Arumi pun masuk kamar, mengunci dirinya di sana. Menangis sekeras mungkin, meluapkan kemarahannya akan sikap Frans yang tidak lagi menyayanginya.
"Arumi, Sayang! Buka pintunya, Nak!" Frans pun mengetuk-ngetuk pintu kamar putri semata wayangnya itu.
Arumi pun mendengar panggilan Daddy-nya, "Aku benci Daddy! Aku benci Daddy! Daddy udah engga sayang sama aku! Daddy cuma percaya sama Venus dan bukan aku! Daddy, udah berubah! Aku benci Daddy!"
Dia berteriak dan Frans dapat mendengar apa yang diserukan putri kecilnya itu. Biarpun usianya hampir menginjak tiga puluh tahun, tetapi Frans selalu menganggapnya anak-anak.
"Bukan seperti itu yang Daddy maksud, Sayang! Daddy sama sekali tidak berubah. Kasih sayang Daddy selalu besar untukmu. Putri kecil Daddy!"
"Aku benci Daddy! Aku engga mau lihat wajah Daddy lagi!" serunya dari dalam kamar. Frans pun bingung, harus bagaimana meredam kemarahan putrinya itu?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com