebuah rantang susun. Susano bisa menebak rantang tersebut berisikan nasi dan lauk pauknya.

Namun, dia sok jual mahal. Tatapannya seolah-olah tidak menyadari rantang yang dibawa Adistia.

"Aku masak banyak hari ini. Jadi, aku bawakan sebagiannya kemari."

Adistia mengangkat rantangnya tinggi-tinggi, setidaknya sejajar dengan bidang dada Susano. Sengaja dia melakukannya agar pria berstatus adik iparnya itu tergoda saat mencium aroma dari masakannya itu.

"Terima kasih, Kak. Seharusnya kakak engga usah repot-repot mengantarkan makanannya ke sini. Kakak bisa telpon aku dan nanti akan kusuruh orang untuk mengambil makanannya."

Meski berat, Susano pun menerima rantang tersebut. Diakuinya aroma masakan yang ada di dalam rantang begitu enak, sampai membangkitkan selera makannya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com